Your cart is currently empty!
AsahKreasi
– Siapa yang belum pernah merasa frustasi ketika memecahkan telur rebus? Seharusnya kita bisa mendapat telur yang halus dan rapi, namun yang seringkali terjadi adalah telur bergelombang dengan potongan kulit melekat pada bagian putihnya. Bahkan kadang-kadang lapisan dalam yang lembut itu juga susah untuk dibuang sepenuhnya.
Walaupun banyak “hack” atau tips tentang cara memisahkan cangkerawang telur tersebar di dunia maya, sebenarnya terdapat penjelasan saintifik mengenai alasan kenapa beberapa telur sulit dibersihkan. Tentu saja, ada juga solusi berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat membantu menyelesaikan masalah ini.
Telur mempunyai susunan rumit: kulit keras dengan pori-pori, dua lapisan selaput (selaput luar dan selaput dalam), albumin atau putih telur, serta kuning telur yang juga dilindungi oleh sebuah selaput. Terdapat pula rongga udara di antara kulit kerangka tersebut dan jaringan membrannya.
air cell
yang semakin membesar bersama dengan pertambahan umur telurnya.
Studi yang dilakukan sejak dekade 1960 telah membuktikan bahwa elemen-elemen seperti tingkat keasaman, temperatur simpan, serta umur telur berpengaruh signifikan terhadap kesulitan atau kemudahan dalam mengupasnya.
Salah satu penelitian signifikan di masa itu mengungkapkan bahwa tingkat keasaman optimal untuk memudahkan pengupasan kulit telur putih berada dalam kisaran pH 8,7 hingga 8,9, atau dengan kata lain, harus cukup bersifat alkali. Telur yang baru dipanen umumnya memiliki kadar pH yang lebih rendah dan cenderung naik sejalan dengan perkembangan waktunya.
Di samping itu, penelitian dari tahun 1963 menunjukkan bahwa menyimpan telur dalam suhu ruang sekitar 22°C membuatnya lebih gampang untuk dikupas daripada disimpan di temperatur dingin layaknya di lemari es (3-5°C). Akan tetapi demikian, suhu lingkungan juga membawa potensi bertambahnya risiko kerusakan telur menjadi lebih cepat.
Berikut beberapa cara supaya telur dapat dikupas dengan lembut dan halus:
“Telur segar yang baru saja Anda beli mungkin enak, tetapi jangan harapkan bisa dikupas dengan mudah setelah dimasak,” kata para ahli gizi.
Telur segar memiliki ruang udara yang sangat minimal, sehingga menyulitkan awal dari proses mengupasnya. Dengan berlaluannya waktu, telur secara bertahap kehilangan kadar air lewat lubang-lubang pada kerangka cangkangnya, hal ini mendorong pertambahan ukuran ruang udara tersebut dan menjadikannya lebih sederhana untuk dikupas nanti.
Di samping itu, tingkat pH dari putih telur bertambah seiring berjalannya waktu, yang menyebabkan protein di dalamnya menjadi lebih tahan lama ketika diproses dengan panas dan kurang melekat pada kulit telur.
Sebagian ahli menyarankan agar telur yang masih di suhu ruangan dimasukkan langsung ke dalam air mendidih dan kemudian dikurangi temperaturnya untuk direbus secara perlahan. Apa alasannya?
Suhu tinggi di awal memungkinkan membran telur berlepas dengan lebih cepat daripada putih telurnya. Pemanasan mendadak ini pun membuat protein dalam putih telur mengental dan menempel bersama-sama, tidak pada membrannya sehingga menjadi lebih gampang untuk dibuka kulitnya.
Setelah dimasak sesuai dengan tingkat kematangan yang diharapkan – sekitar 3-5 menit untuk telur setengah matang, 6-7 menit untuk telur berkulit lembut, dan 12-15 menit untuk telur benar-benar matang – langsung taruh dalam mangkuk penuh es. Proses pendinginannya yang cepat akan menyebabkan putih telur mengkerut dan terpisah dari cangkangnya.
Sebagian orang mengaduk garam, asam cuka, atau baking soda ke dalam air mendidih. Namun, hasilnya bervariasi; campuran tersebut dapat memberikan manfaat tertentu, tetapi khasiatnya bergantung pada umur dan tingkat kesegaran telurnya.
Walau terdapat beberapa racun yang memakai zat kimia kuat untuk “melelehkan” cangkang, dalam lingkungan rumah, alternatif alami seperti cuka atau baking soda justru lebih praktis dan aman.
Saat ini, terdapat berbagai metode alternatif selain dengan merebus yang dapat digunakan untuk memasak telur, misalnya dengan pengukusan, menggunakan pemanggang udara atau oven tangkring, hingga pemanasan dalam mikrowave.
Pada teknik pengukusan, asap air dianggap menembus kulit dan melemaskan selaputnya, sehingga memudahkan proses pelepasan cangkerangan telur tersebut.
Peralatan seperti air fryer dan microwave juga memiliki potensi, walaupun masih sedikit studi yang mengeksplorasi dampak dari teknik tersebut terhadap kenyamanan dalam mengupas telur.
Setelah berhasil melepaskan telur tanpa cacat, jangan terburu-buru menyingkirkan sisanya. Kulit cangkang telur dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti:
Memisahkan kulit telur tak cuma menjadi tugas memasak biasa. Berbekal pengetahuan, kita dapat mencegah kekecewaan dan merasakan hasil yang sempurna. Sebagaimana ungkapan bijaksana menyebutkan, “Pengetahuan ada di mana-mana, termasuk dalam butiran telur.”
Leave a Reply