AsahKreasi
, BANDUNG—Rencana reaktivasi jalur
kereta api
(KA) di Jawa Barat kembali menjadi sorotan bersama dengan janji gubernurnya untuk Jawa Barat
Dedi Mulyadi
yang berkeinginan untuk meningkatkan sarana transportasi umum.
Proyek skala besar ini berfokus pada penghidupan ulang beberapa lintasan kereta api yang sudah tidak digunakan untuk waktu yang lama. Di samping membantu dalam hal mobilitas penduduk dan penyaluran barang, kegiatan ini diharapkan bisa memicu perkembangan ekonomi lokal.
Rencana itu memperoleh tanggapan menguntungkan dari sejumlah kelompok, bahkan dari para eks pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI). Mantan Executive Vice President KAI Divisi Operational Wilayah (Divre) 2 Bandung, Saridal Partoyo, menjadi salah satunya yang menunjukkan persetujuannya. Dia menjelaskan bahwa tindakan Kang Dedi, nama panggilan untuk gubernur tersebut, sebagai suatu putusan strategi yang layak didorong lebih lanjut.
Pemrov Jawa Barat Masih Perlu Diskusi dengan KAI dan Kemenhub untuk Reaktifitas Jalur Kereta Api
“Kegiatan reaktivasi ini tidaklah terlalu baru, karena jalur kereta api dari Garut hingga Cibatu sudah menjadi proyek perdana yang dikerjakan sebelum masa pandemic. Namun, untuk merealisasikan sesuatu seperti itu dalam jangka pendek sungguh merupakan tantangan,” ungkap Saridal saat berada di Bandung pada hari Selasa, 22 April 2025.
Menurut dia, ada beberapa langkah yang perlu dijalankan oleh Pemprov Jawa Barat supaya revitalisasi bisa berhasil dan sesuai tujuan. Langkah pertama melibatkan komunikasi aktif dengan pihak pusat, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Kementerian Keuangan.
:
KAI Wisata MenawarkanDiskon 21% pada Tiket Kereta Mewah, Lihat Syaratnya
“Ketiga departemen tersebut memiliki peranan signifikan dalam proses pengambilan keputusan serta pembiayaan, termasuk bekerja sama dengan PT KAI selaku operator utama,” jelas Saridal.
Saridal menyebutkan bahwa mendirikan tim antarsektoral pun penting untuk dilakukan. Idealnya, komposisi tim tersebut mencakup perwakilan aparatur wilayah, pemerintah kabupaten atau kotamadya, Pemprov Jabar, serta bantuan dari TNI dan Polri. Selain fokus pada aspek pembebasan tanah, tugas mereka juga meliputi pendidikan dan penyuluhan bagi warga yang berpotensi terpengaruh.
:
Dedi Mulyadi Kembali Dorong Ide Revitalisasi 5 Koridor KA
” Ini sangat berarti sebab banyak rute lama saat ini telah ditutup oleh struktur tetap. Tanpa metode meyakinkan, proses pengambilalihan tanah dapat memicu perselisihan masyarakat yang signifikan,” ungkapnya.
Langkah selanjutnya ialah merancangkan anggaran yang komprehensif. Ini mencakup perencanaan bukan hanya untuk penghancuran struktur lama dan konstruksi fizikal infrastruktur seperti rel, tiang penyangga, dan sistem sinyal, namun juga melibatkan perkiraan beban biaya dalam periode waktu yang lebih panjang.
Saridal menggarisbawahi bahwa reaktivasi tidak hanya terkait dengan aspek keuangan, tetapi juga berkaitan erat dengan kerjasama antara berbagai lembaga.
Dia menyebutkan bahwa, melihat dari pengalamannya mengerjakan proyek jaringan kereta api Garut – Cibatu, proses revitalisasi dapat membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun. Oleh karena itu, tujuan untuk menuntaskan proyek semacam ini dengan cepat, terlebih lagi dalam satu tahun yang sama, dianggapnya tidak masuk akal.
“Menurut langkah-langkah yang tersedia, akan sangat challenging untuk menuntaskan reaktivasi jalur tersebut pada tahun 2025,” ungkap Saridal.
Walaupun begitu, dia masih sepenuhnya mendukung visi ambisius Gubernur Dedi Mulyadi. Menurutnya, asalkan perancangan disusun secara teliti dan komunikasi antar instansi berlangsung lancar, proyek tersebut memiliki potensi besar untuk menjadi warisan signifikan dalam memperbaiki sistem transportasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.