AsahKreasi.CO.ID -JAKARTA
Kapitalisasi pasar mengalami penurunan saat terjadi fluktuasi pada perdagangan saham. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)
IHSG
) terparkir di tingkat 6.441,68 pada penutupan perdagangan Selasa (15/4).
Seiring dengan perjalanan waktu sepanjang tahun ini maupun
year to date
(hingga tanggal tersebut), IHSG telah mengalami penurunan sebesar 9,01%. Sementara itu, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkurang menjadi Rp 11.105 triliun.
Sebagai perbandingan, nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 12.336 triliun pada akhir 30 Desember 2024. Ini menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar BEI telah berkurang kira-kira 11,08%.
Kalbe Farma (KLBF) Tetapkan Sasaran Peningkatan yang Lebih Halus, Lihat Saran Pakar Analisis
Struktur kepemilikan saham blue chip pun turut berubah. Terdapat persaingan yang cukup ketat di antara saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA
dan PT Barito Renewable Energies Tbk (
BREN
).
Di penutupan perdagangan pada hari Selasa (15/4), saham BBCA menduduki peringkat teratas dengan nilai pasar sebesar Rp 1.047 triliun. Di urutan kedua terdapat BREN yang memiliki capitalization pasar senilai Rp 789 triliun.
Pada akhir tahun yang lalu, BREN menduduki posisi teratas dalam hal kapitalisasi pasarnya yaitu mencapaiRp 1.241 triliun. Di sisi lain, kapitalisasi pasar BBCA bernilai Rp 1.181 triliun.
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (
PANI
) turut keluar dari daftar 10 perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diakhir tahun kemarin, kapitalisasi pasar PANI meraih angka sekitar Rp 270 triliun.
Perhatikan Saran Tehnical dari Mirae Sekuritas Untuk Saham BNGA, BBTN, BBCA pada Hari Selasa (15/3)
Posisi PANI diambil alih oleh PT DCI Indonesia Tbk (
DCII
Pada penutupan perdagangan Selasa (15/4), nilai pasarnya untuk perusahaan pengelola pusat data tersebut telah menyentuh angka Rp 362 triliun.
VP Marketing,
Strategy and Planning
Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi menyebutkan bahwa kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan berkurang bersamaan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari posisi terakhir tahun 2024 kemarin.
Akan tetapi dalam beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah memulai penguatannya lagi dan berhasil melewati tingkat 6.000. Kebangkitan IHSG ini disokong oleh peningkatan nilai saham dari perusahaan-perusahaan besar tersebut.
Audi memperhatikan peningkatan nilai saham blue chip akhir-akhir ini, hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh adanya jendela perundingan seluas 90 hari mengenai ancaman tariff impor dari Amerika Serikat (AS).
Keuntungan Diperkirakan Masih Bertambah, Perhatikan Saran Saham Kalbe Farma (KLBF)
“Tetapi hanya untuk periode singkat sampai sedang. Penguatannya akan berlangsung selama mencapai kesepakatan dan menjaga defisit Indonesia tetap stabil,” ujar dia saat diwawancara oleh AsahKreasi, pada hari Selasa (15/4).
Audi menyebut bahwa bila IHSG mampu menembus kembali ke angka 7.000, pada gilirannya nilai kapitalisasi pasarnya bisa naik. Yang sedang diperlukan pasar sekarang adalah adanya likuiditas dalam kondisi penjualan bersih oleh investor asing.
Rekomendasi Saham
Analis Investasi dari Infovesta Utama Ekky Topan memandang bahwa saham-saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kinerja unggul layak untuk diperhatikan mengingat adanya pembicaraan tentang Danareksa sebagai potensi.
liquidity provider.
” Ini dapat memperkuat stabilitas harga, khususnya bagi saham BUMN yang menjadi bagian dari portofolio Danantara,” kata Ekky.
Di samping itu, strategi BPJS yang berencana melipatgandakan investasinya dalam bentuk saham diharapkan memberikan dampak baik bagi perusahaan besar. Dia menegaskan bahwa saham dari perusahaan-perusahaan besar di bidang finansial akan menjadi favorit.
Maka, pilihan saham milik Ekky mengarah ke BBRI, BMRI, dan TLKM. Di samping itu, dia juga mempertimbangkan BBCA yang bukan bagian dari BUMN. Untuk BBCA, ia menetapkan target harga jangka pendek sebesar Rp 9.250 serta tujuan jangka panjangnya adalah Rp 10.400.
Saham BBNI dan BBTN Bersama-sama Mengalami Penurunan Hari Ini (15/4), Perhatikan Saran Analisnya
Ekky merekomendasikan
swing trading
BBRI diberi target harga sebesar Rp 5.000. Saran serupa juga diajukan.
swing trading
BMRI dan TLKM memiliki target harga berturut-turut sebesar Rp 6.300 dan antara Rp 2.600 hingga Rp 2.700.
Indy Naila, analis investasi dari Eduvisor Profina Visindo, menyebut bahwa peningkatan harga saham blue chip beberapa waktu terakhir bersifat sementara dan tidak berkelanjutan.
“Tetapi sebaiknya kita menanti sinyal lebih dulu mengenai pembatalan kebijakan tariff oleh Donald Trump agar para investor asing pun merasakan bahwa risikonya untuk Indonesia tidak begitu besar,” ungkapnya.
Indy mengatakan bahwa para pemain pasar masih akan memantau keputusan Bank Indonesia (BI) pada rapat dewan gubernurnya minggu depan tentang tingkat suku bunga dasar serta pembayaran dividen oleh perusahaan publik.
Perhatikan Saham-saham yang Paling banyak Ditangankan Oleh Investor Asing di Hari Pertama Minggu Ini, Senin (14/4).
Menurutnya saham perbankan
big caps
Masih layak untuk dianalisis lebih lanjut. Pilihannya ada pada saham BBRI yang ia incar dengan tujuan mencapai harga Rp 5.025 serta BMRI seharga Rp 6.100, karena kedua aset tersebut dinilai memiliki nilai yang relatif rendah.
Saat ini, Audi menyarankan untuk membeli saham BBCA dengan tujuan harga sebesar Rp 9.250. Selanjutnya, belilah saham BMRI dan TLKM dengan sasaran harga berturut-turut di angka Rp 5.450 dan Rp 2.830.