AsahKreasi
Pada saat bertambah tua (lanjut usia), kulit Anda akan mengalami berbagai perubahan.
Akan tetapi, hal tersebut pun terpengaruh oleh berbagai faktor sebelumnya, demikian seperti yang dijelaskan dalam
WebMD.
Beberapa elemen yang berpengaruh di antaranya adalah genetik, diet harian, perawatan kulit, serta aspek lifestyle lain seperti kecanduan rokok.
Kulit yang terkena sinar matahari secara berkelanjutan tanpa perawatan yang diperlukan mulai usia muda dapat memperbesar kemungkinan mengalami kerusakan pada kulit ketika sudah lanjut usia.
Paparan cahaya matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
Paparan sinar UV dari matahari dapat merusak kulit karena memecah struktur elastis (elastin), sehingga membuat kulit menjadi longgar, keriput, serta berjerawat. Terkadang hal ini juga bisa mengarah pada tumbuhnya lesi prakanker atau bahkan karsinoma kulit.
Faktor tambahan yang mempengaruhi proses penuaan pada kulit meliputi penghilangan lapisan lemak di bawah kulit hingga ke otot.
Di samping itu, stres serta pergerakan wajah sehari-hari seperti tersenyum atau mengerucutkan bibir juga berpengaruh.
Artikel berikutnya akan menggambarkan jenis-jenis gangguan kulit yang sering terjadi pada lanjut usia.
Apakah ada gangguan kulit yang sering terjadi pada orang lanjut usia?
Disari dari
Asosiasi Amerika untuk Orang Tua
(AARP) serta buku “Nutrisi untuk Lansia” (2019) karya Dwi Sarbini, Siti Zulaekah, dan Farida Nur Isnaeni, beberapa jenis gangguan kulit yang sering dialami orang lanjut usia meliputi:
-
Ulkus dekubitus
Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau borok terbuka pada kulit akibat tekanan konstan selama periode waktu yang cukup lama di suatu bagian tubuh tertentu.
Kelainan kulit ini sering terjadi pada lansia, terutama yang menderita penyakit kronis, seperti kaner stadium akhir, penyakit ginjal tahap akhir, kelumpuhan total, penyakit hati, penyakit jantung, dan diabetes.
-
Dermatitis eksema
Pada orang lanjut usia, gangguan kulit yang banyak ditemui adalah dermatitis eksim berbagai jenis, antara lain:
-
- Eksem numularis adalah lesi yang memiliki bentuk lingkar seperti koin dan sering diikuti oleh sensasi gatal. Biasanya, lesi-lesi tersebut muncul di area paha bagian dalam, pergelangan tangan, ekstremitas atas, serta badan tengah.
- Dermatitis stasis dengan warna cenderung kecokelatan di kulit. Kondisi tersebut terjadi disebabkan oleh ketidakmampuan vena, seringkali dikarenakan varises serta pembengkakan pada kaki bagian bawah.
- Dermatitis seborroik dapat mengakibatkan kekeringan pada kulit, disertai dengan area berwarna merah dan bersisik di bagian kulit kepala, tubuh, wajah, ataupun daerah anogenital.
- Dermatitis kontak dibagi menjadi dua jenis, yakni alergik dan irritatif. Kondisi ini dapat muncul di setiap area kulit yang terpapar. Akan tetapi, kasus dermatitis kontak iritan lebih umum ditemui pada tangan. Sementara itu, dermatitis kontak alergik cenderung dialami oleh orang lanjut usia yang sebelumnya telah bersentuhan dengan zat-zat spesifik tersebut.
- Linkean simplex kronis (neurodermatitis), yang ditandai dengan plak tebal dan gatal. Keadaan kulit ini biasanya seringkali muncul di area pergelangan kaki.
- Eksim astektatif disebabkan oleh kekeringan pada kulit dan biasanya muncul di bagian bawah tubuh. Hal ini menyebabkan kulit terlihat kering, bersisik dalam area yang luas, serta sedikit memerah.
-
Keratosis seboroik
Keratosis seboria merupakan pertumbuhan berbentuk kutil yang tidak bersifat ganas dan umumnya timbul pada area wajah, dada, bahu, atau punggung. Kolorasi dari lesi tersebut rata-rata berwarna coklat hingga gelap.
Keadaan tersebut tidak membutuhkan terapi, namun bila menimbulkan ketidaknyamanan, dokter dapat melaksanakan prosedur pembedahan untuk menghapusnya.
-
Lentigo senilis
Lentigo senilis yaitu bercak berwarna cokelat kemerahan atau gelap yang umumnya timbul pada area wajah, tangan, bahu, serta lengan.
Orang berkulit putih serta mereka yang sering menghabiskan waktu di bawah terik matahari adalah kelompok yang paling rawan terkena lentigo senilis.
Keadaan kulit di kalangan lanjut usia umumnya tidak membahayakan dan tidak perlu penanganan medis.
-
Cherry angioma
Angiom Cherry atau tahi lalat merah merupakan tonjolan kecil yang tidak berbahaya pada kulit, tersusun atas pembuluh darah, hal ini menyebabkan area tersebut kelihatan memerah.
Tetapi, sejumlah kondisi abnormal pada kulit tersebut bisa jadi lebih lembut dan mirip dengan kulit normal. Biasanya, keadaan kulit seperti itu akan timbul setelah seseorang berumur di atas 30 tahun.
-
Tinea pedis
Tinea pedis merupakan penyakit infeksi pada kaki yang sering kali dipicu oleh sejenis jamur bernama dermatophyte, yang berkembang biak dengan baik dalam kondisi panas dan basah.
Tanda-tandanya mencakup rasa gatal pada kulit, retakan, lecet, atau peeling yang terjadi di area antar jari kaki. Hal ini juga sering menyebabkan telapak kaki menjadi merah dan bersisik.
Infeksi bisa pula menjalar hingga ke kukunya, membuat kuku tersebut berwarna kuning gelap dan keruh.
-
Rosacea
Rosacea mengakibatkan kulit memerah dengan pembuluh darah yang tampak, umumnya pada area wajah.
Ini merupakan fase dimana kondisinya berulang, dengan arti bahwa ada masa di mana gejala menjadi cukup serius dan juga periode di mana gejalanya lebih ringan.
Kondisi kulit ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dengan warna kulit putih.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa 75,7% populasi usia dewasa di atas 70 tahun memiliki paling tidak satu kondisi kulit yang membutuhkan tindakan medis. Perawatannya bisa dilakukan di rumah sebesar 43%, sementara sisanya yaitu 57% harus dirujuk kepada profesional kesehatan.