Sejumlah peneliti menyebutkan mereka berhasil menemukan indikasi dari aktifitas organik pada satu exoplanet. Menurut mereka hal itu merupakan petunjuk paling meyakinkan hingga saat ini tentang eksistensi kehidupan yang masih berjalan di alam semesta lainnya selain bumi.
” Ini merupakan pertanyaan yang sudah diajak diskusi oleh umat manusia selama bertahun-tahun, dan apabila Anda mengetahuinya secara perdana, hal tersebut menjadi sebuah kejutan,” ungkap Profesor Nikku Madhusudhan, astrofisicist serta penulis dari laporan tersebut seperti dilansir.
Newsweek
.
Indikasi akan eksistensi makhluk asing terfokus pada K2-18b, suatu planet ekstra-solar yang jaraknya melebih 120 tahun cahaya, dimana astronot berhasil mendeteksi zat-zat kimia tertentu dalam atmosfirnya; fenomena serupa hanya dapat diciptakan oleh kehidupan di bumi. Temuan tersebut merupakan kemajuan signifikan bagi studi astrobiologi.
” Ini merupakan bukti paling kuat sampai sekarang mengenai adanya kehidupan biologi diluar Tata Surya,” jelas Madhusudhan dari Universitas Cambridge.
The Guardian
Kami sangat berhati-hati. Kita perlu mengoreksi diri kita sendiri, entah ini adalah sinyal yang sebenarnya atau maknanya.
Apa itu Planet K2-18b?
Berposisi di rasi bintang Leo, K2-18b memiliki berat sekitar delapan belas kali lipat dari Bumi dan diameter dua setengah kali lebih lebar. Ekstraplanet ini melingkar di area yang disebut sebagai zona laik huni dengan temperatur redup pendinginannya cukup mendukung eksistensi air atau zat cair lainnya.
Teleskop Luar Angkasa James Webb menemukan jejak senyawa kimia dalam lapisan udara planet itu, termasuk dimetil sulfida (DMS) serta dimetil disulfida (DMDS).
“Sinyal tersebut timbul dengan kekuatan dan kesjelian yang tinggi. Apabila kami bisa menangkap molekul-molekul ini pada planet yang layak huni, maka ini akan menjadi kali pertama bagi umat manusia melakukan hal seperti itu, sangat membingungkan bagaimana hal ini mungkin terwujud,” ungkap Madhusudhan.
Beberapa puluh tahun ke depan, kita mungkin akan mengenali masa lalu ini sebagai momen awal ketika alam semesta berkelanjutan benar-benar dapat dicapai. Momen itu bisa jadi penandaakhir dimana pertanyaan pokok tentang kesendirian kita dalam jagat raya mulai mendapatkan jawaban.
Kapan Planet K2-18b ditemukan?
Misinya NASA, yaitu Kepler, mengidentifikasi K2-18b pada tahun 2015. Setahun ke depan, yakni pada 2019, Teleskop Luar Angkasa Hubble berhasil mendeteksi adanya jejak gas air mirip uap di atmosfirnya. Walau demikian, sinyal itu akhirnya terhubung dengan metana, namun para peneliti percaya bahwa planet ini bisa jadi dilindungi oleh samudera yang amat luas dan sedalam-dalamnya.
Analisis terbaru dari Teleskop James Webb memperkuat hipotesis itu. Meski demikian, para ahli tetap berselisih pendapat tentang apakah planet K2-18b adalah raksasa gas atau justru memiliki samudera berupa lava.
Apabila kita berangkat dari asumsi bahwa kehidupan yang nyata dapat ditemukan, maka bisa disimpulkan bumi ini penuh dengan makhluk hidup,” jelas Madhusudhan. “Dan jika kami berhasil membuktikan adanya kehidupan di K2-18b, sebenarnya hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan kehidupan adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam galaksi ini.
Mans Holmberg, seorang penulis studi dan peneliti pascadoktor dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, mengatakan bahwa planet K2-18b kemungkinan besar mempunyai atmosfir yang berlimpah dengan gas hidrogen serta lautan yang jauh lebih luas dibandingkan laut apa pun di Bumi.
Walaupun berita ini bagus bagi bidang pengetahuan, para ahli lainnya mengingatkan kita supaya tidak terburu-buru dalam menyimpulkan adanya kehidupan di luar Tata Surya.
Saya rasa ini merupakan salah satu kasus di mana pernyataan yang sangat mengejutkan mengharuskan adanya bukti yang sama sekali luar biasa,” ujar Laura Kreidberg, seorang astronom dari Max Planck Institute for Astronomy di Jerman. “Menurut saya, kita belum sampai pada taraf memiliki bukti semacam itu.