Skip to content

Investor Asing Jual Bersih Rp 50 T, Bagaimana Proyeksi Pergerakan IHSG Selanjutnya?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan naik turun sepanjang minggu ke-tiga bulan April tahun 2025. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas penjualan bersih oleh investor luar negeri yang tercatat mencapaiRp 13,7 triliun pada semua bursa saham.

Menurut data yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI), total penjualan bersih oleh investor asing dalam mata uang dolar Amerika Serikat sebesar US$ 813,39 juta. Jumlah ini mewakili hasil agregat dari semua jenis perdagangan saham seperti bursa reguler, kas langsung, serta negoisasi.

Perbuatan penjualan oleh para investor pada minggu ketiga bulan April adalah kelanjutan dari aktivitas jual bersih yang telah terjadi sejak awal tahun.

year to date,

BEI melaporkan bahwa investor asing sudah mulai menarik diri dari pasar saham sejak awal tahun ini dengan total penjualan bersih senilai Rp 49,55 triliun.

Pada minggu ketiga bulan April, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai titik tertinggi yakni 6.497,53, meningkat lebih kurang 3% jika dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya yang berada pada angka 6.262,23. Selain itu, kapitalisasi pasar juga naik 3,98%, merambah ke nilai total Rp 11.120 triliun. Walaupun investor asing sedikit menarik diri dari bursa, beberapa saham blue chip justru menjadi katalis positif bagi pertumbuhan indeks tersebut.

  • IMF: Konflik Dagang AS-Cina tidak Memicu Resesi Dunia, Namun Kecemasan Tetap Tinggi
  • Wall Street Tutup dengan Hasil Campuran, Kecemasan Tentang Tarif Trump Masih Menggelayuti Pasar
  • BTPN Syariah (BTPS) Mengumumkan Pembagian Dividen Sebesar Rp 265 Miliar dan Menunjuk Dewan Pengawas Baru

Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mengalami peningkatan sebesar 22,38%, berkontribusi sebagai penggerak utama IHSG dengan tambahan 37,13 poin. Diikuti oleh saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), yang naik 9,44% dan memberi sumbangan 25,11 poin, disusul oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang meningkatkan nilai hingga 8,74% dan menambah bobot 17,12 poin pada indeks tersebut.

Pada saat yang sama, saham dari bank-bank utama malah memberikan beban pada indeks. Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) merosot 9,8% dan berkontribusi hingga 44,05 poin dalam pengurangan IHSG. Sedangkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) anjlok 7,97%, mendorong IHSG turun sebanyak 12,61 poin.

“Peningkatan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mayoritas didukung oleh saham dari sektor energi dan pertambangan, bersama dengan perusahaan teknologi dan telekomunikasi, sedangkan sektor keuangan malah menunjukkan penurunan halus,” demikian tertulis dalam catatan Bursa Efek Indonesia yang dirujuk pada hari Senin (21/4).

Berdasarkan sektornya, indeks sektor bahan mentah (basic materials) menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 10,47%. Diikuti oleh sektor real estat yang mengalami peningkatan sebesar 5,57%, serta sektor infrastuktur tumbuh 7,21%. Sementara itu, sektor finansial justru merosot 0,17% selama seminggu tersebut.

Dalam aspek likuiditas, jumlah volume perdagangan saham mencapai 90,15 miliar lembar, meningkat 19,2% dari minggu sebelumnya. Meskipun demikian, nilai transaksinya sedikit berkurang 1,7%, menjadi Rp 58,23 triliun.

Bagaimana Proyeksi Pergerakan IHSG Minggu Ini?

Walaupun transaksi jual bersih masih berlangsung, beberapa ahli prediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki potensi untuk melemah di samping keyakinan para pemain pasar atas kesepakatan tariff yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Pada hari Senin tanggal 21 April, IHSG dimulai dengan kenaikan 12,04 poin atau 0,19%, mencapai level 6.450,31. Di saat yang sama, grup dari 45 saham terpilih alias indeks LQ45 meningkat sebesar 1,38 poin atau 0,19% hingga posisi 724,07.

“IHSG diharapkan masih memiliki kemampuan untuk terus menguat pada sesi trading berikutnya,” demikian analisis dari Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas yang dirujuk pada hari Senin (21/4).

Di dalam negeri, para pemain pasar bertindak

wait and see

Mengenai proses negosiasi di antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang sudah menciptakan berbagai kesepakatan signifikan. Berikut beberapa aspek utama yaitu penguatan ekspor barang-barang dari AS (seperti sumber daya energi dan hasil bumi), kolaborasi pada pengolahan pasca panen, penyederhanaan ketentuan tentang Perseroangan Dalam Negeri (P DN), serta serangkaian langkah untuk mengurangi birokrasi.

Lotus pun mengamati perilaku pemain pasaran tersebut.

wait and see

Mengenai keputusan Bank Indonesia (BI) yang akan disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 22 hingga 23 April 2025 minggu ini. Di tingkat global, para pemain pasar sedang menilai perkembangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang, walaupun tetap ada ketakutan mengenai arah dari tarif pinjaman Federal Reserve AS.

Sebaliknya, pernyataan positif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang “progres signifikan” dalam diskusi bilateral membangkitkan ekspektasi di antara para pemain pasar, walaupun masih belum jelas kapan negosiasi resmi bakal dimulai. Sementara itu, dari Benua Biru, bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) lagi-lagi merendahkan tingkat suku bunganya hingga tujuh kali selama satu tahun menjadi 2,25%, bertujuan untuk meningkatkan keyakinan pada perekonomian yang sedang tertekan akibat bea masuk dan ketidaktentuan global.

Bursa saham kawasan Asia pada awal hari ini menunjukkan beberapa perubahan signifikan. Indeks Nikkei naik sebesar 352,68 poin atau 1,03%, mencapai angka 34.730,28. Di sisi lain, indeks Shanghai turun dengan penurunan 3,661 poin atau 0,11% hingga posisi 3.276,73. Sementara itu, indeks Kuala Lumpur meningkat menjadi 1.499,40 setelah bertambah 16,13 poin atau 1,09%. Tidak hanya itu, indeks Straits Times juga ikut merangkak naik dengan pertambahan 57,88 poin yang menjadikannya berada di level 3.720,33.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *