Your cart is currently empty!
AsahKreasi
Sebuah tim peneliti telah mengidentifikasi kemungkinan alasan utama yang membuat Bumi tak berpenghuni di masa mendatang.
Mereka menyampaikan bahwa penyebab utamanya adalah kehilangan atmosfir yang kaya akan oksigen pada planet tersebut, sebagaimana dilaporkan
BBC Sky Night Magazine,
Rabu (7/5/2025).
Berdasarkan temuan mereka, suatu hari nanti, Matahari akan mengalami pemanasan yang ekstrem hingga
output
-Berikutnya, ini akan perlahan-lahan menghangatkan planet di luar batas tolerannya.
Pada akhirnya, Bumi akan mengalami kekurangan oksigen yang parah sehingga tak lagi dapat mendukung kelangsungan hidup.
Jadi, kapan bumi akan kehilangan oksigennya?
Para ilmuwan menyebutkan bahwa Bumi tak akan terus mempunyai atmosfir berlimpah oksigen untuk selama-lamanya.
Walaupun tidak mungkin untuk meramalkan masa depan dengan tepat, para peneliti menggunakan superkomputer untuk mengevaluasi sejumlah skenario dan mengestimasi berapa lamanya Bumi masih akan memiliki atmosfir yang kaya akan oksigen.
Asisten Profesor di Toho University, Kazumi Ozaki, bersama dengan Associate Professor dari Georgia Institute of Technology, Christopher Reinhard, mengembangkan sebuah model komputer yang mewakili Bumi guna mensimulasikan iklim serta proses biokimiawi planet tersebut.
Ini dilakukan untuk menganalisis evolusi atmosfer Bumi di kemudian hari.
Hasil studi yang dirilis dalam jurnal Nature Geoscience mengungkapkan bahwa durasi atmosfir Bumi dengan kadar oksigen tinggi mencapai 1 miliar tahun.
“Selama bertahun-tahun, umur biosfer Bumi telah dibahas berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang Matahari yang terus-menerus bersinar terang dan siklus geokimia silikat-karbonat global,” kata Ozaki, dikutip dari
Daily Express US
, Minggu (11/5/2025).
“Salah satu konsekuensi dari kerangka teori tersebut adalah penurunan terus-menerus pada tingkat CO2 di atmosfer dan pemanasan global pada rentang waktu geologis,” tambahnya.
Ia mengatakan, secara umum, biosfer Bumi diperkirakan akan berakhir dalam 2 miliar tahun karena kombinasi antara pemanasan yang berlebihan dan kelangkaan CO2 untuk fotosintesis.
“Jika benar, kita dapat memperkirakan bahwa tingkat O2 di atmosfer juga akan menurun di masa depan. Namun, masih belum jelas kapan dan bagaimana hal ini akan terjadi,” kata dia.
Melakukan simulasi komputer untuk dengan tepat meramalkan perkembangan Bumi di berbagai miliar tahun mendatang menyimpan kesulitan tertentu.
Ozaki melakukan simulasi komputer melebihi 400.000 kali untuk menarik kesimpulan tentang kemungkinan hasil tertentu, mengubah beberapa elemen model pada setiap iterasi.
Dia menyadari bahwa atmosfer Bumi yang melimpah dengan oksigen akan tetap stabil hingga 1 milyar tahun ke depan.
Selanjutnya, proses “pengurangan oksigen” akan berlangsung, dan lingkungan tersebut akan menyerupai atmosfer di Bumi awal sebelum Peristiwa Oksidasi Besar, kira-kira 2,5 milyar tahun silam.
“Kondisi pasca-deoksigenasi yang signifikan terlihat dari peningkatan jumlah metana, konsentrasi CO2 yang menurun, serta absennya lapisan ozon. Bumi kemungkinan akan berubah menjadi planet dengan dominasi kehidupan anaerobik,” jelas Ozaki.
Hidup dalam kondisi anaerobik merujuk pada organisme yang mampu bertahan hidup dan bereproduksi meskipun tidak ada oksigen, termasuk sebagian bakteri, protozoa, serta beberapa tipe jamur.
Walaupun menakutkan, penemuan tersebut memiliki konsekuensi yang signifikan sehingga mencari tahu tentang keberadaan kehidupan pada planet-planet seperti Bumi di luar Tata Surya amatlah vital demi menjaga kelanjutan peradaban manusia.
Leave a Reply