Skip to content

Misteri Kehidupan di Titan: Penemuan Potensial untuk Kehidupan Alien di Bulan Saturnus


AsahKreasi

– Kehadiran alien atau makhluk luar angkasa umumnya dihubung-hubungkan dengan Planet Mars yang terletak sejauh 140 juta mil dari bumi.

Namun, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Antonin Affholder dari Universitas Arizona dan Peter Higgins dari Universitas Harvard, AS, memiliki pandangan lain tentang keberadaan makhluk asing dalam tata surya kita.

Mereka menyinggung tentang Titan, salah satu satelit milik planet Saturnus, yang mungkin memiliki petunjuk akan adanya makhluk asing hidup di sana.

Tuduhan itu berdasar pada penemuan adanya aliran sungai, danau, dan samudera yang tersusun dari gas metana dan etana cair, bersama dengan lautan air sub-surface yang tak kelihatan di dalam Titan.

\”Kami mengkhususkan diri pada aspek-aspek yang membedakan Titan dari bulan-bulan berbentuk es lainnya, terlebih lagi keberadaannya yang kaya akan bahan organik,\” jelas Affholder seperti dilansir darinya.

Space,

Selasa (15/4/2025).

\”Terdapat pandangan bahwa sebab Titan mengandung senyawa organik yang berlimpah, tak terbataslah sumber nutrisi yang bisa mendukung kelangsungan hidup,\” jelasnya.

Titan merupakan tempat yang sesuai untuk dihuni.

Titan, yang diyakini sebagai lokasi potensial untuk kehidupan alien, telah dilacak oleh misi Cassini milik NASA.

Berdasarkan catatan

Space,

wahana itu menerbangan melintasi Titan lebih dari seratus kali.

Pesawat luar angkasa dari Eropa, Huygens, juga sempat mendarat di permukaan satelit itu pada tahun 2005.

Saat itu, Huygens mengumpulkan informasi penting terkait atmosfir yang padat pada Titan serta mendeteksi beberapa proses reaksi fotokimia.

Fotokimia merupakan proses reaksi kimia dipengaruhi oleh sinar light yang menghasilkan kondisi kimia pada Titan, menjadikan satelit planet Saturnus tersebut potensial untuk ditinggali.

Itu bisa terjadi akibat reaksi fotokimia yang mampu menghasilkan molekul organik rumit, meliputi sebagian besar senyawa pembangkit kehidupan.

Molekul organik kemudian menumpu pada lapisan atas Titan dan dengan melewati percampuran bahan yang saling bertukar serta mungkin beberapa proses geo-kimiawi, bisa jadi akan mencapai laut terpendam di bulan tersebut.

Proses itu mungkin mengubah perairan gelap di bawah Titan menjadi tempat yang cocok untuk ditinggali.

Affholder menjelaskan bahwa tidak seluruh molekul organik tersebut bisa dijadikan sebagai sumber makanan; luasnya laut yang begitu besar serta pertukaran antara samudera dengan atmosfer, tempat semua zat organik tersebar, memiliki batasan,

\”Oleh karena itu, kita mengusulkan untuk menggunakan metode yang lebih halus,\” imbuhnya.

Para ilmuwan ingin mengetahui bagaimana rasanya hidup di Titan.

Agar mengetahui jejak makhluk asing pada Titan, para peneliti menerapkan pemodelan bioenergi.

Permodelan bioenergi adalah metode yang menggunakan simulasi matematika untuk mengukur energi yang dibutuhkan untuk membuat dan memutus ikatan kimia dalam sistem biologis.

Ilmuwan menggunakan metode tersebut untuk mengidentifikasi skenario yang masuk akal di mana kehidupan dapat muncul di Titan.

Lewat permodelan bioenergi, ilmuwan menemukan proses fermentasi di Titan.

Fermentasi adalah proses metabolisme sederhana yang melibatkan mikroorganisme, seperti bakteri, dengan memecah molekul organik seperti gula atau karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Bagian terpentingnya adalah proses itu terjadi tanpa oksigen yang membuatnya sangat relevan untuk dunia seperti Titan, tempat oksigen langka atau tidak ada.

\”Proses fermentasi diperkirakan mulai berkembang pada tahap awal sejarah kehidupan Bumi dan tidak membutuhkan kami untuk menjelaskan lebih lanjut tentang mekanisme tak ter kenali atau berspekulasi yang mungkin saja terjadi atau tidak di satelit Saturnus, Titan,\” ungkap Affholder.

\”Mereka menanyakan kemungkinan adanya mikroorganisme sejenis pada Titan. Apabila hal itu benar, bagaimana potensial dari laut subpermukaan Titan untuk mendukung ekosistem yang menggunakan sumber daya molekul organik abiottic yang sepertinya melimpah dan dibentuk dalam atmosfir Titan, lalu mengumpul di permukaannya serta tersimpan di inti planet tersebut,\” jelasnya lebih lanjut.

Kesempatan Menemukan Kehidupan Asing di Titan

Dilansir dari laman resmi

Universitas Arizona

, Kamis (7/4/2025), tim peneliti tertentu mengkaji lebih mendalam tentang salah satu senyawa organik, yakni glisin, yang merupakan jenis asam amino paling mendasar di antara seluruh asam amino yang ada.

\”Affholder mengatakan bahwa kita mengetahui keberadaan glisin yang cukup banyak dalam bermacam-macam materi primitif di alam semesta,\” katanya.

Saat memandangi asteroid, komet, awan partikel serta gas yang menyusun bintang dan planet layaknya tata surya kita, dia mengungkapkan bahwa glisin ataupun senyawa pendahulunya ditemui hampir dimana-mana.

Namun, simulasi komputer mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil bahan organik Titan yang mungkin cocok untuk dikonsumsi oleh mikroba.

Mikroba pengonsumsi glikin di laut Titan akan tergantung pada aliran asam amino yang konsisten dari permukaan melewati lapisan es yang tebal tersebut.

Studi sebelumnya dari kelompok yang sama sudah memperlihatkan bahwa ketika meteorit bertabrakan dengan es, mereka bisa menciptakan genangan lava cair yang selanjutnya akan meresap melalui lapisan es tersebut dan membawa bahan-bahan dari permukaan ke laut.

\”Temuan studi terbaru kami mengindikasikan bahwa sumber daya tersebut kemungkinan hanya akan mencukupi untuk mendukung populasi mikroorganisme yang sangat rendah dengan bobot keseluruhan sekitar beberapa kilogram, sama seperti berat dari sebuah anjing kecil,\” jelas Affholder.

Bioskop kecil tersebut umumnya memiliki kurang dari satu sel pada setiap liternya air dalam laut Titan yang luas.

Menurut Affholder, kemungkinan mendeteksi adanya kehidupan di Titan seandainya terdapat misi di masa depan akan setara dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Namun, para ilmuwan tetap optimis akan adanya petunjuk tentang keberadaan makhluk asing pada bulan itu jika terdapat temuan di lokasi yang tidak hanya melibatkan senyawa organik di kulit bumi bulanan ini.

Kesimpulannya, kami menemukan bahwa stok organik yang melimpah di Titan mungkin tak sepenuhnya dapat berperan dalam kehidupan bulan itu seperti yang kita bayangkan dengan insting,\” demikian penutup Affholder.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *