KUPANG, AsahKreasi
– Kepala Departemen Komunikasi Sosial untuk Keuskupan Atambua di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Pastor Inosensius Nahak Berek mengungkapkan kesedihan yang dalam terkait dengan kepergiaan Paus Fransiskus pada hari Senin, 21 April 2025.
Biarawan Katolik tersebut menyatakan memiliki cerita menarik ketika melaporkan tentang kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste pada tahun 2024 kemarin.
Sebagai Ketua Komunikasi Sosial di Keuskupan perbatasan dengan negara Timor Leste, Romo Ino mendapat izin khusus untuk menangani liputan.
Komsos merupakan sebuah bentuk penyiaran gerejawi dari Gereja Katolik yang spesifik dijalankan lewat platform media sosial.
“Kemarin, saya turut serta dalam kunjungan apostolik Paus Fransiskus pada tahun 2024 ke Timor Leste. Acara ini merupakan momen istimewa yang jarang terjadi sepanjang hayatku. Saya merasakan penghargaan besar atas kesempatan untuk menghadiri dan menulis laporan tentang kedatangan sang Paus; sebuah peristiwa yang akan selalu tertancap dalam memori saya,” jelas Romo Ino kepada
AsahKreasi
, Senin petang.
Romo Ino menyatakan bahwa ia merasakan kekuatan rohani yang menakjubkan dari Paus Fransiskus karena telah melakukan pekerjaan suci tersebut.
“Saya telah menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah, momen luar biasa yang terjadi saat upacara misa di Tasi Tolu, Timor Leste. Ribuan burung dengan susunan seperti mahkota di angkasa menimbulkan antusiasme besar bagi para jamaah. Teriakan gembira bergema, disertai air mata tanpa henti,” kata Romo Ino.
Pada saat itu, kata Ino melanjutkan, ia merasakan atmosfer spiritual yang sangat mengagumkan dan menyaksikan mukjizat pada senja yang memesona. “Saya hampir tidak dapat menahan aliran air mata saya. Benar-benar luar biasa,” tuturnya.
Menurut Romo Ino, Paus Fransiskus merupakan seorang yang suci dan hidup pada masa kini.
Alasan utamanya adalah karena perhatian serta kasih sayangnya terhadap anak-anak sangat besar.
Di luar menonton kemuliaan pada misa yang dikuti oleh Paus Fransiskus, Romo Ino pun menerima sebuah rosario langsung dari paus tersebut melalui staf pribadinya.
Pemberian rosario dari Paus Fransiskus tetap dirawatnya dengan hati-hati.
“Rosario tidak dimiliki oleh setiap orang. Hanya saya dan sebagian kecil sahabat yang memilikinya. Aku menyimpannya karena ini adalah hadiah dari seseorang yang dianggap suci,” jelas Romo Ino.
Sebelumnya dilaporkan, Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada hari Senin (21/4/2025) pagi waktu lokal.
Berita sedih tersebut disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, yang menjabat sebagai Camerlengo Gereja Romawi Suci.
“Pada pukul 7:35 pagi hari ini, Uskapital Roma, Paus Fransiskus, telah kembali ke kediamannya. Seumur hidupnya beliau mengabdikan dirinya kepada layanan Tuhan dan Gerejanya,” ungkap Kardinal Kevin Farrell melalui suatu pernyataan.