AsahKreasi
– CEO OpenAI, Sam Altman menyebutkan pekan lalu bahwa biaya daya listrik perusahaannya telah meningkat hingga mencapai belasan juta dolar.
Dia menulisnya lewat akun resmi X tersebut.
@Sama
.
Setelah diinvestigasi, ditemukan bahwa masalahnya disebabkan oleh orang-orang yang berperilaku ramah terhadap ChatGPT dengan menggunakan kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih”.
Apa yang terjadi dengan frasa “tolong” dan “terima kasih” dalam percakapan dengan ChatGPT?
Dilansir dari
Fox32
, Pada hari Senin (21/4/2025), Altman menyatakan bahwa menggunakan frasa seperti “tolong” dan “terima kasih” ketika berinteraksi dengan ChatGPT bisa menimbulkan biaya bagi perusahaan sebesar puluhan juta dolar.
Ini disebabkan oleh peningkatan muatan perhitungan dan daya listrik yang dibutuhkan untuk mengolah permintaan yang semakin halus serta rumit.
Namun demikian, dia merasa bahwa biayanya sebanding dan menyebutnya sebagai investasi yang pantas.
Berdasarkan hal tersebut, Altman mengatakan bahwa bersikap sopan terhadap kecerdasan buatan adalah “perbuatan yang biayanya tinggi”.
Dikutip dari
Entrepreneur
, Senin (21/4/2025), menurut laporan Mei 2024 dari The Electric Power Research Institute (EPRI), dibutuhkan energi 10 kali lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan/prompt atau mengirimkan komentar kepada ChatGPT.
Angka tersebut melebihi energi yang diperlukan untuk pencarian Google standar.
Studi yang dilakukan pada tahun 2023 oleh Universitas Washington bersama dengan Allen Institute for AI menghitung bahwa sebuah percakapan di ChatGPT dapat menggunakan sebanyak 0,14 kWh daya listrik per jam, hal ini setara dengan energi yang dibutuhkan untuk menerangi 14 buah bola lampu LED dalam waktu satu jam.
Apabila diimplementasikan dalam miliaran transaksi sehari-hari, jumlah energi yang digunakan secara keseluruhan akan sangat besar.
Sementara itu, para peneliti dari platform konsultasi finansial BestBrokers telah menentukan bahwa ChatGPT paling tidak memerlukan sekitar 1,059 miliar kilowatt per jam listrik tiap tahunnya.
Artinya, perusahaan ini membutuhkan biaya sekitar 139,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,35 triliun untuk bayar listrik demi keberlangsungan penggunaan AI.
Di samping itu, AI pun mengharuskan adanya sejumlah besar air guna mendinginkan server yang mendukung operasinya.
Riset yang berasal dari University of California
,
Riverside mengindikasikan bahwa ChatGPT memerlukan 1,4 liter air untuk dapat menuliskan 100 kata dalam sebuah pesan yang sopan.
Pada sementara itu, mereka memerlukan 0,04 liter air untuk mencetak kata “sama-sama” yang berasal dari ChatGPT.
Mengapa orang bertindak ramah terhadap ChatGPT?
Pada bulan Februari tahun 2025, penerbit Future mengeluarkan sebuah survei yang menyatakan bahwa 67% penduduk Amerika Serikat bertingkah laku dengan baik ketika memakai kecerdasan buatan atau AI.
Nyaris satu dari setiap lima orang dalam grup itu, yang berarti 18%, mengaku sering mengucapkan kata “tolong” dan “terima kasih” pada kecerdasan buatan.
Penjelasan di balik hal ini sangat mudah, yaitu agar dapat menjaga keselamatan diri mereka apabila terdapat pemberontakan kecerdasan buatan.
Sementara itu, 82 persen lainnya menjawab bahwa mereka berperilaku santun terhadap kecerdasan buatan karena hal tersebut memberikan kesenangan.
Mereka berpendapat bahwa bertingkah laku sopan terhadap semua orang merupakan suatu kebahagian, baik itu kepada AI maupun manusia.
Kurtis Beavers, direktur desain di Microsoft, menyebut bahwa beretika terhadap kecerdasan buatan bertujuan untuk fungsi tertentu.
Beavers mengatakan bahwa dengan menggunakan Bahasa yang halus akan mempengaruhi respon dari AI.
Artinya, ketika Anda menunjukkan kesopanan kepada AI, biasanya AI akan membalas dengan sikap serupa.