Mengetahui Tembok Laut Raksasa yang Ditolak Warga



AsahKreasi


,


Jakarta


– Kebanyakan penduduk Jakarta enggan terhadap ide membangun tembok laut besar yang disebut juga sebagai

giant sea wall.

Survei tentang persepsi publik yang dijalankan oleh Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mengungkap bahwa 56,2% dari para responden cemas terhadap dampak konstruksi bendungan besar tersebut terhadap ekosistem dan mata pencaharian nelayan.


Giant sea wall

adalah sebuah konstruksi berukuran besar yang terbentang di sepanjang tepi pantai dan bertujuan untuk memisahkan area daratan dari laut. Tujuan utamanya adalah sebagai pembatas Utama
tanggul laut
Ini bertujuan untuk menghindari erosi pantai, menjaga wilayah daratan dari dampak kerusakan yang disebabkan oleh gelombang laut, serta menyokong kestabilan daerah perairan darat.

Projek ini bertujuan untuk memberikan perlindungan jangka panjang dari ancaman banjir rob yang makin kerap terjadi serta menyelesaikan masalah penting lainnya yaitu pengurangan tingkat permukaan tanah di area ibukota. Di Jakarta, ide tersebut diterapkan lewat projek bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Terdapat tiga fase pada konstruksi bendungan besar yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Proyek Strategis Nasional.
PSN
Ini adalah tahap awal yang meliputi konstruksi benteng pantai dan Sungai serta instalasi pengisian air dan area rendah di kawasan pesisir utara Jakarta.

Fase kedua meliputi pengerjaan tanggul pantai yang menghadap ke lautan pada bagian barat dan perlu diselesaikan sebelum tahun 2030. Sementara itu, fase ketiga mencakup konstruksi tanggul laut di segmen timur dengan tenggang waktu hingga awal dekade 2040. Apabila proses subsiden masih berlanjut pasca tahun tersebut, maka struktur tanggul terbuka akan dirombak menjadi bentuk tanggul tertutup.

Kepala Tim Penugasan untuk Proyek Perumahan Hashim Djojohadikusumo menyatakan bahwa desain dari pembangunan bendungan pantai besar ini telah disiapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sejak tahun 1994 dan pada dasarnya sudah dapat dikerjakan satu dekade yang lalu. Akan tetapi, dia mengamati bahwa tidak terjadi banyak kemajuan dalam hal tersebut. “Saya ingat betul, sepuluh tahun silam, proyek itu sudah matang dan bisa diluncurkan. Tetapi pertanyaannya adalah, kenapa dalam waktu sepuluh tahun belakangan ini tidak ada peningkatan,” katanya saat berbicara di Jakarta, Sabtu, tanggal 31 Agustus 2024.

Saudara laki-lakinya yang merupakan adik dari Presiden Prabowo Subianto tersebut menyatakan, tentang proyek tersebut sebagai berikut:

giant sea wall

Ini mencakup kolaborasi antara sektor publik dan sektor bisnis, termasuk
investor asing
Dia mengestimasi bahwa 40 persen dari area pertanian akan terdampak.
tenggelam
jika proyek ini tidak juga dimulai


Dicky Kurniawan, Irsyan Hasyim serta Ni Made Sukmasari

berkontribusi dalam tulisan ini.

Artikel menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com