Skip to content

Kreasi Muda Berpendar:Animator Petra Rancang Keberhasilan Film Jumbo


SURABAYA, AsahKreasi

– Karya kreatif seorang mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya menjadi pilar utama keberhasilan film animasi Jumbo, yang telah mengundang minat lebih dari 3 juta orang untuk menyaksikannya.

Dia merupakan Maximillian Serafino Suprapto, seorang lulusan dari International Program in Digital Media (IPDM) Universitas Kristen Petra Surabaya, dan saat ini ia diberi kepercayaan sebagai salah satu anggota tim animator dalam pembuatan film Jumbo.

Awalnya, peluang berharga tersebut dimenangkan oleh Maxim ketika ia melakukan praktik kerja di Ayena Studio Bandung selama setengah tahun.

“Lalu saya dipercayakan untuk turut serta memberi kontribusi pada film Jumbo ini,” ujarnya ketika ditemui di Surabaya, Senin (14/4/2025).

Maxim menyebutkan bahwa tahapan pembuatan film Jumbo yang sedang ia tangani saat ini memiliki beberapa tantangan unik.

blocking

, animasi, dan

clean up

menghabiskan waktu sekitar tiga bulan.

Menurutnya, saat proses pembuatan film, bagian tersebut menjadi demikian.

blocking

menjadi langkah yang lumayan sulit.

Maxim diberikan tantangan untuk menemukan posisi dan ekspresi yang tepat untuk karakter Jumbo di setiap scene syutingnya.

shoot

-nya.

“Tantangan dalam hal kreativitas terkait dengan gerakan tari dan penampilan tiap karakter. Bagaimana caranya agar karakter ini dapat bergerak serta bertingkah laku mirip manusia,” jelasnya.

Di samping itu, Maxim pun perlu menggarap adegan di film Jumbo agar para karakternya dapat menyampaikan emosi lewat ekspresi mereka, entah itu dengan gerakan tubuh atau gesture.

body language

.

Oleh karena itu, hal tersebut menjadikan film ini dapat menyihir para pemirsanya. Ketika pada tahapan Ini,

animating

“kami cukup menyempurnakan dan menghaluskannya agar menjadi lebih baik,” tambahnya.

Menurut dia, tiap karakter punya tingkat kesulitannya masing-masing secara merata, bukan cuma Don sang protagonis dengan tubuh yang agak besar.

Terdapat tokoh Maesaroh dengan rambut keriting atau Pak Kades yang bertampang sangar.

Sulit rasanya ketika harus berkomunikasi dengan aksesorisnya. Hal tersebut dapat menyebabkan sedikit gangguan.

tricky

untuk dikerjakan,” terangnya.

Dia mengaku sangat bangga proyek film pertamanya laris manis.

Berjalan lebih dari dua minggu, Jumbo menarik lebih dari 3 juta penonton.

Minatnya tak cuma dari segmen anak-anak, tapi juga mencakup orang dewasa.

“Saya sangat gembira jika ternyata karya yang saya bantu ini berhasil. Hingga saat ini sudah mencapai tiga juta penonton,” ujarnya dengan penuh kebanggan.

Dia menginginkan kesuksesan penjualan film Jumbo dapat membuka pintu lebar-lebar bagi para pembuat animasi lokal agar semakin produktif dan karyanya dapat disaksikan oleh jutaan orang di tanah air.

“Karyaan film animasi buatan anak bangsa Indonesia sungguh luar biasa. Selain itu, negeri ini memiliki sumber daya manusia yang amat terampil,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *