JAKARTA, AsahKreasi
– BYD, perusahaan otomotif berbasis elektrik dari China, saat ini tengah mendirikan pabrik di Subang, Jawa Barat. Berita tersebut sangat menyenangkan.
Paling tidak, pabrik tersebut yang direncanakan mulai berproduksi tahun 2026, dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 18.000 orang tenaga kerja.
Tetapi, berita buruk muncul dari Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno mengenai proyek pembangunan pabrik BYD.
Polisinya dari partai PAN menyatakan bahwa terdapat organisasi masyarakat yang menghalangi proses pembangunan pabrik tersebut.
“Terjadi beberapa masalah berkaitan dengan aktivitas preman dan organisasi masyarakat yang menghambat proyek pembangunan fasilitas produksi BYD. Pemerintah harus tegas dalam penanganan hal tersebut,” ujar Eddy melalui akun Instagram-nya pada hari Minggu, 20 April 2025.
“Edukasi ini penting agar para investor yang berkunjung ke Indonesia merasakan adanya jaminan keamanan. Keamanan merupakan aspek utama,” tambah Eddy.
Kepala wartawan, termasuk
AsahKreasi
Saat mengunjungi pabrik BYD di Shenzhen, Cina, wakil ketua umum PAN tersebut menyatakan bahwa semua investasi di Indonesia yang bertujuan memperkuat industri, produksi, dan pengolahan lokal harus diterima dengan positif serta mendapat dukungan, termasuk BYD. Ia pun berkeinginan agar pabrik BYD di tanah air dapat rampung dan mulai berfungsi sebelum pergantian tahun ini.
Dikutip dari
Kompas.id
, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao pada acara pameran otomotif Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 menyebutkan bahwa pabriki yang berlokasi di Subang bertujuan untuk dapat memproduksi hingga 150.000 unit kendaraan listrik setiap tahunnya.
Eagle pun mengakui bahwa jumlah investasi mereka mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 16,8 triliun.
Pabrik tersebut akan didirikan di Subang Smartpolitan yang mencakup area sebesar 126 hektar.
Organisasi massa yang bersikap seperti mafia dapat menghancurkan hal-hal yang telah tercatat secara resmi. Eddy menyerukan agar pihak pemerintahan setempat segera melakukan tindakan.
Namun, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyangkal adanya praktik kekerasan atau pengancaman yang menggangu proses pembangunan pabrik BYD.
Menurut Dedi, bukan premanisme yang menjadi permasalahan utama, melainkan calo tanah. Dia menyatakan bahwa premanisme hanyalah sebuah cerita lama.
“Tidak, itu informasi usang. Periksa sendiri sekarang, situasinya telah menjadi sangat aman. Informasi tersebut merupakan hal yang sudah lewat dan bukan perkara terkini,” ujar Dedi ketika ditemui di gedung Pakuan, Bandung, pada hari Rabu, 23 April 2025.
“Masalah di Subang bukan terletak pada fenomena premanisme. Masalahnya justru ada dalam sistem percaloaan lahan, bukan pada aspek premanisemennya,” katanya.
Ia menjelaskan, harga tanah yang ditawarkan oleh pemilik lahan kepada pihak perusahaan tidak wajar dan terbilang sangat tinggi.
Menurut ucapan Dedi, katanya dia tidak mendengar langsung tentang hal tersebut. Ada orang yang menawarkan harga mulai dari Rp 20 juta per meter, Rp 10 juta per meter, hingga Rp 5 juta per meter. Semuanya akan segera diurusnya.
Untuk mempercepat tahap pembebasan lahan, Dedi menyebut bahwa timnya akan menyiapkan pertemuan antara wakil dari perusahaan dengan para pemilik tanah guna membahas dan mendiskusikan nilai pembayaran.
“Akan saya sambungkan antara tim kecil dari perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengambilalihan lahan dengan para penduduk setempat, mungkin pekerjaannya bisa selesai minggu depan,” ujarnya.
Di sisi lain, Dedi menegaskan bahwa pihak pemerintah daerah sudah menerapkan berbagai tindakan guna mengatasi masalah yang ada serta menjaga aliran investasi tetap lancar.
“Sudah dilakukan koordinasi bersama petugas kepolisian serta instansi yang relevan guna menjamin tak adanya hambatan lebih lanjut pada proyek konstruksi pabrik BYD. Ini merupakan investasi signifikan untuk perkembangan ekonomi di Jawa Barat,” jelas dia.
Kata BYD
Kepala Marketing, PR & Pemerintahan BYD Indonesia Luther Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini proses persiapan dan konstruksi sedang berlangsung dengan lancar.
“Sampai sekarang, semua tahap persiapan dan konstruksi pabrik telah berlangsung lancar. Kami kini tengah berkonsentrasi pada penyelesaian proyek kontruksi sesuai janji yang sudah kita buat kepada pihak pemerintahan,” ungkapnya, Selasa (22/4/2025).
“Saya minta maaf, tapi saya tidak dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam,” tambah Luther saat disinggung kembali.
(Penulis: Rahel Narda Chaterine; Penyumbang dari Bandung, Faqih Rohman Syafei; Ruly Kurniawan)