Sempat Tertimbun Bangli, Pintu Irigasi Berusia 60 Tahun di Tambun Akan Kembali Berfungsi


BEKASI, AsahKreasi

Dua pintu air irigasi di aliran anak sungai Kali Baru, Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, kembali terlihat setelah sempat tertimbun bangunan liar selama puluhan tahun.

Kemungkinan besar pintu air irigasi itu telah bermasalah sejak dekade ’90 setelah pembangunan sembarangan mulai melimpah selama tiga kilometer di hulu anak sungai Kali Baru.

Seorang warga setempat, Siran (53) mengungkapkan bahwa dua pintu air irigasi tersebut sudah ada sejak 1965. Hal ini berdasarkan penuturan kedua orangtuanya.

Semasa kecil, ia juga kerap berenang setiap sorenya di sekitar pintu air irigasi tersebut.

“Pintu air ini bukan dari zaman Belanda, dibangunnya sekitar 1965,” kata Siran saat ditemui AsahKreasidi lokasi, Senin (5/5/2025).

Siran menuturkan, pintu air irigasi tersebut dulunya mempunyai peran krusial untuk tumbuh dan kembangnya area persawahan di Desa Sumberjaya.

Tidak mengherankan bila lahan sawah di Desa Sumberjaya saat masih anak-anak tidak pernah kering sama sekali.

“Perairan ini zaman dulu kan memang buat sawah, buat mengairi sawah. Airnya juga jernih,” kata Siran.

Di tahun 1990-an, lingkungan desa Sumberjaya yang dahulunya sangat menyejukkan mata perlahan mengalami perubahan akibar arus masuknya penduduk dari daerah lain di luar Bekasi.

Sebagian besar dari mereka mendirikan bisnis langsung di atas terusan irigasi tersebut.

Banyak juga penduduk yang berani membanjiri saluran air menggunakan tanah untuk menjadi dasar pembangunan rumah mereka.

Kondisi ini membuat aliran air tersumbat, air tak lagi mengalir ke persawahan tetapi meluap ke permukaan jalan.

“Dengan cepatnya perkembangan, sungai yang seharusnya menyuburkan sawah kini tidak lagi bermanfaat. Alirannya menjadi tak teratur,” katanya.

Setelah bertahun-tahun tidak digunakan, Siran menginginkan agar pintu air serta sistem irigasinya dapat bekerja dengan baik lagi.

Dia menginginkan agar kanal air dan sistem irigasi dapat beroperasional kembali walaupun lahan pertanian semakin mengecil seiring dengan perkembangan wilayah menjadi daerah pemukiman.

“Kalau ada yang mau usaha jangan permanen lagi kayak kemarin, kalau selesai, ya keluar,” imbuh dia.

Artikel menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com