Your cart is currently empty!
AsahKreasi
–
Kesehatan darah
menjadi elemen utama dalam mempertahankan kesetimbangan tubuh.
Walau demikian, terdapat dua keadaan umum yang kerap kali dipahami keliru yaitu hipotensi atau tekanan darah rendah serta anemia atau defisit sel darah merah.
Walau kedua hal tersebut berhubungan dengan sirkulasi darah, perbedaan utama di antara keduanya harus dimengerti.
Kemudian, apakah ada bedanya antara tekanan darah rendah dengan anemia atau kekurangan darah? Mari kita bahas lebih jauh di bawah ini.
Berikut ini adalah gejalanya, pemicunya, serta cara mengatasinya untuk kondisi anemia atau kekurangan darah yang penting diketahui.
Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi saat nilai tekanan darah jatuh dibawah batas normal. Ciri-cirinya mencakup rasa pusing, lemas, bisa sampai pingsan, serta ada kalanya disertai sakit dada.
Hipotensi bisa bersifat sementara, seperti ketika seseorang bangkit dengan cepat dari posisi duduk, atau bisa menjadi masalah kesehatan jangka panjang yang mengharuskan penanganan oleh dokter.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan volume darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi.
Sejumlah obat, contohnya diuretik dan pengontrol tekanan darah, bisa mengakibatan penurunan tekanan darah.
Beberapa gangguan jantung spesifik, misalnya bradikardia (detak jantung yang melambat), bisa mengakibtkan tekanan darah rendah atau hipotensi.
Defisiensi sel darah merah bisa menyebabkan tekanan darah rendah.
– Memperbanyak konsumsi cairan agar terhindar dari kekurangan air.
– Mengubah letak badan dengan bertahap agar terhindar dari peningkatan tekanan darah mendadak.
– Memakan makanan yang tinggi sodium guna mendukung peningkatan tekanan darah.
Anemia atau kurang darah merupakan suatu situasi dimana tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin yang cukup untuk mengedarkan oksigen kepada jaringan-jaringan dalam tubuh.
Tanda-tanda dari anemia mencakup rasa lelah, kulit terlihat pucat, kesulitan bernapas, serta detak jantung yang lebih cepat.
Anemia bisa ditimbulkan oleh banyak hal, sehingga penting untuk mengenali akar masalahnya dengan tepat agar pengobatan dapat dilakukan secara efektif.
Kehilangan zat besi merupakan sumber utama dari anemia.
Kedua faktor tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan sel darah merah yang baik.
Beberapa gangguan genetik bisa mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak normal.
Cedera atau masalah kesehatan yang mengakibatkan perdarahan bisa memicu terjadinya anemia.
– Sesuaikan suplementasi dengan zat besi, vitamin B12, atau asam folat berdasarkan keperluan Anda.
– Mengubah kebiasaan makan dengan menambahkan jenis-jenis makanan bernutrisi.
– Pengelolaan akar masalah anemia tertentu, misalnya terapi untuk kelainan genetik atau perawatan situasi kesehatan yang mengakibatkan pendarahan.
Pusing, kelelahan, pingsan, dan nyeri dada.
Kelelahan, kulit pucat, sesak napas, dan denyut jantung cepat.
Dehidrasi, efek samping obat, masalah jantung, dan anemia.
Kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat; kelainan genetik; perdarahan berlebihan.
Menambah jumlah cairan yang dikonsumsi, mengubah letak badan, serta memakan garam.
Nutrisi suplementasi, modifikasi diet, serta pengobatan akar masalahnya.
Walaupun anemia atau defisiensi besi mengandung gejala yang mirip seperti merasa lelah, tetap menjadi hal utama untuk mengetahui perbedaan dalam sebab dan pengobatannya.
Kedua kasus tersebut mengharuskannya mendapatkan perawatan medis, serta berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan ahli guna menemukan diagnosa akurat dan menyusun strategi penyembuhan yang pas.
Memelihara cara hidup sehat, seperti menjaga asupan gizi dengan baik, bisa membantu dalam pencegahan kondisi tersebut.
Leave a Reply