Skip to content

Kiat Mudah untuk Orang Tua dalam Melakukan Gentle Parenting di Indonesia



AsahKreasi


,


Jakarta


– Menyediakan pendidikan anak yang sesuai amatlah krusial, terlebih sewaktu serbuan teknologi mencoba menyusup dalam hidup buah hati Anda. Terdapat banyak ragam cara pengasuhan yang dijalankan oleh para ibu bapa. Lagipula, pada masa sekarang ini, platform-media maya turut memberikan variasi inspirasi gaya mendidik si kecil kepada mereka yang bertanggung jawab atasnya. Salah satu contohnya adalah

gentle

parenting


atau dengan pendekatan pengasuhan yang lembut.

Samanta Elsener, seorang psikolog khusus untuk anak dan keluarga, menyebutkan bahwa, jika


gentle parenting


Menyokong perkembangan inteligensi emosional si anak agar tetap sehat, membangun keyakinan diri serta kelaikan mereka. Apalagi dengan aneka dampak dari medsos dan kemajuan pesat informasi dapat menyebabkan stabilitas emosi sang buah hati menjadi terganggu.

\”Sebagai salah satu cara untuk mencapai kesuksesan dalam praktik pendidikan lembut, penting bagi orangtua untuk menghabiskan waktu bersama anak saat mereka bermain sehingga dapat terjalin ikatan kuat antara kedua belah pihak melalui rasa simpati, pendengaran yang proaktif, komunikasi jujur, serta kepercayaan,\” ungkap Samanta seperti disampaikan kepada Tempo pada tanggal 13 September 2024.

Di samping informasi yang diberikan oleh Samanta, berikut ini adalah langkah-langkah untuk melaksanakannya:

gentle parenting

yang disusun berdasarkan beberapa referensi:


1. Menyiapkan Anak Mulai Usia Dini

Parenting yang lembut direkomendasikan mulai diterapakan pada anak sejak usia dini. Persiapkan si kecil dengan memberikan panduan serta petunjuk menggunakan pendekatan penuh simpati. Cobalah bicara dalam nada tenang dan jelaskan alasan di balik tiap tindakan yang Anda inginkan dari mereka. Sebagai contoh, jika buah hatimu enggan mengenakan sepatu, jangan ragu untuk menjabarkan pentingnya memakainya ketika pergi keluar rumah.

Anak-anak pun memerlukan banyak latihan berulang tiap harinya supaya kebiasaan positif dapat melekat sebagai pedoman bagi mereka. Sebagai contoh, mengatur kembali mainannya sesudah selesai bermain. Terangkan pada mereka tentang adanya tanggung jawab dalam menjaga area bermain tetap rapi sehingga nantinya aktivitas bermain akan lebih menyenangkan dan nyaman.


2. Menyematkan Validasi dan Empati


Gentle parenting

Memiliki tujuan spesifik adalah mencoba menyelesaikan sumber utama tingkah laku tidak baik dengan mendukung anak-anak dalam pembangunan kemampuan regulasi emosi mereka serta pemahaman terhadap hasil dan efek dari tindakan mereka. Ini juga harus diimbangi dengan kesediaan orangtua untuk mengakui perasaan-perasaan yang dialami anak-anak, termasuk jika itu merupakan perasaan negatif.

Di sini, para anak didorong untuk bersikap jujur dan menyuarakan perasaan mereka. Ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat serta memberi rasa dukungan pada anak. Akan tetapi, terkadang orang tua salah paham bahwa mendukung kejujuran berarti membolehkan anak melakukan kesalahan tanpa ada konsekuensi. Sebenarnya bukannya demikian; saat anak melakukan kesalahan, mereka masih perlu diajak arahkan dengan cara yang tepat.


3. Disiplin Positif

Disiplin positif mendorong anak untuk fokus pada penyelesaian masalah mereka sambil menumbuhkannya dalam beragam kemampuan. Ketika orang tua menjadikan disiplin dan kesesuaian terhadap aturan sebagai hal biasa serta diiringi dengan akibatnya, maka anak tersebut akan belajar cara mengatasi tantangan-tantangannya.

Sebagai contoh apabila si anak enggan menyelesaikan tugas sekolahnya, Anda dapat menginformasikannya bahwa ini bisa membuat mereka ketinggalan pelajaran dan kelak perlu berupaya ekstra untuk menyusul. Akibat dari kegagalan melaksanakan tanggung jawab sebaiknya bersifat masuk akal atau nyata, sehingga sang anak memahami bahwa situasi itu sungguh-sungguh dapat terjadi pada diri mereka.


4. Orang Tua Perlu Menjadi Panutan


Anak-anak

Belajar dari apa yang mereka amati membuat orang tua perlu bertindak sebagai teladan yang baik. Kamu dapat memperlihatkan tipe tingkah laku yang berharap kamu terapkan pada buah hati-bundamu. Sebagai contoh, apabila kamu mau si kecil menjauh dari gadget, maka orangtua pun mesti mengurangi pemakaian alat elektronik tersebut ketika bersama-sama dengan sang anak. Kalian bisa mencoba beberapa aktivitas demi mendekatkan hubungan antara ayah/bunda dan putra-putrimu. Dengan memberikan lebih banyak waktu bagi anak, akan semakin erat pula ikatan diantara keduanya.


MITRA TARIGAN | PSIKOLOGI POSITIF | ORANG TUA

Undang Si Kecil untuk Berkelana dan Tingkatkan Pembentukan Karakter Lewat Aktivitas Lari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *