AsahKreasi.CO.ID – JAKARTA.
Warga berebut untuk mendapatkan emas batangan ketika harganya sedang naik drastis. Terlebih lagi sekarang harga tersebut baru saja turun setelah mencapai puncaknya seminggu lalu. Akibatnya, beberapa Butik Emas Logam Mulia milik Antam dipenuhi oleh ratusan orang yang dengan sabar menanti giliran mereka hanya untuk membeli instrumen investasi yang dianggap stabil dan memberikan keuntungan.
Pada hari Selasa (15/4), harga penjualan emas milik Antam tetap bertahan di angka Rp 1.896.000 per gram dan tidak mengalami kenaikan dari nilai sehari sebelumnya.
Peluang ini pun diamankan oleh Nabiel dan Noly. Mereka berdua mendapatkan emas batangan milik PT Aneka Tambang di tengah masa penyesuaian harga logam mulai tersebut. Sebagai pembeli setia, Noly menyatakan bahwa pilihannya untuk membeli emas tak pernah terpengaruh oleh hal-hal luar manapun. Baginya, asalkan dana mencukupi, dia masih akan secara reguler melakukan pembelian ini sebagai cara menabung dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Walaupun berada dalam kondisi yang tak menentu, harga emas tetap cukup stabil, dan justru cenderung naik,” terang Nabiel kepada AsahKreasi.co.id, pada hari Selasa (15/4).
Nabiel, Noly serta beribu warga masih saja memilih untuk membeli koin emas milik Antam di tengah-tengah kenaikan harganya yang signifikan. Mereka yakin bahwa jenis logam mulia ini umumnya menunjukkan trend peningkatan dan lebih stabil jika dibandingkan dengan pilihan investasi lainnya.
Catatan menunjukkan bahwa harga logam mulia Antam naik sebesar 44%.
year-on-year
(yoy) dan 24% secara
year-to-date
Kedua angka tersebut melebihi peningkatan rata-rata tahunan sekitar 5% hingga 6%.
Perlu waspada
Menanggapi fenomena ini,
Financial Planner
Aidil Akbar Madjid menyarankan agar publik tetap berhati-hati menghadapi peningkatan harga logam mulia yang sangat besar ini. Ia khawatir situasi seperti yang pernah terjadi di tahun 2011 akan kembali, saat harga emas naik secara dramatis namun kemudian jatuh mendadak hingga 50% hanya dalam hitungan bulan.
Misalnya saja, apabila perselisihan tariff mulai reda serta Presiden Amerika Serikat (AS), yaitu Donald Trump, menunjukkan kebijakan cerdas saat melakukan negosiasi, maka situasi ekonomi di AS cenderung membaik dan dampak positif tersebut dapat mencapai Indonesia sehingga ikut pulih secara bertahap. Kondisi itu bisa jadi tantangan untuk perkembangan harga logam mulia seperti emas di masa depan.
“Akibatnya, jika berencana membeli saat ini, lakukan pembelian secara mencicil bukan sekali bayar penuh. Pastikan selalu mendiversifikasi portofolio Anda ke dalam instrumen investasi yang lain guna mengurangi tingkat resikonya,” ungkap Aidil kepada AsahKreasi.co.id pada hari Selasa, 15 April.
Dia mencatat bahwa pola tingkah laku warga Indonesia umumnya sangat peka terhadap angka. Ini berarti peningkatan harga emas tersebut sungguh menarik perhatian publik. Akibatnya, banyak di antara mereka yang turut serta membeli emas batangan akrena terpukau oleh trend kenaikan harganya.
“Peningkatan minat akan emas pun menunjukkan seberapa besar keraguan atau penurunan kepercayaan publik terhadap pemerintahan saat ini,” tambahnya.
Terlebih lagi dengan keberadaan mata uang Garuda yang semakin redup akhir-akhir ini, hal tersebut membuat masyarakat condong untuk memilih penyimpanan emas daripada rupiah atau jenis investasi lainnya. Berinvestasi dalam bentuk fisik seperti emas batangan cukup aman dan sesuai bagi penduduk Indonesia yang umumnya berhati-hati dalam urusan finansial.
Aidil pun mengamati, beralihnya minat publik dari perhiasan emas menuju logam mulia berbentuk bar merupakan perkembangan baik. Ini menunjukkan bahwa masyarakat secara bertahap memulai untuk paham kalau barang-barang emas yang bisa diandalkan sebagai bentuk investasi adalah emas batangan.
“Dari segi biaya, tidak ada biaya pembuatan sepeti halnya dengan emas perhiasan. Selanjutnya, kadar kebersihan pada emas batangan mendekati 100%. Ini berarti bahwa apabila dijual kembali, harganya akan tetap tinggi dan sesuai dengan harga pasar global emas,” jelasnya.
Akhirnya berubah menjadi suatu investasi bernilai tinggi yang mencakup seluruh aspek yang diinginkan oleh para investor dalam menghadapi fluktuasi pasar finansial lokal saat ini.
Prospek kedepan
Presiden Komisioner dari HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, turut memberi harapan positif tentang potensi investasi jangka panjang tersebut. Peluang mencapai nilai sebesar Rp 2.000.000 per gram dalam waktu dekat cukup mungkin, sementara tetap memperhatikan pola kenaikan harga emas global.
“Perang dagang ini semakin panas dan tak terlihat adanya penurunan dalam waktu dekat. Sebaliknya, diperparah oleh perlambatan ekonomi serta ketakutan di kalangan masyarakat Amerika Serikat,” ungkap Sutopo pada AsahKreasi.co.id, hari Senin tanggal 15 April kemarin.
Sutopo pun menyadari bahwa antusiasme konsumen terhadap emas batangan naik disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor musiman atau arah trend investasi yang ikut mempengaruhi nilai harganya. Untuk para pemodal dengan horison waktu lama, kenaikan tersebut bisa menunjukkan adanya kebutuhan yang besar serta situasi pasaran yang baik bagi bahan berharga jenis itu.
“Bagi para investor jangka pendek, volatilitas tersebut malah bisa diartikan sebagai peringatan, sebab harga mungkin masih akan mengalami fluktuasi yang lebih besar,” tambahnya.
Menganalisis catatan masa lalu, nilai emas sudah membuktikan tren peningkatan yang konstan seiring berjalannya waktu walaupun sesekali merosot. Keadaan tersebut mencerminkan kemungkinan perkembangan tambahan di masa mendatang.
Beberapa prediksi mengindikasikan bahwa nilai emas dunia kemungkinan akan menyentuh titik tertinggi penting di tahun 2025, namun seperti biasa hal ini bergantung pada situasi pasaran serta perasaan para pemain investasi ke depannya, demikian penjelasannya.
Menurut analisisnya, Sutopo meramalkan bahwa harga emas batangan milik Antam pada akhir tahun 2025 akan berkisar antara Rp 1.950.000 sampai dengan Rp 2.000.000 untuk setiap gram-nya.