WONOSOBO, AsahKreasi–
Tugu khas yang menyerupai biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, tiba-tiba populer di media sosial.
Kecantikan dari patung buaya karya Rejo Arianto bersama tujuh orang lainnya, yang gagah berdiri di sana, telah menyita perhatian publik online sehingga menjadikannya tempat fotografi populer bagi banyak turis.
Menara Buaya yang berada di pintu masuk Kabupaten Wonosobo sukses memperkuat jati diri setempat sambil menambah keindahan visual untuk para tamu yang berkunjung.
Menjadi sorotan karena terkait dengan pembangunan patung-patung berbiaya mahal mencapai ratusan hingga miliyar Rupiah, tugu biawak ini relatif murah dengan pengeluaran dana kurang lebih 50 juta Rupiah saja.
Banyak penduduk lokal dan pelancong sekarang dengan sengaja mengunjungi monumen itu hanya untuk berambil gambar, sehingga menjadi lambang kebanggan tersendiri bagi komunitas setempat.
Gunawan, yang menjabat sebagai Ketua Karang Taruna di Kecamatan Selomerto, mengatakan bahwa monumen tersebut adalah buah dari usaha bersama para pemuda setempat serta didukung oleh masyarakat sekitar saat pelaksanaan konstruksinya.
“Warga sungguh sangat bergairah. Saat ini banyak orang yang menghentikan perjalanan mereka cukup untuk berswafoto di tempat tersebut. Hal itu membuat saya bangga sebab monumen ini dapat menjelma sebagai simbol baru bagi Desa Krasak,” ujarnya.
Menara populer ini sebenarnya bukan memanfaatkan dan Dana Desa, tetapi berasal dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang kemudian dialirkan lewat Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
Ciri khas lokal
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyatakan bahwa gagasan untuk membangun monumen tersebut pertama kali muncul dari para pemuda di Desa Krasak yang berniat meninggikan identitas setempat.
“Biawak kerap ditemukan di wilayah ini dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Monumen ini bukan sekadar lambang, tetapi juga merupakan produk kolaboratif yang pantas untuk didengungkan,” ungkap Bupati Afif dalam pernyataannya pada hari Kamis (24/4/2025).
Bupati pun memberi apresiasinya kepada seniman setempat, Rejo Arianto, yang sukses mewujudkan Monumen Biawak meski dengan dana terbatas sambil tetap menjaga keindahan yang tinggi.
” Ini menghadirkan nuansa segar terkait akses menuju Kabupaten Wonosobo serta potensinya untuk menarik wisatawan lokal,” tambahnya.
Pembangunan monumen tersebut hanya berlangsung selama satu setengah bulan dan melibatkan tujuh pekerja di bawah pimpinan seniman profesional bernama Rejo Arianto. Patung buaya yang sangat menyerupai versi alaminya ini sekarang telah jadi daya tarik utama untuk para tamu yang ingin menciptakan kenangan tak terlupakan.
“Harapannya ini akan memulai dengan tepat pengembangan Desa Krasak menjadi tujuan pariwisata terbaru di Wonosobo,” ujar Bupati.
Dengan kepopuleran Tugu Biawak, Desa Krasak sekarang semakin terkenal sebagai daerah yang menghargai warisan setempat serta memiliki jiwa kerja sama dalam masyarakat.
Foto spot ini ditujukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan sekaligus menjaga warisan budaya setempat.
“Tugu Biawak sekarang tidak hanya berfungsi sebagai ikon desa, tetapi juga bentuk konkret kerjasama antara penduduk setempat, pemerintah, dan seniman lokal yang perlu kita hargai,” ungkap Afif.