AsahKreasi
Alasan utama dari tekanan darah tinggi alias hipertensi merupakan kondisi medis yang lumrah tetapi kerap kali luput dari pengamatan sebab cenderung tak memberikan tanda-tanda yang nyata.
Berdasarkan data, kurang lebih separuh populasi orang dewasa global menderita masalah tersebut, namun sebagian besar tidak menyadarinya.
Dikutip dari
Cleveland Clinic
Penderita tekanan darah tinggi memiliki risiko terkena penyakit jantung, serangan strok, serta gangguan ginjal bila kondisi tersebut tak diatasi secara tepat.
Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa penyebab darah tinggi dan makanan yang bisa memperburuk kondisi yang dimiliki berikut ini.
Kondisi-kondisi yang sering kali menjadi penyebab tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi bisa muncul akibat gabungan penyebab dari dalam tubuh dan luar tubuh. Sebagian besar penyebab tersebut bisa dikelola, namun ada juga yang tak bisa dikendalikan.
Disarikan dari
CDC
dan
WebMD,
berikut adalah faktor utama yang dapat meningkatkan risiko darah tinggi:
-
Kondisi medis:
Seperti diabetes, obesitas, dan masalah ginjal. -
Kurangnya aktivitas fisik:
Kurang aktifitas bisa meningkatkan tekanan darah. -
Merokok serta konsumsi minuman keras menjadi kebiasaan:
Menghisap rokok serta minum alkohol secara berlebihan bisa menghancurkan pembuluh darah. -
Diet yang tidak sehat:
Makanan dengan kandungan natrium tinggi dan kalium rendah cenderung memperburuk tekanan darah.
Mengerti sebab-sebab dari tekanan darah tinggi sungguh krusial, lantaran dengan mengetahui elemen-elemen yang dapat dikendalikan, kita berpotensi mengadopsi tindakan guna memperkecil risikonya.
Apabila Anda mengidap beberapa faktor risiko tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin untuk tindakan preventif tambahan.
Makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan sebaiknya dikurangi konsumsinya
Asupan makanan yang Anda konsumsi sangat berpengaruh terhadap tingkat tekanan darah Anda. Berbagai macam pangan bisa jadi penyebab perburukan situasi hipertensi dalam tubuh Anda.
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang lebih baik untuk dijauhi:
-
Makanan dengan kandungan garam berlebih:
Seperti produk makanan yang diproses, junk food, serta makanan dalam kemasan. -
Makanan dengan lemak jenuh:
Sama seperti makanan gorengan dan daging yang banyak lemaknya. -
Minuman manis dan beralkohol:
Mengonsumsi terlalu banyak alkohol serta minuman manis bisa menaikkan tekanan darah. -
Makanan olahan:
Umumnya memiliki kandungan natrium tinggi serta zat pengawet yang dapat membahayakan pembuluh darah.
Menekan asupan makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah tak sekadar membantu mengurangi tekanan darah, namun juga penting untuk mempertahankan kebugaran tubuh secara umum.
Dengan memilah asupan makanan yang lebih baik, kita bisa menekan peluang terserang tekanan darah tinggi serta gangguan berhubungan dengannya.
Makanan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang dapat di konsumsi
Menjaga kebiasaan makan bisa berperan dalam pengendalian tekanan darah. Di bawah ini terdapat beberapa jenis makanan yang dapat mendukung penurunan tekanan darah:
-
Sayuran hijau:
Sama seperti bayam dan kale, yang dipadatkan dengan potassium dan magnesium. -
Buah-buahan:
Pisang, jeruk, dan apel yang kaya akan potassium, juga berperan dalam mengurangi tekanan darah. -
Produk susu rendah lemak:
Mengandung kalsium yang berfungsi untuk mengatur tekanan darah. -
Kacang-kacangan dan bijian:
Kaya akan serat dan mineral yang baik untuk menjaga kesehatan jantung.
Memakan makanan yang tinggi dalam potassium, kalsium, serta magnesiu merupakan metode alami yang bisa digunakan untuk mengurangi tekanan darah.
Dimulai dengan menambahkan makanan sehat tersebut ke dalam pola makan Anda agar mendapatkan hasil maksimal.
Cara mengurangi tekanan darah tinggi dengan cara yang alami
Di samping mempersiapkan jadwal makannya, gaya hidup pun memiliki peranan yang signifikan dalam pengendalian hipertensi. Inilah sejumlah metode alami guna meredam tensi darah:
1. Mengubah Pola Makan.
2. Melakukan Aktivitas Fisik Rutin.
3. Menjaga Bobot Badan Ideal.
4. Memasak dengan Metode Sehat.
5. Kurangi Kafein dan Alkohol.
6. Meditasi atau Teknik Relaksasi Lainnya.
7. Istirahat Cukup Setiap Malam.
-
Olahraga teratur:
Minimalisasi lakukan 150 menit gerakan olahraga tiap pekan. -
Menjaga berat badan ideal:
Menurunkan berat badan bisa memperbaiki tekanan darah dengan signifikan. -
Mengurangi konsumsi garam:
Batasan asupan garam menjadi maksimal 1.500 mg setiap harinya. -
Menghindari alkohol berlebihan:
Pemakaian minuman beralkohol sebaiknya di bawah satu sampai dua cangkir setiap harinya.
Dengan mengubah pola hidup, Anda bukan saja bisa menurunkan tekanan darah, namun juga mampu meningkatkan kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Dimulai dari hal-hal sederhana, contohnya dengan olahraga teratur serta membatasi asupan garam, maka Anda akan mulai menikmati hasilnya.
Pentingnya pemeriksaan rutin
Hipertensi biasanya tak memberikan tanda-tanda, oleh karena itu cek kesehatan berkala amat diperlukan. Di bawah ini terdapat langkah-langkah dalam mengawasi tekanan darah Anda:
-
Pemeriksaan tahunan:
Periksakan tekanan darah minimal satu kali per tahun agar dapat memantau kesehatan jantung Anda. -
Pemantauan mandiri:
Gunakan perangkat pemantau tekanan darah di rumah agar dapat mengontrol tekanan darah dengan teratur. -
Konsultasi dengan dokter:
Bila tekanan darah Anda tetap meningkat, segera hubungi dokter untuk perawatan tambahan.
Tekanan darah tinggi biasanya tak memberi tanda-tanda, maka dari itu perlu dilakukan pengecekan tekanan darah dengan teratur.
Dilansir dari
Cleveland Clinic,
Diharapkan bagi Anda untuk menjalani pemeriksaan tekanan darah minimal satu kali per tahun, bahkan jika Anda merasa dalam keadaan sehat.
Apabila tekanan darah Anda melebihi angka 130/80 mmHg, dokter mungkin akan mengusulkan modifikasi pola hidup atau bahkan pemberian obat.
Dengan mempertimbangkan jenis-jenis makanan yang di konsumsi serta menjalani pola hidup bugar, kita dapat menekan peluang tekanan darah tinggi dan menghindari beberapa masalah kesehatan parah yang mungkin timbul.
Menangani hipertensi tidak hanya terkait dengan penggunaan obat-obatan, melainkan juga berfokus pada peningkatan gaya hidup sehat dalam keseharian.