Your cart is currently empty!
Nicke Widyawati, mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menghadapi pemeriksaan yang berlangsung sekitar 15 jam terkait tuduhan korupsi minyak mentah. Proses ini dilakukan di Gedung Bundar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kejaksaan Agung.
Inspeksi tersebut dimulai dari jam 09.00 WIB sampai kira-kira pukul 00.00 lewat malam tadi. Ini adalah kali pertama Nicke Widyawati menjalani pemeriksaan. Ia dihadirkan sebagai saksi dalam hal ini.
Tidak banyak kata-kata yang diucapkan Nicke ketika dia meninggalkan gedung Putusan Jaksa Agung (Gedung Bundar). Ia terlihat sendirian dan segera masuk ke dalam mobilnya.
“Ya, perkara ini sedang ditinjau. Terima kasih,” ujar Nicke saat berada di gedung kejaksaan agung yang berlokasi di Jakarta Selatan, pada Rabu (7/5/2025) pagi.
Sebaliknya, Kepala Pusat Pemberitaan dan Humas (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar, menyebutkan bahwa Nicke Widyawati dihadirkan dalam pemeriksaan karena terkait dengan tersangka Yoki Firnandi, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama dari Pertamina Shipping International.
“Dicek berkaitan dengan kasus dugaan tindakan pidana korupsi yang melibatkan pengelolaan minyak mentah dan hasil produksi di perusahaan PT Pertamina (Persero), termasuk Sub Holding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari tahun 2018 hingga 2023. Penyidikan ini menyangkut tersangka YF berserta timnya,” jelas Harli dalam pernyataannya tersebut.
Harli menyatakan bahwa selain Nicke Widyawati, tersangka lainnya yakni Division Head Integrated Fuel Supply Chain PT Adaro Minerals dengan inisial ME pun telah diperiksa oleh penyidik JAM Pidsus sebagai saksi keduanya dari perusahaan Adaro Minerals tersebut. Menurut investigasi, ME ditetapkan sebagai saksi kedua dalam kasus ini untuk dimintai klarifikasi dan informasinya terkait adanya dugaan tindakan tidak benar di lingkungan kerja mereka.
Di samping itu, terdapat pula pengecekan MHN oleh PT Trafigura, MA sebagai Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, IM bertindak sebagai Manajer Komersial Minyak Internasional di Medco E&P Indonesia, dan MG berperan sebagai Manager Treasury di PT Pertamina International Shipping.
Selanjutnya, HASM menjabat sebagai VP Operasi Minyak Mentah dan Gas di PT Pertamina International Shipping pada periode 2021 hingga 2023. Kemudian ada WWN yang berperan sebagai Manajer Operasi Lapangan untuk Petronas Carigali Ketapang Ltd. Di sisi lain, FM pernah mengabdi di PT British Petroleum. Lain lagi ceritanya dengan EAA yang menjadi Manajer Tambang di PT Pertamina Patra Niaga antara tahun 2018 sampai 2020. Sementara itu, HA bertugas sebagai Manajer Non-Tambang di PT Pertamina Patra Niaga dalam rentang waktu serupa yakni 2018 hingga 2020.
“Proses pemeriksaan saksi bertujuan untuk menguatkan bukti dan menambah kelengkapan berkas dalam kasus tersebut,” jelas Harli.
Leave a Reply