Ribuan demonstran kembali turun ke jalan pada Sabtu (19/4) di New York dan sejumlah kota di Amerika Serikat (AS). Ini adalah demonstrasi besar kedua, yang menolak sejumlah kebijakan Donald Trump.
Di New York, para Demonstran berhimpun di Perpustakaan Kota, mengibarkan poster dengan tulisan \’
No Kings in America
\’ dan \’
Resist Tyranny
\’.
Kebanyakan demonstran ini memprotes kebijakan Trump tentang deportasi dan migran. Mereka meneriakkan \’
Tidak ada ICE–tidak perlu khawatir–imigran disambut dengan hangat di sini
\’, mengacu pada langkah Imigrasi AS yang gencar melakukan penangkapan dan deportasi para migran.
\”Kita dalam bahaya besar,\” kata Kathly Valy (73 tahun), putri seorang penyintas Holocaust. Ia membandingkan bagaimana Hitler mencapai kekuasaan sama seperti yang terjadi di AS saat ini.
\”Satu-satunya perbedaan, Trump lebih bodoh daripada Hitler, atau orang-orang fasis lainnya. Ia dipermainkan, dan timnya terpecah belah,\” ucapnya.
Demonstrasi juga nampak di depan gerbang Gedung Putih, Washington DC, meski jumlahnya lebih sedikit daripada demo \’
Hands Off
\’pada 5 April kemarin.\’
Pemondataan pun berlangsung di diler mobil Tesla, hal itu menjadi bentuk protes mereka terhadap keputusan Elon Musk yang mengurangi alokasi dana beberapa kementerian pemerintah.
Demonstrasi untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan ini disponsori oleh Kelompok 50501 yang mengklaim sudah melakukan 50 protes di seluruh 50 provinsi. Mereka juga menegaskan bahwa akan ada lebih dari 400 aksi pengunjuk rasa lainnya dalam waktu dekat.