AsahKreasiDaejeon JungKwanJang Red Sparks dianggap mengecewakan saat persiapan menghadapi Liga Voli Korea musim depan setelah merugi banyak pemain penting.

Kegagalan meraih gelar juara di Liga Voli Korea musim 2024-2025 telah membawa Red Sparks ke titik penting dimana tim sekarang harus mempertimbangkan langkah selanjutnya untuk terus bertahan.

Mengapa demikian? Pasukan yang diasuh oleh Ko Hee-jin itu terpaksa merelakan beberapa pemain kunci yang memandu kesuksesan mereka di musim sebelumnya.

Pertama kali kehilangan yang dialami oleh Red Sparks terjadi saat mereka tidak berhasil menyegel kontrak baru untuk pevoli asal Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi.

Pemain berasal dari Jember, Jawa Timur tersebut pindah ke klub guna mendukung Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia menampilkan performa terbaiknya di semifinal Proliga 2025.

Rugi besar tanpa ragu menghantui tim bernama Red Force tersebut setelah mereka tidak berhasil menjaga Megawati sesuai dengan penampilan yang telah diperlihatkannya.

Tidak hanya Megawati, keadaan Red Sparks semakin tidak teratur setelah dikonfirmasikan bahwa tim ini tidak akan lagi diwakili oleh pemain asingnya yakni Vanja Bukilic.

Pevoli dari Serbia itu memilih untuk meneruskan karirnya di Benua Eropa setelah dikenal sebagai pasangan meriam bersama Megawati.

Red Sparks telah melakukan satu langkah dengan menunjuk pevoli asal Thailand, Wipawee Srithong, sebagai pengganti Megawati dengan status Kuota Asia.

Meskipun begitu, tindakan tersebut belum dianggap penting karena pemain dengan posisi spiker sisi itu tengah menjalani proses penyembuhan dari cederanya.

Tepat setelah membuka jalannya untuk mempersiapkan tim menjelang musim depan, Red Sparks kembali harus merugi dengan hilangnya salah satu pilar utamanya yakni Pyo Seung-ju.

Atlet berumur 32 tahun itu gagal mendapat klub sebelum batas waktu untuk pemain bebas kontrak.

Kondisi tersebut mengakibatkan Pyo tidak dapat berpartisipasi di musim 2025-2026 mendatang sebab KOVO menerapkan aturan bahwa pemain bebas agensi wajib melewatkan satu musim apabila gagal menemukan klub baru.

Berdasarkan laporan dari Naver.com, Pyo telah menyampaikan niatnya agar dirinya direkrut oleh juara bertahan Pink Spiders menggunakan opsi perdagangan atau penukaran.

Alasan utama Pyo dalam berpindah adalah karena dekatnya hubungan dengan keluarganya.

Namun, harapannya tidak dapat direalisasikan karena tidak adanya kesepakatan di antara kedua klub tersebut sehingga ia pun akhirnya harus menghadapi fakta pedih bahwa karirnya telah berakhir.

Perubahan yang tengah berlangsung pada Red Sparks juga menarik minat media asal Korea Selatan bernama Dailian.

Dalam suatu artikel, mereka menilai bahwa Red Sparks saat ini telah berubah menjadi tim yang mengecewakan dalam persiapan untuk musim depan pasca kehilangan beberapa pemain penting.

Kehilangan Megawati, Bukilic, dan Pyo Seung-ju membuat situasi Red Sparks sebagai peringkat kedua menjadi sangat berbeda jauh dari tim pemenang, Pink Spiders.

Meskipun kehilangan andalannya yang terkenal, Kim Yeon-koung, Pink Spiders tetap sukses merekrut pemain berpotensi seperti Lee Da-hyeon setelah pensiurnya.

“Sementara itu, tim rival bernama Red Sparks yang nyaris membatalkan impian Kim pada tahun pensinya, tampil cukup mengecewakan,” demikian dilaporkan Dailian.

Megawati merupakan pemain inti dari Red Sparks dengan gelar sebagai kartu as mereka; dia juga dikenal sebagai salah satu pen scor tertinggi dalam tim. Kehilangan Megawati sangat dirasakan oleh sang pelatih, Ko Hee-jin.

Bukilic menempati posisi kelima sebagai topskor dan dipilih menjadi salah satu dari tujuh pemain terbaik pada musim lalu.

Red Sparks pun tidak berhasil menjaga Pyo Seung-ju sebagai outside hitter berpengalaman mereka.

Pusat perhatian adalah pada kedua finalis musim lalu (Red Sparks dan Pink Spiders), yang kini menghadapi situasi berbeda dalam menyongsong musim baru.