Skip to content

Spider-Man: Sang Pahlawan Komik yang Menggetarkan Dunia

Film The Amazing Spider-Man beradaptasi dari tokoh komik Marvel Comics.

Tokoh fiksi Spider-Man diperkenalkan oleh Stan Lee dan Steve Ditko pada tahun 1961. Karakter ini muncul untuk pertama kalinya dalam komik Amazing Fantasy #15 bulan Agustus 1962, menjadi sumber hiburan yang sangat populer di masa itu.

Superman dibuat sebagai sumber hiburan yang menampilkan seorang pahlawan super namun masih berurusan dengan tantangan kehidupan sehari-hari. Dia merupakan karakter anak yatim piatu yang dirawat oleh Paman Ben dan Bibi May.

Di Indonesia, sebanyak kira-kira 14 judul film Spider-Man sudah diputar di berbagai bioskop negeri kita. Film-film Spider-Man yang paling populer saat ini di tahun 2020 adalah Spider-Man No Way Home serta Spider-Man: Across the Spider-Verse.

Sejarah dan Adaptasi

Sejak 1962, gambaran Spider-Man selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman.

Zaman tahun 1962 merupakan masa emas bagi karakter Spider-Man dengan kesuksesannya mencapai puncak popularitas. Di dekade berikutnya, pada tahun 1970-an, fokus cerita beralih kepada pembahasan masalah-masalah sosial seperti kritisasi terhadap hak-hak warga negara serta dampak dari Perang Vietnam. Zaman 1980-an menjadi titik di mana penampilan visual Spider-Man mengalami transformasi signifikan. Pada periode 1990-an, alam semesta Spider-Man digambarkan lebih banyak dipenuhi oleh situasi-situasi membingungkan dan kompleks. Kemudian, era tahun 2000-an melahirkan variasi baru termasuk Ultimate Spider-Man, Amazing Spider-Man, dan juga Superior Spider-Man. Sedangkan zaman saat ini ditandai dengan pengembangan seri Amazing Spider-Man yang telah dikemas ulang dalam sejumlah produksi film.

Saya pribadi telah melihat adaptasi karakter Spider-Man dari zaman 70-an, 80-an, 90-an, abad ke-21 hingga saat ini.

Beberapa Tanggapan Kritis Tentang Karakter Spider-Man

Spider-Man merupakan karakter arachnid manusia, namun tidak termasuk jenis pahlawan super layaknya Batman.

Hal ini sejalan dengan karakter Superman di dalam komik yang setara dengan tokoh seperti Batman dan Spider-Man.

Spider-Man dibuat untuk menyesuaikan dengan tokoh-tokoh astronaut pada tahun 1961 tersebut. Namun, karakter Spidey alias si laba-laba ini ternyata melanggar tiga aturan tak tertulis di waktu itu, yakni:

Pertama, figur seorang pemuda superhero tak dapat digantikan oleh seekor laba-laba.

Kedua, karakter Spider-Man tidak mempunyai daya tarik khusus karena kekuatannya, jadi penonton muda yang cemas dengan serangga seperti laba-laba mungkin malah menjauhinya, hal itu dapat berdampak negatif pada hasil penjualannya.

Ketiga, karakter Spider-Man dinilai sebagai pahlawan yang penakut.

Selanjutnya, Stan Lee berpendapat bahwa karakter dari Amazing Fantasy yang sesuai untuk penonton adalah “karakter yang kurang heroic dengan ilustrasi yang lebih tenang”.

Spider-Man menjadi sosok yang kontroversial usai menaklukkan penjahat super ternama bernama Chameleon. Hal ini pun memicu berbagai ketertarikan padanya.

Namun, cerita ekspedisi Spider-Man dianggap cukup lokal karena berlangsung di Kota New York saja. Sementara itu, karakter Batman dan Superman diposisikan dalam kotanya masing-masing yang fiktif yakni Gotham untuk Batman dan Metropolis bagi Superman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *