AsahKreasi
,
Medan
PT KIS Biofuels Indonesia serta PT Tasik Raja yang berafiliasi dengan Anglo Eastern Plantation atau kelompok AEP berkolaborasi pada projek BioCNG (Compressed Natural Gas) kedua mereka di tanah air ini dan menjadi
pabrik
terbesarnya di Asia Tenggara.
Pabrik yang terletak di bagian akhir dari Provinsi Sumatra Utara, lebih spesifik lagi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), berniat untuk menyalurkan hasil produksinya kepada PT
Unilever
PT Unilever Oleochemical Indonesia berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mengkei, Sumatera Utara.
Pelestarian resmi dari projek ini hadir oleh CEO KIS Group Raghunath KR, Wakil Bupati Labuhan Batu Selatan Syahdian Purba Siboro, serta Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal (PIPM) dalam Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Riyatno.
Di samping itu, turut hadir pada acara peluncuran projek ini adalah Koordinator Investasi dan Kerjasama untuk Bioenergi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dari Kementerian ESDM yaitu Trois Dilisusendi, Koordinator Bidang Teknis dan Lingkungan Bioenergi dari Kementerian ESDM yang bernama Efendi Manurung, serta kepala departemen Pabrik dan Insinyering grup AEP yang dikenal dengan nama Shashi Kumar Govindan.
Raghunath menyebutkan bahwa sumber energi terbarukan berasal dari Palm Oil Mill Effluent (POME), sedangkan air limbah hasil pemrosesan kelapa sawit akan diproses menjadi minyak sawit mentah atau disingkat sebagai CPO. Bila tidak dioptimalkan, material tersebut memiliki kandungan senyawa organik yang berpotensi merusak lingkungan.
Pabrik tersebut memproduksi 182.000 MMBtu BioCNG setahun dan dinyatakan dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 52.000 ton pertahun. “Tiap projek, kita menyediakan pekerjaan bagi 30 warga lokal.”
green jobs
“Proyek ketiganya yang sedang dibangun direncanakan akan dimulai produksinya pada Desember 2025,” ujar Raghunat, Jumat, 25 April 2025.
CEO dari KIS Group, Raghunath KR, merespon pertanyaan para jurnalis usai upacara pembukaan proyek BioCNG yang baru diluncurkan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara pada hari Jumat, tanggal 25 April 2025. Tempo/Mei Leandha
Lima projek lain pun direncanakan akan dibangun pada tahun ini usai proses perizinannya diselesaikan. PT KIS Biofuels Indonesia bertujuan untuk mengerjakan 25 proyek tahap awal dari sistem BioCNG yang ditargetkan rampung di tahun 2027 dan mencakup investasi senilai USD 125 juta secara keseluruhan. Selain itu, mereka juga bermaksud merancang pembangunan 100 proyek lagi hingga tahun 2030 dengan perkiraan dana investasi mencapai USD 500 juta.
“Kontribusi kami turut mendorong terciptanya energi dan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya hari ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga bagi masa depan Indonesia,” ungkap Head Legal PT KIS Biofuels Indonesia Yasmine Surachman.
Kekuatan dari bahan bakar terbarukan ini berada di kemampuan mereka dalam pengurangan ketergantungan kita pada sumber daya seperti minyak bumi dan batubara. Mereka juga lebih baik bagi lingkungan sebab bisa membatasi produksi gas-gas pemanasan global serta pencemaran atmosfer. Lebih jauh lagi, jenis energi baru tersebut dapat menjadi opsi lain selain bensin atau solar untuk keperluan kendaraan, proses manufaktur, bahkan hingga generator tenaga listrik. Akhirnya, hal ini membantu menstabilkan anggaran operasional perusahaan-perusahaan besar maupun armada truk-truk yang biasanya sangat bergantung kepada produk-produk fosil.
Yasmine menyatakan bahwa BioCNG akan disalurkan kepada Unilever dengan menggunakan kendaraan bermotor truk yang mengandalkan BioCNG bukan solar, menjadi truk perdana di tanah air yang digunakan secara komersial. Menurutnya, setelah sukses dari proyek awal tersebut, proyek lanjutan ini semakin mengerakan peranan KIS Biofuels dalam penerapan BioCNG di negri kita. Kata Yasmine.
Di bulan Oktober tahun 2024, PT KIS Biofuels Indonesia bersama PT Tolan Tiga Indonesia mengawali konstruksi pabrik BioCNG komersial pertama mereka di Labusel. Luasan area pabrik ini mencapai 120 meter persegi serta bertujuan untuk produksi biofuel secara masal.
investasi
Sebanyak US$ 3,6 juta telah dialokasikan untuk proyek ini yang terletak di area PKS Kebun Perlabian dari grup perusahaan SIPEF. Pabrik tersebut direncanakan menghasilkan antara 320 hingga 350 MMBTU BioCNG setiap harinya.
Pabrik yang dibangun KIS Group, tiga di antaranya berada di Sumut, semuanya menjual BioCNG ke Unilever. Empat pabrik lain berstatus nonkomersil, salah satunya berlokasi di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Sesuai perjanjian, pabrik akan beroperasi selama 15 tahun.
Presiden Direktur dari grup SIPEF, Peter Bayliss, menyebut bahwa perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT Tolan Tiga Indonesia seluas 8.000 hektare dapat memproduksi hingga 55 ton tandan buah segar (TBS) dalam satu jam. Ini berarti terdapat sekitar 33 ton sampah yang dihasilkan tiap jamnya, atau kurang lebih antara 1.100 dan 1.200 ton setiap harinya. Limbah tersebut kemudian dikonversi lagi menjadi gas senilai 30.000 meter kubik.
Dengan hadirnya pabrik tersebut kelak, 60% output yang dihasilkan akan berasal dari sana.
upgrade
Menjadi BioCNG, dikemas dalam botol, dan dipasarkan. Proyek ini sesuai dengan target Indonesia untuk bermigrasi ke sumber daya energi yang lebih sustainabel dan terbaharui,” ujar Peter.
Grup SIPEF sudah menjalankan lima pabrik biogas di berbagai wilayah Indonesia. Ada dua pabrik lagi yang tengah dikembangkan lewat kerja sama dengan Grup KIS. Menurut pernyataannya, “Pembangunan baru-baru ini mulai dilakukan.”
Wakil Bupati Labusel Syahdian Purba Siboro mendukung hadirnya pabrik BioCNG di wilayahnya. Menurutnya, proyek ini salah satu langkah penting memperkuat pembangunan ekonomi berkelanjutan yang tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, juga memberi manfaat bagi masyarakat dan daerah.
Pabrik ini, kata Purba, diharapkan membuka lapangan pekerjaan baru, mendorong pembangunan infrastruktur energi, memberi kontribusi nyata terhadap perekonomian pemerintah kabupaten. Selain itu, pabrik ini diharapkan bisa membuka peluang bagi peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal dalam pengelolaan energi terbarukan.
Leave a Reply