Skip to content

Makanan Sehari-Hari yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

Banyak jenis makanan ternyata dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti kanker. Kenali beberapa pangan pencetus kanker payudara yang umum dikonsumsi sehari-hari untuk melakukan antisipasi tersebut.

Memakan makanan secara asal-asalan serta tidak peduli dengan kondisi kesehatan bisa sangat berbahaya bagi Anda, Bunda. Terutama saat menentukan pilihan makanan setiap hari, Bunda harus tetap cerdas dan hati-hati untuk menjaga agar keadaan kesehatan tetap optimal.

Misalkan saja saat Ibu mengonsumsi sejumlah jenis makanan dapat menjadi penyebab timbulnya kanker payudara. Oleh karena itu, sangatlah vital untuk memiliki wawasan ini sehingga bisa menjauhi makanan yang berbahaya guna mendukung kondisi fisik terutama bagi para ibu yang sedang menyusui.

Kanker payudara adalah suatu kondisi yang rumit disebabkan oleh beberapa elemen penunjang. Elemen-elemen ini meliputi umur, sejarah famili, warisan genetik, serta gender; di mana semuanya tak dapat dikontrol individunya.

Akan tetapi, individu bisa memegang kendali atas aspek-aspek tertentu, misalnya kebiasaan merokok, derajat aktifitas fisik, indeks massa tubuh, serta perilaku makan sehari-hari. Sejumlah ahli pun menekankan kalau gaya konsumsi pangan ini bisa jadi penyebab dari antara 30 sampai dengan 40 persen kasus terkait kanker sesuai kutipan di situs tersebut.

Medical News Today.

Kenaikan Kanker Payudara di Kalangan Gadis Muda, Pahami Sebabnya dan Tandanya

Apakah ada jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan kanker payudara dan umumnya dikonsumsi?

Memahami tentang elemen-elemen risiko penyakit kanker dapat membuat cemas, terlebih lagi bila hal tersebut melibatkan aspek sehari-hari seperti jenis-jenis pangan. Seorang ahli gizi klinik bernama Alyssa Tatum baru-baru ini menyebarkan informasi mengenai ragam konsumsi makanan tertentu yang memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan serius itu. Di sini adalah beberapa contohnya:

1. Daging merah

Merah telah dihubung-hubungkan dengan kanker usus besar oleh Tatum. Meski begitu, hal itu bukanlah alasan untuk secara definitif meninggalkan hidangan kesukaan seperti burger. Justru sebalinya, Tatum menyarankan agar orang-orang mengonsumsi daging merah kurang sering serta dalam jumlah yang lebih sedikit.

\”Tidak sepenuhnya berkata \’Jangan makan itu,\’ namun kami menyarankan untuk \’mengurangi konsumsi daging merah secara teratur dan memilih porsinya menjadi lebih sedikit,\’\” jelas Tatum.

2. Daging olahan

Kelompok daging lainnya dengan risiko kanker yang lebih besar adalah daging yang diproses. Daging diproses merujuk kepada daging mana pun yang sudah dikonservasi, ataupun melalui proses modifikasi tekstur dan cita rasanya. Jenis-jenis ini mencakup berbagai macam pilihan daging seperti wienerwurst, prosciutto, strip bacon, serta sosis.

3. Alkohol

Para pakar tentang kanker menyebutkan bahwa konsumsi alkohol berkaitan dengan peningkatan kemungkinan terkena berbagai macam penyakit seperti kanker lambung, usus besar dan rektum, kerongkongan, lever, pankreas, serta payudara.

\”Tindihan alkohol bisa merusak jaringan seiring berjalannya waktu, hal ini mungkin mempengaruhi struktur DNA dalam sel serta meningkatkan peluang terkena kanker,\” demikian menurut Tatum seperti dilansir dari situs tersebut.

MD Anderson.

4. Produk makanan dan minuman yang sangat diproses

Makanan dan minuman ultraproses ternyata memiliki hubungan tak langsung dengan kemungkinan timbulnya kanker melalui peningkatan gula serta sodium di dalamnya, hal ini bisa memicu pertambahan bobot hingga kelebihan berat badan atau bahkan obesitas.

\”Mengkonsumsi makanan olahan yang memiliki kadar kalori tinggi namun nutrisi rendah bisa menambah peluang terkena kanker melalui proses peningkatan bobot tubuh dan kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan sendiri dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengidap kanker,\” ungkap Tatum.

5. Produk makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih

Produk yang mengandung gula ekstra atau pemanis buatan memiliki hubungan tak langsung dengan penyakit kanker. Seperti halnya memilih makanan olahan, memilih jenis makanan manis juga bisa menimbulkan kenaikan berat badan serta masalah kelebihan bobot tubuh, kondisi tersebut dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terserang kanker.

Apakah ada hubungan antara pola makan dengan risiko terkena kanker?

Karena jenis makanan ini lumrah ditemui, bisa jadi hampir semua orang sudah mencobanya sebelumnya. Akan tetapi, sebelum Ibu khawatir tentang gelas jus berpemanis tambahan yang Ibu sukai ketika bersantai atau hamburger yang Ibu konsumsi pada acara tertentu, Tatum menggarisbawahi pentingnya perilaku terkait hubungan antara pola makannya dan risiko penyakit kanker.

\”Berbeda dengan ketika Ibu mengonsumsi ikan smoked seminggu yang lalu sehingga langsung terkena kanker saat ini. Hal itu tak selalu terjadi setelah sekali konsumsi. Yang menjadi masalah adalah paparan berulang secara berkala, oleh karena itu hati-hati pada hal tersebut dan coba batasi porsinya,\” ujarnya.

Hindari kanker melalui pola makan yang bergizi


Untuk menekan peluang terserang kanker payudara, Bunda dapat mencoba menyertakan beberapa jenis makanan berikut dalam menu sehari-hari, lho:

1.

2.

3.

4.

5.

1. Konsumsi berbagai jenis buah dan sayur dalam jumlah cukup

Banyak pakar diet sepakat bahwa gaya hidup berdasarkan konsumsi tanaman dapat jadi lebih baik ketimbang pola makannya mendominasi barang-barang hasil ternak. Sayur-sayuran serta buah-buahan punya kadar lemak yang lebih sedikit dan serat yang melimpah jika dibandingin sama daging atau susu, selain itu kebanyakan di antara mereka juga menyediakan jumlah vitamin dan mineral yang cukup layaknya informasi dalam situs web Breast Cancer.

2. Batasi asupan lemak

Upayakan agar tidak memasukkan lebih dari 30 gram lemak setiap harinya serta pastikan bahwa kurang dari 10% asupan kalorimu berasal dari lemak jenuh. Jauhi pula lemak trans, yakni jenis lemak yang seringkali terdapat pada mentega putih, margarin padat (atau keras), dan berbagai produk seperti kraker, camilan instan, makanan gorengan, cookies, hingga roti bakar atau pai buatan industri yang biasa kamu beli di pasaran.

3. Kombinasi protein

Sejumlah studi menyimpulkan adanya kemungkinan hubungan antara pemasukan daging merah dengan risiko terkena kanker payudara. Kebanyakan perhatian ini berfokus pada daging yang diproses (berkat konten lemak, garam, serta nitratnya yang tinggi), serta daging sapi yang telah ditambahkan hormon dan obat-obatan antibakterinya. Apabila Ibu berniat untuk mengurangi asupan daging merah, cobalah mencari alternatif lain sebagai penyedia protein.

4. Diet sehat

Pilihlah susu skim dan produk turunan susu lainnya. Tetapi, bila Anda sudah biasa mengonsumsi susu asli, campurlah sedikit susu segar dengan susu skim atau rendah lemak agar lebih mudah beradaptasi.

Mama mungkin berminat dalam membeli produk susu organik yang diproses guna mendapat konsentrasi zat-zat gizi tertentu, contohnya adalah asam linoleat terkoneksi (antosianin) serta untuk menjauhi penambahan hormon pada ternak sapi perah yang bertujuan menambah volume produksi susunya. Lebih baik hindari pula jenis-jenis makanan yang disimpan menggunakan garam, dibuat menjadi masalalu atau dikeringkan dengan uap panas sebab variasi makanan ini umumnya memiliki kandungan garam yang cukup tinggi.

Semoga penjelasannya bermanfaat bagi Anda, Bu.

Pilihan Redaksi
  •  Makanan Sehari-Hari yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
    Penyebaran Kanker Payudara di Antara Gadis Mengalami Peningkatan, Ketahui Sebabnya dan Tanda-tandanya
  •  Makanan Sehari-Hari yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
    Eksim pada kulit bisa menjadi indikasi kanker payudara, pahami penyebabnya serta cara mengatasi
  •  Makanan Sehari-Hari yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
    Kanker Payudara Tahap 2: Gejala, Sebab, Larangan, serta Perawatan yang Dianjurkan

Untuk bunda yang ingin berbagi pengalaman seputar parenting sambil mendapatkan banyak hadiah menarik, silakan bergabung dengan komunitas AsahKreasiSquad. Untuk mendaftar, cukup klik linknya.

SINI.

Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *