Perbedaan Antara Darah Rendah dan Kurang Darah: Yang Sering Dikira Sama


AsahKreasi


Kesehatan darah
menjadi elemen utama dalam mempertahankan kesetimbangan tubuh.

Walau demikian, terdapat dua keadaan umum yang kerap kali dipahami keliru yaitu hipotensi atau tekanan darah rendah serta anemia atau defisit sel darah merah.

Walau kedua hal tersebut berhubungan dengan sirkulasi darah, perbedaan utama di antara keduanya harus dimengerti.

Kemudian, apakah ada bedanya antara tekanan darah rendah dengan anemia atau kekurangan darah? Mari kita bahas lebih jauh di bawah ini.

Perbedaan antara tekanan darah rendah dengan anemia

Berikut ini adalah gejalanya, pemicunya, serta cara mengatasinya untuk kondisi anemia atau kekurangan darah yang penting diketahui.


1. Darah rendah (hipotensi)

Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi saat nilai tekanan darah jatuh dibawah batas normal. Ciri-cirinya mencakup rasa pusing, lemas, bisa sampai pingsan, serta ada kalanya disertai sakit dada.

Hipotensi bisa bersifat sementara, seperti ketika seseorang bangkit dengan cepat dari posisi duduk, atau bisa menjadi masalah kesehatan jangka panjang yang mengharuskan penanganan oleh dokter.


Penyebab darah rendah:

– Dehidrasi

Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan volume darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi.

– Efek samping obat

Sejumlah obat, contohnya diuretik dan pengontrol tekanan darah, bisa mengakibatan penurunan tekanan darah.

– Masalah jantung

Beberapa gangguan jantung spesifik, misalnya bradikardia (detak jantung yang melambat), bisa mengakibtkan tekanan darah rendah atau hipotensi.

– Anemia

Defisiensi sel darah merah bisa menyebabkan tekanan darah rendah.


Penanganan darah rendah:

– Memperbanyak konsumsi cairan agar terhindar dari kekurangan air.

– Mengubah letak badan dengan bertahap agar terhindar dari peningkatan tekanan darah mendadak.

– Memakan makanan yang tinggi sodium guna mendukung peningkatan tekanan darah.


2. Kurang darah (anemia)

Anemia atau kurang darah merupakan suatu situasi dimana tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin yang cukup untuk mengedarkan oksigen kepada jaringan-jaringan dalam tubuh.

Tanda-tanda dari anemia mencakup rasa lelah, kulit terlihat pucat, kesulitan bernapas, serta detak jantung yang lebih cepat.

Anemia bisa ditimbulkan oleh banyak hal, sehingga penting untuk mengenali akar masalahnya dengan tepat agar pengobatan dapat dilakukan secara efektif.


Penyebab kurang darah:

– Defisiensi zat besi

Kehilangan zat besi merupakan sumber utama dari anemia.

– Kekurangan vitamin B12 dan asam folat

Kedua faktor tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan sel darah merah yang baik.

– Gangguan genetik

Beberapa gangguan genetik bisa mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak normal.

– Kehilangan darah

Cedera atau masalah kesehatan yang mengakibatkan perdarahan bisa memicu terjadinya anemia.


Penanganan kurang darah:

– Sesuaikan suplementasi dengan zat besi, vitamin B12, atau asam folat berdasarkan keperluan Anda.

– Mengubah kebiasaan makan dengan menambahkan jenis-jenis makanan bernutrisi.

– Pengelolaan akar masalah anemia tertentu, misalnya terapi untuk kelainan genetik atau perawatan situasi kesehatan yang mengakibatkan pendarahan.

Perbandingan darah rendah dan kurang darah


1. Gejala

Darah rendah

Pusing, kelelahan, pingsan, dan nyeri dada.

Kurang darah

Kelelahan, kulit pucat, sesak napas, dan denyut jantung cepat.


2. Penyebab umum

Darah rendah

Dehidrasi, efek samping obat, masalah jantung, dan anemia.

Kurang darah

Kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat; kelainan genetik; perdarahan berlebihan.


3. Penanganan

Darah rendah

Menambah jumlah cairan yang dikonsumsi, mengubah letak badan, serta memakan garam.

Kurang darah

Nutrisi suplementasi, modifikasi diet, serta pengobatan akar masalahnya.

Walaupun anemia atau defisiensi besi mengandung gejala yang mirip seperti merasa lelah, tetap menjadi hal utama untuk mengetahui perbedaan dalam sebab dan pengobatannya.

Kedua kasus tersebut mengharuskannya mendapatkan perawatan medis, serta berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan ahli guna menemukan diagnosa akurat dan menyusun strategi penyembuhan yang pas.

Memelihara cara hidup sehat, seperti menjaga asupan gizi dengan baik, bisa membantu dalam pencegahan kondisi tersebut.

Artikel menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com