Your cart is currently empty!
Sampai sekarang, berkelana dengan kereta api hanya menjadi mimpi terus tertunda untuk saya hingga umur 24 tahun ini. Meskipun telah tinggal cukup lama di Solo, belum juga sempat mencoba layanan tersebut. Padahal tempat tinggalku sangat dekat dengan Stasiun Purwosari.
Desa tempat tumbuh besar saya berada di Pacitan yang tidak memiliki stasiun kereta api. Sehingga jika ingin merasakan pengalaman pulang kampung menggunakan KA, maka perlu melalihkan rute terlebih dahulu dari Solo menuju Madiun. Tahun ini adalah kesempatan pertama bagi saya untuk mencoba hal tersebut.
Saya dan mantan pacar kami sempat merencanakan pulang kampung bersama dari Solo menuju Madiun menggunakan kereta api KAI. Sejauh ini dia telah banyak berpengalaman dengan moda transportasi tersebut, sedangkan bagi saya ini adalah kali pertama pengalaman seperti itu.
Namun demikian, kehidupan tidak selalu seperti apa yang telah direncanakan. Bahkan sebelum bulan Ramadhan dimulai, hubungan kita sudah mulai merenggang. Kita pun terputus tanpa adanya kata-kata perpisahan yang pantas atau penyelesaian yang baik. Yang lebih menyakitkan lagi, kita bahkan belum sempat menaiki kereta bersama-sama. Maaf kalau akhirnya mengeluarkan uneg-uneg ini:().
Singkat cerita, saya tetap menjalankan rencana pulang kampung menggunakan kereta api walaupun hanya seorang diri. Bagian yang paling menantang pastinya adalah mencari informasi tentang bagaimana prosedur untuk naik kereta api tersebut secara mandiri.
Pulangan tunggal saat fase hidup setelah putus cinta, tentunya akan membuatmu menangis? Tentu saja. Namun, ada rasa lega sebab segala sesuatunya pun dimulai kembali dari sana. Bahkan, aku pun menjadi ketagihan naik kereta. Berikut ini tiga hal utama yang kuattingkahkan dari pengalamanku pertama kali menggunakan KAI:
1. Menaiki Kereta Api Sendirian Merasakan Hubungan yang Lebih Intim dengan Diri Sendiri
Pertama-tama, saya pikir perjalanan menggunakan KAI ini akan sangat menyedihkan bagi awalnya. Namun setelah terduduk dan kereta itu mulai melaju, rasa damaiku pun timbul. Tercipta keheningan yang malah menenangkan hati. Waktu seolah tersedia untuk berpikir, mengeluarkan air mata dengan lembut, serta secara bertahap mencapai kedamaian dalam diri.
Bagi kamu yang telah mengalamai atau masih menjalaninya di masa setelah putus cinta, aku sangat memahami bagaimana rasa sakit hati bisa teramat menyiksa. Namun yakinlah, bahwa merentangi hidup tanpa pasangan tak selalu berarti kesendirian. Malahan seringkali dalam perjalanannya seorang diri seperti ini, kita menjadi semakin mengenal dan akrab dengan siapa diri kita sebenarnya.
2. Dari Sekali Jadi Berkali-kali: KAI, KRL, Yapp Saya Ketagihan
Setelah pulang kampung yang sangat menyedihkan itu, saya mulai sering menggunakan kereta api dan sesekali kereta komuter. Karena tempat tinggal saya tetap ada di Solo, saya sering pergi-kembali ke Yogyakarta dengan kereta komuter. Tidak selamanya untuk urusan bisnis, tapi lebih banyak karena ingin berlibur ke sana saja.
Sejujurnya, walaupun terkadang suka menikmati waktu sendiri, ternyata saya kecanduan hal itu. Setiap kali menggunakan kereta, ada perasaan senang dan bersuka cita yang timbul. Saya berpikir bahwa seharusnya lebih awal mencoba untuk selalu memakai transportasi kereta jika sudah tahu betapa menyenangkan pengalamannya seperti ini.
Saat tiba di setiap stasiun, perasaan saya selalu bercampur aduk. Meskipun begitu, saya tak memiliki memori spesifik dengan orang tersebut yang berlokasi tepat di stasiun. Ya, hanyalah ingatan tentang rencana-rencana yang gagal direalisasikan saja.
Pokoknya selalu bahagia setiap kali naik kereta, tetapi terkadang juga merasakan kekesalan. Terutama jika tidak bersama teman-teman. Sebab hingga saat ini saya masih memiliki masalah dengan percaya diri dalam membangun hubungan baru.
3. Boleh Saja Sedih, Namun Rencanamu Masih Perlu Dilanjutkan Ya
Jika saya membatalkan naik KA hanya gara-gara putus cinta, kemungkinan besar hingga kini saya belum pernah merasakan naik kereta. Namun untungnya, walaupun sedikit kebingungan ketika memesan tiket pada saat itu, akhirnya saya tetap melanjutkan perjalanan.
Jelas saja saya melakukannya bukan karena paksaan dari dalam diri sendiri, tetapi karena ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa perencanan saya tidak harus terhenti hanya karena hubungan yang berakhir begitu saja. Sebab ini pun sudah menjadi impian pribadi saya selama ini.
Ternyata memang benar, dari sebuah keberanian sederhana tersebut, aku menjadi lebih berani untuk menjelajahi banyak kota menggunakan kereta api atau rel listrik komuter. Maka ketika sedang liburan dan tidak ada agenda spesifik, sebaiknya langsung saja memesan tiket dan mengeksplor tempat baru di kotakota lain. Sebab jika berkunjung ke Solo rasanya selalu ada sesuatu yang mengganjal.
Mungkin saja, melalui petualangan-petualangan ini, saya bisa bertemu dengan seseorang baru nanti. Meskipun terdengar klise dan peluangnya di bawah 10%, heihei.
***
Jadi kesimpulannya, saya mulai meredam rasa sakit setelah putus dari hubungan yang tidak dapat dipaksakan tersebut. Terima kasih kepada diri sendiri yang telah berani mencoba menggunakan kereta api KAI dan pada akhirnya hal itu menjadi obat bagi saya.
Untuk kamu yang sedang hancur berantakan dan tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan, mungkin mencoba naik kereta bisa menjadi ide bagus. Bahkan jika melakukannya sendirian pun tak mengapa, karena terkadang yang kita perlukan adalah petualangan untuk membawa kita kembali kepada diri kita sendiri.
Leave a Reply