Skip to content

Presiden Abbas Melontarkan Kritik Kasar terhadap Hamas, Memicu Ketegangan dalam Perjuangan Palestina

 Presiden Abbas Melontarkan Kritik Kasar terhadap Hamas, Memicu Ketegangan dalam Perjuangan Palestina


AsahKreasi

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas merilis pernyataan yang menyinggung Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menggunakan ujaran tidak senonoh.

Dia mengutuk Hamas karena belum juga melepaskan tawanan Israel-Amerika, Edan Alexander, dan orang-orang lainnya dengan cepat.

Merespons kecaman itu, Hamas dan Aliansi Perlawanan Palestina mengutuk pernyataan yang dibuat oleh Mahmoud Abbas.

“Pada suatu pertemuan yang mencabut keabsahan kepemimpinan warga Palestina, Abbas mendeskripsikan banyak penduduknya menggunakan ungkapan tak pantun,” ujar perwakilan Hamas, Bassem Naim pada hari Rabu (23/4/2025).

“Abbas berkali-kali dengan cara yang mencurigakan menuntut rakyat kita bertanggung jawab atas pelaku pendudukan (Israel) serta agresi yang masih terus berlanjutan,” tambahnya.

Di sisi lain, Aliansi Perlawanan Palestina menyuarakan penolakannya terhadap pernyataan Abbas tersebut.

“Pernyataan itu mencakup pencemarkan nama baik yang signifikan dan berat terhadap kelompok pejuang Palestina, serta mendorong gaya bicara yang dapat memperlebar jurang pemisahan dan menimbulkan permusuhan di tengah penduduk,” ungkap Aliansi Pejuangan Palestina dalam siaran resminya.

“Pimpinan pusat seperti sekarang ini tidak mencerminkan harapan sesungguhnya dari rakyat Palestina dan belum menunjukkan ambisi mereka,” tambahnya.

Dia menyatakan bahwa dewan tersebut didirikan untuk memperkuat peninggalan politik serta mensosialisasikan kembali kepemimpinan yang sudah kehilangan dukungan akibat ketidakmampuannya dalam merespons kegagalan-kegagalannya sehingga berdampak pada kerusakan perjuangan Palestina.

“Pidato Abbas tidak menggambarkan penderitaan warga kita di Gaza, Tepi Barat, serta kamp-kamp pengungsian, juga tidak membantu tujuan negara dan perjuangan mereka,” ujarnya.

Menurut dia, sambutan tersebut menggambarkan perbedaan antara kepemimpinan yang tidak memiliki mandat sah dan kenyataan pertempuran sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat Palestin.


Presiden Badan Pemerintahan Palestina Mahmoud Abbas Mendukung Usulan Mesir Tentang Gaza

“Bila Anda (Abbas) benar-benar mengkhawatirkan masa depan warga negara ini, tunjukkan bahwa posisi akhir Anda merupakan sikap kebangsaan yang melestarikan penghargaan atas kesatuannya serta institusi-institusinya, sejak Anda berkontribusi pada penguatan perbedaan,” ucapnya, demikian dilansir oleh media tersebut.

Al Jazeera

.

Pidato Presiden Mahmoud Abbas

Pada hari Rabu sebelumnya, Abbas menyampaikan pernytaan yang menyinggung Hamas saat sesi ke-32 Majelis Sentral Palestina.

Dia memulai pidatonya dengan menyatakan bahwa warga Palestina yang tewas dan luka-luka bukan hanya sebatas statistik atau kerugian strategis.

Abbas juga enggan mendukung perpindahan paksa penduduk Jalur Gaza dan Tepi Barat kemana saja karena ia menganggap hal itu akan menciptakan Nakba lain.

Selanjutnya, dia mengeluarkan serangan terhadap Hamas dengan tuduhan bahwa gerakan tersebut telah membahayakan kepentingan Palestina sejak Hamas mendirikan pemerintahan sendiri di wilayah Tepi Barat, Yerusalem, serta Jalur Gaza.

Dia kemudiannya mengkritik Hamas kerana gagal memberikan pegangan kepada para tawanan sehinggalah Amerika Syarikat yang menyokong Israel meneruskan serangan mereka ke atas Jalur Gaza.

“Puluhan orang meninggal tiap harinya sebab Hamas enggan melepaskan para tawanan dari Amerika,” ujar Abbas.

“Pokonya kalian *******, berikan saja para tawanan tersebut dan urusan selesainya,” tambahnya, demikian dilaporkan.

Al Mayadeen

.

Dia juga meminta Hamas untuk mengambil senjatanya dan melepaskan tawanan Israel agar negara itu tidak memiliki alasan lagi untuk terus melakukan serangan ke Jalur Gaza.

Abbas menyerukan kepada para anggota Dewan Keamanan PBB yang belum mengakui Negara Palestina agar segera melakukan tindakan tersebut, sebagai langkah pertama menuju tercapainya kedamaian.

Di penutup pidato-nya, Abbas menguraikan fokus utama yang mencakup berakhirnya serangan di Jalur Gaza, pemberhentian operasi militer di Tepi Barat, dan juga penghentian segala bentuk pelecehan terhadap lokasi ibadah sakral.

Menurut dia, hal tersebut mengharuskannya adanya pengunduran total tentara Israel serta menentukan status area Palestina dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan bisa dikirim lagi ke masyarakat setempat.

Ia juga mengkritik kebijakan AS yang dianggap menerapkan standar ganda terhadap rakyat Palestina.



(AsahKreasi/Yunita Rahmayanti)


Berita lain terkait
Konflik Palestina vs Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *