Skip to content

Xi Jinping Kunjungi Tiga Negara ASEAN: Respons Trump Diperhatian


PRESIDEN Cina

Xi Jinping

membuka perjalanan lima hari di tiga negeri Asia Tenggara tersebut, yakni

Vietnam

, Malaysia serta Kamboja. Dilansir



Xinhua



, kunjungan ini memperkuat lagi kelanjutan dan kestabilan dalam diplomasi lingkungan bersama dengan tujuan mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan pembangunan di Benua Asia.


Tampaknya kunjungan ke ketiganya itu negeri-negeri tersebut terjadi secara bersamaan atau mungkin tidak, tepat di saat-saat kritis.

perang tarif

Yang memanas adalah sengketa antara AS dan China. Amerika Serikat sudah menetapkan tariff senilai 145% untuk produk-produk yang diimpor dari China. Di pihak lain, China menerapkan bea masuk sebanyak 125% pada barang-barang yang berasal dari AS.


Apakah Kedatangan Xi Jinping Berkaitan dengan Tarif yang Dikenakan Trump?


Xi Jinping, seperti yang dilaporkan dalam sebuah artikel di



Nhan Dan



Menurut sastra resmi dari Partai Komunis Vietnam, mereka menyampaikan pesan “Kita akan setia kepada nilai-nilai persaudaraan, tulus hati, saling menguntungkan, serta bersikap terbuka. Kita bakal melanjutkan upaya dalam merumuskan strategi demi mengeratkan ikatan pertemanan dan kolaborasi dengan negera sekitar. Selain itu kita juga akan selalu meningkatkan hubungan baik ini guna mendukung proses modernisasi di Benua Asia.”


Sesuai dengan laporan dari media milik negara China, Xi menggarisbawahi pada hari Senin bahwa kedua negara, yaitu Cina dan Vietnam, perlu “melawan tekanan unilateral serta mempertahankan kestabilan dalam sistem perdagangan global yang terbuka.”


Kunjungan internasional pertama Xi Jinping pada tahun ini dilihat sebagai upaya diplomasi untuk mendorong kolaborasi saling menguntungkan. Secara umum, perjalanan ini diartikan sebagai tindakan untuk meningkatkan hubungan antar negara dalam wilayah tersebut, melindungi jalur perdagangan, serta menyeimbangkan kekuatan Amerika Serikat yang kian bertambah di kawasan Indo-Pasifik.


Dilansir



Money Control



, Beijing mencoba menyajikan diri sebagai pilihan yang lebih stabil dibandingkan dengan Trump yang tak menentu, yang baru-baru ini mengumulkan -dan setelah itu kebanyakan membatalkannya- bea masuk skala besar yang telah menggoncangkan pasar global.


Tingkat tarif Amerika Serikat – yang bisa mencapai hingga 145% – telah memberikan dampak signifikan. Ekспортер Tiongkok dalam bidang-bidang utama seperti elektronik, kendaraan listrik, panel suria, serta mesin berat sedang mengalami pencabutan pesanan dan penundaan pengiriman. Perusahaan jasa logistik melihat peningkatan jumlah panggilan dari pelanggan yang ingin merombak jalur atau bahkan membatalkan pengiriman saat mereka masih dalam transit.


Kenapa Vietnam, Malaysia, dan Kamboja?


Tiga negara itu termasuk dalam Grup ASEAN yang mempunyai transaksi dagang paling besar dengan China senilai $962,28 miliar pada tahun lalu, di mana nilai ekspornya ke China adalah $575 miliar.


Beberapa analis China telah menyoroti karakteristik dagang yang bersaing secara ketat antara China dan negeri-negeri sebelahan di kawasan Asia. Nusa-nusa ASEAN merupakan wilayah dengan perekonomian berbasis pada pengekspotan produk ke Amerika Serikat sebagai pangsa pasarnya yang signifikan. Hal tersebut bisa mencegah usaha Beijing dalam merapatkan barisan mereka, suatu situasi kompleks ditambah lagi dengan adanya pertentangan wilayah baik di darat maupun laut. Lebih jauh lagi, China masih belum menjelma menjadi destinasi alternatif yang kuat untuk substitusi Amerika Serikat atas hasil-hasil produksi dari area Asia Tenggara.


Vietnam, suatu negeri dengan industri manufactur kuat, serta Kamboja, tempat sektor tekstil dan alas kaki amat menentukan untuk ekonominya, adalah dua negara yang mengalami imbas paling merugikan akibat bea masuk Amerika Serikat seninakan 46% dan 49%. Di sisi lain, Malaysia memiliki peranan geopolitikal signifikan dan jadi aktor utama di Selat Malaka. Letaknya di Laut China Selatan masih mempertahankan posisi diplomatik netral, menjadikannya potensial sebagai penyeimbang dalam pertarungan kepentingan tersebut.


Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), yang terdiri dari 10 anggota, menjadi pembeli utama produk China tahun kemarin. Berdasarkan data dari otoritas Bea Cukai China, total impornya mencapai nilai $586,5 miliar untuk berbagai macam barang dari China.


Vietnam menjadi negara ASEAN dengan impor tertinggi dari China sebesar $161,9 miliar, disusul oleh Malaysia yang mengimpor produk-produk Cina senilai $101,5 miliar pada tahun 2024.


Vietnam sudah lama menggunakan strategi “diplomasi bambu”. Upaya mereka adalah untuk mempertahankan hubungan harmonis dengan China dan Amerika Serikat. Meskipun negara ini memiliki keresahan serupa dengan AS tentang peningkatan tindakan keras Beijing di Laut Tiongkok Selatan yang kontestatif, Vietnam masih memiliki ikatan ekonomi kuat dengan China.


Pada saat bersamaan, Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil menyampaikan bahwa kedatangan Xi merupakan “sebagai bagian dari usaha pemerintah… dalam mendorong hubungan perdagangan yang lebih kuat dengan bermacam-maca negara seperti China.”


Setelah itu, Xi akan melanjuti perjalanannya pada hari Kamis menuju Kamboja, salah satu mitra paling setia dari China di kawasan ASEAN dan tempat Beijing sudah semakin meningkatkan pengaruhnya selama beberapa tahun belakangan. Pada upacara pembukaan sebuah proyek jalan yang dibiayai China baru-baru ini, Perdana Menteri Hun Manet menyatakan: “Hubungan antara Kamboja dengan China tak mengalami perubahan…dan kita akan tetap menjaganya agar menjadi lebih kokoh.”


Dia menyampaikan bahwa kedatangan Xi akan memperkuat ikatan erat antara keduanya dan ia merujuk kepada China sebagai “mitra utama” untuk kemajuan infrastrukturnya di Kamboja.


Menguatkan kemitraan dengan negara-negara ASEAN sekitar bisa mendukung untuk menyeimbangkan efek dari AS yang semakin tutup diri, yakni sebagai pembeli utama produk-produk China pada tahun kemarin.


Bagaimana Reaksi Trump?


Presiden AS

Donald Trump

menuding bahwa kedatangan Presiden Xi ke Vietnam, di mana dia menghormati Ho Chi Minh dan menyetujui puluhan perjanjian kolaborasi, bertujuan untuk “membingungkan” Amerika Serikat. Kunjungan ini dipersepsikan sebagai komponen dalam usaha Beijing untuk menciderai kepentingan AS.



Al Mayadeen



melaporkan.


Beberapa jam setelah itu, Trump berkomentar kepada jurnalis di Gedung Putih bahwa tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk memperlemah posisi AS. Dia menyatakan tidak ada pihak yang disalahkan, baik China ataupun Vietnam, terkait dengan acara tersebut. “Pertemuan ini cukup menyenangkan… seolah-olah kami sedang berusaha mencari tahu bagaimana caranya merusak Amerika Serikat,” katanya.


Kunjungan tersebut terjadi kurang dari dua minggu sejak Amerika Serikat — pasar ekspor utama Vietnam pada kuartal pertama tahun ini — menerapkan tariff 46% bagi produk-produk Vietnam dalam rangka kempeni pajak globalnya.


Walaupun biaya impor terkait dengan Vietnam serta sejumlah negara lainnya sudah ditangguhkan untuk sementara, China masih harus berurusan dengan bea masuk Amerika Serikat yang cukup besar. Kunjungan kerja Xi Jinping kali ini menjadi perjalanan internasional pertama beliau pada tahun ini; hal itu mencerminkan usaha Pekin dalam mengeraskan ikatan dagang kawasan guna meredakan pengaruh dari aturan tarif tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *