AsahKreasi
, JAKARTA – Ahli perilaku konsumen, Megel Jekson meramalkan kegiatan
boikot
Pelarangan produk-produk yang berhubungan dengan Israel di Indonesia kemungkinan akan semakin luas.
Ini mengikuti peningkatan tindakan keras dan serangan brutal oleh Israel dalam bulan terakhir, yang telah menimbulkan amarah pada umat Muslim di negeri ini.
“Penduduk Muslim Indonesia yang terganggu oleh genosida tersebut berencana untuk menyuarakannya dengan melakukan tindakan konkret seperti memboikot produk atau layanan tertentu. Hal ini dilihat sebagai salah satu cara perjuangan yang paling masuk akal dan sederhana untuk dipraktekan,” jelas Megel, pada hari Selasa (15/4).
Megel menegaskan bahwa gerakan-boikot yang semakin meluas di media-sosial juga membantu meningkatkan kewaspadaan publik.
Mendekati Hari Peringatan Yaumul Quds tahun 2025, BARAQ Mendesak Boykot dan Sanksi terhadap Israel
Cerita yang diciptakan dalam kampanye itu dinilai sukses untuk menyampaikan alasannya secara logis tentang boikot dan pentingnya memutus arus uang menuju Israel.
“Platform media sosial berperan sebagai sarana penting yang memperkuat pergerakan tersebut. Melalui kampanye yang gigih dan inovatif, umat Muslim diyakini dapat meredam kekuatan ekonomi Israel dengan cara memboikot produk-produknya,” ujarnya.
Di samping itu, beberapa organisasi Islam semacam Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) serta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga ikut menguatkan kampanye boikot dengan menerbitkan daftar barang-barang internasional yang diduga memiliki keterkaitan dengan Israel. Produk-produk tertentu yang menjadi perhatian termasuk Danone Aqua, Coca-Cola, Kit Kat, Toblerone, Kraft, dan Pantene.
Megel juga mengatakan bahwa arus boikot ini perlu dieksplorasi sebagai kesempatan untuk mensupport barang dalam negeri serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Solidaritas Untuk Palestina, PMII Mendesak Boykot Terhadap 25 Merk yang Berkaitan dengan Israel
Perubahan pola konsumsi orang banyak dianggap sebagai kesempatan besar untuk memperkuat ekonomi lokal dan menjadikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi tulangan utama konsumsi komunitas Muslim Indonesia.
“Pastikan tidak ada satupun rupiah dari uang kita yang berubah menjadi dana senjata untuk melukai anak-anak dan warga Muslim di Gaza,” katanya.
(jlo/jpnn)