AsahKreasi
– Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, mengomentari polemik pemerasan yang terjadi pada pertandingan bulu tangkis bagi atlet muda. Dia mengecam tindakan tersebut.
Pertandingan tunggal putra di kejohanan Sirnas B Kepulauan Riau-Batam kini menjadi topik pembicaraan bagi penggemar badminton nasional.
Pada pertandingan tersebut, tim Sirnas B Kepulauan Riau-Batam yang berasal dari PB Exist, terlihat menekan bola dengan keras guna mendapatkan keunggulan atas lawannya.
Kamera merekam adegan remasan bola dilakukan oleh atlet dari tim PB Exist berpakaian kuning. Klip tersebut kemudian sering tampil di platform-media sosial.
Taufik Hidayat, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, turut menyaksikan insiden tersebut.
Pemain badminton yang meraih medali emas Olimpiade Athens tahun 2004 dalam kategori tunggal putra tersebut mengungkapkan penyesalannya atas insiden serupa yang terjadi pada turnamen untuk atlet muda.
Dia berharap BWF, sebagai organisasi bulu tangkis global, akan menetapkan peraturan jelas mengenai masalah tersebut.
“Itu seharusnya berasal dari peraturannya yang bersifat internasional, yaitu dari BWF, lalu diteruskan kepada federasi setiap negara,” ungkap Taufik Hidayat pasca penutupan Rapat Anggota Komite Olimpiade Indonesia 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 22 April 2025.
Sebagai seseorang yang pernah menjadi pemain bulu tangkis, Taufik Hidayat menganggap perilaku meremas shuttlecock bertentangan dengan semangat olahraga.
“Bagi saya pribadi, itu kurang terpuji dan disayakan,” ujar Taufik Hidayat.
Seperti yang disampaikan oleh Taufik Hidayat, Ketua Masyarakat Pengawas Bulu Tangkis Indonesia (MPBI), Kurniadi mengatakan pentingnya adanya peraturan yang jelas agar para pemain memahami batasan antara hal-hal yang diizinkan dan dilarang.
“Pemerasan ternyata telah berlangsung seiring berjalannya waktu. Tentunya hal ini disepakati bersama sebagai tindakan yang tidak bermartabat dan tak termasuk dalam sistim pengembangan bulu tangkis nasional,” ungkap Kurniadi lewat pesan pendek kepada AsahKreasi.
“Pelaku tak akan mendapat hukuman asalkan pihak yang dirugikan yaitu pemain tim lawan mengajukan protes dan tidak ada peraturan resmi PBSI yang memberi wewenang kepada wasit untuk bertindak,” jelas Kurniadi.
Kurniadi berpendapat bahwa PP PBSI harus menyusun regulasi baru guna menghindari pengulangan insiden serupa di masa depan.
“Maka, langkah yang harus diambil oleh PBSI adalah dengan segera mengimplementasikan regulasi ekstra terkait denda apabila didapati adanya pemain yang mencubit atau mengepakkan bulu tangkis,” jelasnya.
DAN hukuman tersebut harus dikarenakan oleh protes dari para pemain tim lawan atau pihak lain yang berada di luar lapangan, katanya Kurniadi menegaskan.
PB Existent sudah memberikan penjelasan mengenai tindakan meremas ini dan berencana untuk membimbing para pemain terkait.
Leave a Reply