Skip to content

Ilmuwan Prediksi Benua Afrika akan Terbelah, Waktu Pastinya?


AsahKreasi

Fenomena geologi besar sedang berlangsung di Benua Afrika.

Benua Afrika diperkirakan bakal berpisah menjadi dua secara bertahap karena gerakan plat tectonik.

Proses tersebut berlangsung akibat keberadaan retakan besar mengikuti jalur Great Rift Valley of Africa bagian timur, yaitu area yang mencakup wilayah dari Mozambik sampai Samudera Hindia.

Menurut para peneliti, peristiwa ini justru akan menghasilkan lautan baru yang terbentuk di sela kedua benua itu.

Maka, bagaimana mekanisme pembentukan retakan yang akan memisahkan benua Afrika tersebut berlangsung? Apakah Anda tahu tentang konsekuensinya?

Alasan Benua Afrika menjadi terbagi dua

Dilansir dari

Indian Defence Review

, Selasa (15/4/2025), retak besar panjang melintasi Lembah Celah Afrika Timur muncul akibat gaya tectonik yang berlangsung perlahan.

Terbaru ini para peneliti menyampaikan kabar bahawa retakan tektonik perlahan-lahan yang mungkin memisahkan Benua Afrika kini ternyta bergerak dengan kecepatan melebihi perkiraan awal mereka.

Jaringan patah besar di timur Afrika adalah sistem retak yang luas yang menggambarkan perbatasan antara plat tektonika Afrika dan Somalia.

Ketiga lempengan ini bergerak menjauh dengan laju kira-kira 0,8 sentimeter setiap tahun, mendorong sisi timur benua itu semakin jauh dari wilayah Afrika yang lain.

Walaupun kecepatan ini mungkin terlihat lambat, fenomena alam seperti guncangan tanah dan erupsi Gunung Api dapat dengan cepat meningkatkan proses tersebut secara signifikan.

Salah satu ilustrasi paling kuat mengenai hal tersebut dapat diamati di daerah Afar di Ethiopia. Di tahun 2005, permukaan bumi secara mendadak retak menjadi sejumlah kejadian yang memukau.

Gempa bumi mempercepat pemisahan Benua Afrika

Selama beberapa pekan singkat, lebih dari 420 kali guncangan gempa terjadi di daerah itu.

Gempa tersebut mengakibatkan terbentuknya retakan sepanjang 60 kilometer dengan kedalaman hingga 10 meter.

Fenomena ini pun membuat para ahli geologi tercengang, karena fenomena yang  seharusnya memakan waktu berabad-abad, terjadi hanya dalam hitungan hari.

Retican raksasa di timur Afrika adalah satu-satunya yang ada di planet ini dan menarik minatan para peneliti.

Mereka bisa melihat langsung pemisahan benua dan pembentukan lautan.

Ketika retakannya semakin lebar, Semenanjung Somalia seolah-oleh bersama dengan negara-negara seperti Somalia, Djibouti, dan Kenya pada akhirnya akan terpisah dari benua utamanya dan mengapung.

Selanjutnya terciptalah sebuah pulau yang dielilingi oleh cekungan lautan baru.

Meskipun para ilmuwan tidak dapat memprediksi bentuk akhir bentang alam baru jika Benua Afrika benar-benar terbelah, namun garis-garis patahan sudah terlihat membentuk lembah-lembah yang dalam serta medan yang terjal sepanjang ribuan kilometer.

Dampak jika Benua Afrika terbelah

Pemisahan Afrika Timur memiliki konsekuensi yang luas. Secara ekonomi, hal ini dapat mengubah perdagangan regional.

Negara-negara yang terkurung daratan seperti Zambia dan Uganda mungkin pada akhirnya memperoleh akses ke lautan, yang membuka jalur baru untuk perdagangan dan pembangunan.

Selain itu, akan ada pesisir baru yang terbentuk, potensialnya bisa mendukung pengembangan dermaga serta kompleks infrastruktur modern.

Dalam konteks ekologis, proses pengembangan lautan yang saat ini menjadi daratan kering akan mengakibatkan dampak signifikan terhadap keragaman biota.

Seluruh ekosistem perlu beradaptasi, sementara habitat baru akan muncul.

Di saat yang sama, pemerintah di seluruh kawasan akan dipaksa untuk menghadapi tantangan perubahan lanskap.

Mulai dari ancaman kenaikan permukaan air laut hingga risiko gempa bumi dan letusan gunung berapi yang terus-menerus.

Semenanjung Somalia menjadi lokasi strategis yang terletak di dekat pintu masuk Laut Merah dan Terusan Suez yang menjadi jalur penting bagi pelayaran global.

Kapan Afrika terbelah jadi dua?

Para ahli saat ini sepakat bahwa Benua Afrika memang akan terbelah. Namun, terkait dengan perkiraan waktu yang tepat, ilmuwan belum bisa memastikan.

Hingga saat ini, estimasi tentang pembagian Benua Afrika tetap menjadi topik untuk studi dan diskusi.

Sebagian ahli memiliki keraguan tentang teori percepatannya, mengingat proses pergerakan tectonik tak selalu berjalan secara linear dan bisa jadi mereda usai masa aktifitas yang gencar dalam kurun waktu pendek.

Akan tetapi, kejadian pada tahun 2005 masih menjadi momen penting yang mengubah cara para ahli geologi memandangi proses transisi tersebut.

Munculnya retakan besar yang muncul secara mendadak dalam jangka waktu pendek ini merupakan peringatan bahwa walaupun perubahan pada Bumi umumnya terjadi secara bertahap, namun perubahan tersebut bisa pula terjadi dengan sangat cepat.

Di samping itu, retakan besar yang muncul di Lembaga Rift Kenya pada tahun 2018 sempat mencengangkan jagad maya karena hubungannya dengan ide pemisahan benua tersebut.

Walaupun retakannya cukup mengejutkan, tetapi hal tersebut tidak berhubungan dengan masa depan ilmu geologi di Afrika yang akan datang.

“Apakah masih ada kebingungan tentang alasan pembentukan plat ini di posisi tertentu serta keterkaitannya dengan Perpecahan Afrika Timur yang berlangsung?” demikian pernyataan Lucia Perez Diaz, pada waktu itu dia merupakan peneliti pasca-doktoral dalam Grup Penelitian Dinamika Gempa Bumi di Universitas Royal Holloway London, sebagaimana dilaporkan.

IflScience

(26/3/2025).

“Sebagai contoh, retakan itu mungkin disebabkan oleh erosi tanah lembut yang menimbun patahan tua yang berhubungan dengan retakan,” tambah ahli geologi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *