MENGHADAPI Paskah 2025, Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, mengunjungi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hasto
Kristiyanto berada di Tempat Tinggal Terbatas Kelas 1 Komisi Pemberantasan Korupsi atau Lapas KPK pada hari Senin, 14 April 2025.
Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa kunjungan ke Rutan KPK bertujuan untuk
Paskah
.
Salah satu motivasi Kardinal Suharyo untuk mendatangi Hasto serta para tahanan lainnya merupakan pengikut langkah Paus Fransiskus.
“
Jika sudah familiar dengan Paus Fransiskus, saat dalam kondisi sehat, di waktu-waktu Paskah ini, pada hari Kamis (sebelum Jumat Agung), beliau biasa pergi ke penjara. Terusan itu dilakukannya secara konsisten,\” katanya usai bertamu kepada Hasto, demikian disampaikan oleh sumber tersebut.
Antara
.
Menurut informasi yang didapatkan di Jakarta pada hari Senin, Kardinal Suharyo datang ke area depan Rutan KPK sekitar pukul 10:42 WIB dan terlihat memakai kemeja bermotif batik.
Ketua DPP PDIP dan juga penasihat hukum, Ronny Talapessy, bersama dengan rombongannya, menyambut kedatangan Kardinal Suharyo. Selanjutnya, dia mengundang Kardinal Suharyo untuk masuk ke dalam Rutan KPK.
Ketika sampai di gerbang Rumah Tahanan (Rutan), Kardinal Suharyo ditemui dan disapa beberapa anggota keluarga Hasto yang tengah berkunjung. Terjadi suasana akrab saat Uskup Agung Jakarta itu bercakap-cakap dengan para kerabat Hasto tersebut. Setelahnya, Ronny beserta rombongan penasehat hukum Hasto mengundang Kardinal untuk mendaftar serta melengkapi proses perekaman data kembali sebelum akhirnya menjumpai Hasto yang ada di dalam Rutan KPK.
Sebuah anggota keluarga Hasto terlihat menyerahkan dedaunan Palma ke tangan Kardinal Suharyo agar dapat dibless dan kemudian diantar kepada Hasto. Pada hari Ahad tanggal 13 April yang lalu, tepatnya adalah Hari Minggu Palma, hal ini menjadi simbol bahwa umat Katolik siap menyambut perayaan Paskah.
Kemudian, Kardinal Suharyo juga mengobrol dengan anggota keluarga Hasto yang lain di area menunggu sebelum mereka memasuki Rutan.
Sekitar pukul 10:48 WIB, Kardinal Suharyo bersama dengan Ronny Talapessy masuk ke dalam Rumah Tahanan KPK guna menjenguk Hasto. \”Ini dilakukan sebagai persiapan untuk Paskah,\” ungkap Kardinal Suharyo secara singkat kepada para jurnalis sebelum ia memasuki kompleks tahanan tersebut.
Sejumlah anggota PDIP serta tim pengacara Hasto tampak ikut hadir di Rumah Tahanan KPK. Di antara mereka ada nama-nama seperti Guntur Romli, Army Mulyanto, dan beberapa orang lagi. Sampai pukul 11:20 WIB, Kardinal Suharyo masih terus bertandang ke Rutan KPK untuk menjenguk Hasto.
Bukan Kunjungan Luar Biasa
Kardinal Suharyo menyatakan bahwa salah satu kewajibannya sebagai Uskap Agung Jakarta adalah mendatangi para tahanan.
“
Tidak hanya Hasto, tetapi juga teman-teman Kristen Katolik yang saya datangi mengatakan hal serupa. Alasan utamanya adalah ini merupakan kewajiban saya; salah satunya ialah terus-menerus menjaga saudara-saudaraku yang sedang dalam kesulitan, serta berada di penjara tentu situasinya akan sangat susah,\” jelasnya.
Oleh karena itu, ia menyebut kedatangannya itu tidak sesuatu yang istimewa.
“
Sebagai seorang pastor di Keuskupan Agung Jakarta, saya memiliki kewajiban serupa dan rutin menjenguk umat Kristen di area dan zona tugas saya, yaitu di Jakarta, Tangerang, serta Bekasi. Oleh karena itu, situasinya tidak terlalu istimewa,\” ungkapnya.
Dia menyebutkan bahwa kunjungan ke Rutan KPK bersamaan dengan perayaan Tahun Yubileum bernama peziarah pengharapan.
“
Barusan Hasto juga menyampaikan tentang harapannya tersebut. Sebagai salah satu indikasi dari adanya harapan adalah dengan mendatangi saudara-saudara yang terkurung di penjara,\” katanya.
Dalam rangka privasi, Kardinal Suharyo menyatakan dirinya sudah kenal dengan Hasto selama beberapa waktu, yaitu sebelum terlibat sebagai tersangka dalam kasus diduga menyangkut pengurutan pergantian antar waktunya (PAW) untuk anggota DPR periode 2019-2024 serta hambatan pada proses penyelidikan tersebut.
“
Rumah Hasto berada di Jalan Kaliurang, Gentan (Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta). Di hadapannya terdapat sebuah lapangan sepak bola. Dia pernah menetap di tempat tersebut selama 16 tahun, bahkan bertambah menjadi lebih dari 23 tahun dan akhirnya mencapai 30 tahun,\” katanya.
“
Seringkali saya bermain sepak bola di lapangan tersebut. Oleh karena itu, hampir setiap kali mengenal mereka sebagai bagian dari bertandang ke rumah keluarga Hasto usai pertandingan.
Hasto Menganggap Tindakan Penahannya Sebagai Bagian dari Proses Refleksi
Setelah mendatangi Hasto, Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa Hasto menjadikan waktu tahanannya di Rutan KPK sebagai kesempatan untuk melakukan retret dengan cara berdoa, berspekulasi, serta terlibat dalam kegiatan rohani. \”Menurut Mas Hasto, ini merupakan periode bagi retret guna membersihkan jiwa,\” ungkapnya.
Dia menyampaikan bahwa Hasto meluangkan waktunya untuk beribadah, mempelajari kitab suci, berolahraga, menulis, serta bertukar pikiran bersama para tahanan lainnya. \”Jadi rutinitas sehari-hari Hasto saat ini di rumah tahanan KPK ialah ia bangun pagi lalu berdoa; doa-do\’a yang belum sempat dia panjatkan ketika masih sibuk kini memiliki peluang untuk disebutkan sepenuhnya,\” jelasnya.
Hasto, menurutnya, malah membawa semangat ke rumah tahanan tersebut. Tempat di mana para tahanan lainnya selalu diberi dukungan agar tidak merasakan batasan apapun.
\”Oleh karena itu, bukan hal yang tanpa arti, melainkan dipahami. Tentunya tak mudah memaknai sesuatu yang kurang menyenangkan tersebut. Namun, itulah apa yang disadari Bapak Hasto selama berada di ruang tahanan; ia mendapatkan waktu untuk beribadah, melakukan diskusi, serta mencatat refleksi-refleksinya yang lahir dari kejadian-kejadian ini,\” ungkapnya.
Mutia Yuantisya
dan
Antara
menyumbang untuk penulis artikel ini.