AsahKreasi, PEKANBARU –
Berikut adalah kaitan antara Hercules dan Prabowo beserta hubungannya dengan Anies Baswedan dan Dedi Mulyadi, termasuk riwayat Hercules mulai dari Tanah Abang hingga Bangka.
Profil Hercules
Di sebelum perpindahannya ke Jakarta, laki-laki berusia 54 tahun tersebut pernah ikut serta dalam misi militer Indonesia guna mendukung daerah Timor Timur, yang saat ini dikenal sebagai Timor Leste.
Dia berperan sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dengan tanggung jawab utama sebagai pengangkat barang logistik.
Sebelum diserap oleh angkatan bersenjata Indonesia menjadi TBO, Rozario adalah anak terlantar yang telah kehilangan keduanya orang tuanya akibat serbuan di daerah Ainaro pada tahun 1978, demikian dilansir New Mandala.
Hercules mengatakan bahwa ia “hampir kehilangan nyawanya” berkat bantuan Prabowo Subianto saat itu bertugas sebagai komandan Kopassus di Timor Timur.
Hercules pernah berkata, “Prabowo adalah satu-satunya individu yang dapat menyerangku tanpa aku merespons dengan melawan.”
Terlibat insiden kecelakaan helikopter
Pada suatu hari ketika mengantarkan bahan logistik bagi pasukan di Timor Timur, helikopter tempat Hercules berada menemui musibah kecelakaan.
Tangannya yang kanan mengalami luka serius sehingga dia harus dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Akan tetapi, sayangnya tangannya yang kanan tidak dapat diselamatkan dan akhirnya harus diamputasi.
Tidak kuat menanggung perawatan di RSPAD, Hercules memutuskan untuk melarikan diri dari rumah sakit.
Akhirnya ia terperosok ke dalam “lembah hitam” Tanah Abang.
Saya mengambil alih wilayah Tanah Abang lewat perjuangan yang sangat sengit.
“Hampir setiap malam selalu ada orang meninggal dunia di tempat itu,” kata Hercules, sebagaimana dikutip dari Tribun-Timur.com.
Sambil bekerja sama dengan kawan-kawannya dari Timor Timur, Hercules selanjutnya mengembangkan wilayah pengaruhnya di Tanah Abang.
Dia pernah memimpin hampir 17.000 anggota yang terdistribusi di berbagai daerahJakarta.
Hercules menyebut Tanah Abang sebagai daerah tak bertuan, daerah yang kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antarpreman.
Dulu saat itu saya masih tertidur di bawah-bawah jembat. Saya tidak pernah merasakan kenyamanan dalam istirahat. Selalu ada pedang yang melekat pada tubuh.
“Mandi pun selalu membawa pedang karena kapan saja musuh dapat melakukan serangan,” jelasnya.
Walaupun badannya mungil, keberanian pria yang lahir di Timor Timur itu dikenal sangat besar.
Dia terkenal sebagai seorang mafia yang tidak dapat dimusnahkan karena selalu berhasil melewati kematian.
Hercules telah ditikam 16 kali sehingga harus dirawat di unit intensif, namun nyawanya akhirnya berhasil diselamatkan.
Pada saat pertarungan itu, sebutir peluru menusuk melalui matanya dan keluar di bagian belakang kepala.
Akan tetapi, hal itu tidak mengakhiri hidup si pria berkuncir itu.
Sumber: Bangkapos.com
Riwayat Hercules di Indonesia
Berikut adalah catatan perjalanan Hercules di Indonesia dengan nama penuh Hercules Rozario Marshal, mulai dari Timor Timur sampai Tanah Abang, serta dari arena perang hingga ranah bisnis.
A. Catatan Sejarah Hercules di Indonesia: Mulai dari Timor Timur sampai Tanah Abang
Hercules Rozario Marshal, yang lebih dikenal sebagai eks “preman Tanah Abang”, terkenal dengan riwayatnya yang rumit dan banyak kontroversinya di tanah air.
Kehidupan seseorang berawal di Timor Timur dan kemudian berkembang sampai dia menjadi seorang figure terhormat dalam lingkaran kejahatan jakarta.
B. Tahap Remaja dan Timor Timur:
Hercules dilahirkan di Timor Timur dan berpartisipasi dalam gerakan pendukung NKRI di daerah tersebut.
Dia pernah berperan sebagai petugas penyimpan amunisi Tentara Indonesia saat melakukan operasi militer di Timor Timur.
Istilah “Hercules” digunakan sebagai kode dalam sistem komunikasi radio selama misi militer di Timor Timur.
C. Berperan Sebagai Figur Preman di Jakarta:
Hercules berpindah ke Jakarta lalu masuk ke dalam lingkaran kejahatan sebagai preman.
Dia terkenal sebagai tokoh kepemimpinan sindikat kekerasan di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Hercules kerap terlibat dalam beragam perkara seperti serangan, pemerasan, pencurian, serta menentang pejabat.
Dia dikenal sebagai sosok yang ditakuti dan dipuji di area Tanah Abang.
D. Tahap Penjara dan Perubahan Hati:
Hercules banyak kali kepenjara lantaran terlibat dalam beberapa kasus.
Dia sempat di penjara selama empat bulan akibat serangan terhadap kantor surat kabar Indopos.
Di tahun 2006, Hercules menyatakan bertaubat dan masuk ke dalam bidang usaha seperti pelayaran dan nelayanan ikan.
Dia pun mendirikan lembaga masyarakat sipil bernama Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) dan mengemban peran sebagai Ketua Umumnya.
E. Peran dalam BidangPolitik dan Masyarakat:
Hercules pernah menyatakan dukungannya untuk Prabowo-Gibran dalam Pilpres tahun 2024.
Dia juga berperan sebagai Ketua Asosiasi Hotel dan Restaurant Kabupaten Karawang di PHRI.
Tahun 2022, Hercules dilantik menjadi direktur profesional Perumda Pasar Jaya oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut laporan dari Tribunjakarta.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lah yang menunjuk Hercules untuk menduduki jabatan itu.
Eks preman Tanah Abang tersebut telah dikonfirmasi kebenarannya oleh figur dari Badan Musyawarah (Bamu) Betawi Eki Pitug, sekaligus orang yang dilantik sebagai staf khusus dalam perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Saya memang tidak terlalu paham tentang Hercules, tetapi begitu mendengar berita tersebut, saya langsung menanyakan hal ini kepada Pak Direktur Utama Pasar Jaya. Pak Direktur pun mengkonfirmasi bahwa proyek Hercules akan dilanjutkan,” jelasnya ketika ditemui pada hari Senin, 21 Februari 2022.
Muhammad Rifky yang memiliki nama penuh tersebut juga menyatakan telah menyelesaikan proses penilaian kepantasan dan kelayakan bersama dengan Badan Pembina (BP) BUMD mulai pekan lalu.
Ketika melaksanakan proses pemeriksaan kelayakan dan kepatuhan, Eki Pitung menyatakan bahwa dia pernah diminta untuk membahas komitmennya dalam melayani Pemprov DKI.
“Ia berkata, ‘Oh begitu, jika dipercayai maka mari kita mulai dengan bismillah,'” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa penawaran untuk bergabung dengan Perumda Pasar Jaya berasal secara langsung dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pada saat itu, orang tersebut menyatakan bahwa dia dipanggil untuk menutupi kesenjangan posisi di perusahaan bersertifikat merah itu.
“Saya tidak mengetahui informasi tentang lowongan di Pasar Jaya, benar-benar tidak tahu. Kemudian saya diminta mengirimi profil dan Curriculum Vitae tersebut kepada BP BUMD,” jelasnya.
Karena pernah bekerja sama sebelumnya dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ketahanan pangan, Eki Pitung pun langsung menerima tawaran tersebut.
“Sudah bisa mengerti bagaimana cara kerjanya begitu. Kalau nantinya disaranin buat Pasar Jaya, terserah sih, yang penting bismillah dulu,” katanya.
Hercules Rozario Marshal adalah individu berkarisma tetapi juga penuh teka-teki dengan catatan masa lalu yang rumit.
Dia terkenal sebagai seorang preman berpengaruh di Tanah Abang, meski pernah mendekam di penjara dan kini menyatakan telah bertobat.
Hercules setelah itu berpartisipasi di bidang usaha, kepolitikan, serta masyarakat.
Kehidupannya menggambarkan cara seorang individu bisa beralih dari lingkungan kekerasan menjadi kontributor yang lebih baik bagi komunitasnya.
Informasi tersebut berasal dari sejumlah sumber dan bisa jadi tak memuat seluruh catatan historis Hercules.
F. Biografi Hercules
Hercules Rozario Marshal: Dari Arena Perang Hingga Dunia Usaha
Hercules Rozario Marshal, nama yang terkait erat dengan Tanah Abang dan dunia kekerasan di Jakarta, sebenarnya memiliki latar belakang hidup yang jauh lebih rumit dibandingkan gambaran yang umum dikenal tentangnya.
Lahir di Timor Timur, dia tidak hanya dikenal sebagai sosok yang kontroversial, melainkan juga merupakan individu yang telah melewati perubahan besar selama hidupnya.
Zaman Muda di Timor Timur (1960-an hingga 1980-an): Zaman muda Hercules mencerminkan situasi politik yang rumit di Timor Timur. Walaupun informasinya belum jelas sepenuhnya, dia berpartisipasi dalam gerakan pendukung NKRI dan ditugaskan untuk mengawal gudang senjata militer Indonesia.
Di sini dia mendapat gelar “Hercules,” kode radio yang menggambarkan kekuatan dan ketangguhannya.
Pengalamannya ini menciptakan sifatnya yang kuat dan berwenang, tetapi bisa jadi juga mengembangkan cendrungan terhadap kekerasan padanya.
Warga Pendatang Baru di Jakarta dan Kesuksesannya di Tanah Abang (1980-an hingga 2000-an): Sesudah pergi dari Timor Timur, Hercules datang ke Jakarta dan terjun dalam dunia kekerasan sebagai preman.
Dia dengan sigap mengukuhkan kedudukannya di Tanah Abang, lalu menjelma sebagai penguasa geng pembantai yang dikelabui oleh ketakutan serta penghormatan orang-orang.
Istilah Hercules telah berkembang menjadi simbol dari kekuatan dominan dan pengintimidasian di daerah itu.
Pada masa tersebut, dia terlibat dalam beragam perkara pidana seperti serangan, pengancaman, dan perampokan, sambil secara rutin berselisih dengan petugas kepolisian.
Saat ini menggambarkan masa kejayaannya, tetapi juga merupakan waktu yang dipenuhi dengan kekerasan dan perselisihan.
Perubahan Hidup (2000-an – Saat Ini): Usai berganti-ganti tinggal di penjara berkali-kali, Hercules menyatakan bersedia bertobat. Dia kemudian pergi dari lingkaran kekerasan dan mulai merintis karir dalam bidang usaha.
Ia berinvestasi di bidang perkapalan dan perikanan, menunjukkan keinginan untuk mengubah hidupnya.
Ia juga mendirikan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), mencoba menyalurkan energi dan pengaruhnya ke arah yang lebih konstruktif. Namun, bayang-bayang masa lalunya masih terus mengikuti.
Bagian Dalam Urusan Negara dan Masyarakat: Hercules pun turut aktif di bidang politik. Dia sempat mengumumkan dukungan terhadap seorang kandidat presiden dan waktunya sebagai kepala Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk Kabupaten Karawang.
Di tahun 2022, orang tersebut ditunjuk menjadi anggota tim ahli Dewasaa Perusahaan Milik Daerah (Perumda) Pasar Jaya oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Inilah langkah-langkah yang memaparkan usaha Hercules agar dapat diterima dan terlibat dalam struktur politik serta administrasi pemerintahan.
Kehidupan Hercules Rozario Marshal merupakan contoh menarik mengenai perubahan dan ketidakpastian.
Seorang pahlawan dari Timor Timur berubah menjadi ketua geng terkenal dengan reputasi menakutkan, kemudian dia mencoba untuk bangkit kembali sebagai wirausahawan serta figur publik.
Ceritanya menggambarkan kerumitan hidup di Indonesia, tempat di mana kekerasan dan politik sering kali saling terkait.
Walaupun dia sudah mencoba menguburinya di masa lalu, kenangan itu masih menjadi bagian integral dari siapa dirinya sekarang.
Foto Bareng Anggota Kopassus
Dampak dari keberadaan Hercules Rosario Marshal, mantan preman Tanah Abang, hingga membuat Danjen Kopassus harus meminta maaf.
Hal itu hanya karena persoalan foto saja . Ya, foto yang menggambarkan personel Kopassus yang berfoto dnegan Hercules.
Foto tersebut diambil kala acara internal kekeluargaan. Namun, Hercules ternyata ikut hadir karena undangan salah satu yang memiliki kedekatan secara emosional .
Momen itulah yang kemudian dimanfaatkan personel kemudian berfoto dnegan sosok Hercules.
Menariknya ada sosok yang memiliki kedekatan emosional dengan Hercules hingga Hercules bisa hadir di acara Internasl Kopassus
Kini Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djon Afriandi menyampaikan permintaan maaf atas polemik yang muncul usai sejumlah anggotanya berfoto bersama Ketua Umum DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal.
Permintaan maaf itu disampaikan Djon sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat ataupun internal Korps Baret Merah.
Peristiwa itu dimulai dari suatu pertemuan keluarga yang sifatnya pribadi. Di dalam acara itu, tampaklah seorang pejabat yang memiliki hubungan dekat secara emosi dengan Hercules.
Dalam keadaan tersebut, beberapa anggota Kopassus nampak posa bersama dengan Hercules yang diketahui sebagai mantan preman dari Tanah Abang. Gambar ini pun akhirnya tersebar luas dan memicu perdebatan dalam lingkup publik.
Masalahnya sebenarnya bukan hanya tentang pengambilan gambar bersama, tetapi lebih kepada kapan itu terjadi serta jenis pakaian apa yang dipakai. Prajurit tersebut nampak memakai seragam resmi mereka, hal ini dianggap kurang pantas untuk suatu kegiatan santai dengan seseorang yang menuai banyak polemik.
“Peristiwa ini datang tanpa diduga. Meskipun setelah penyelidikan ternyata memiliki aspek kemanusiaan, namun bisa jadi para anggota tim belum mempertimbangkan konsekuensi buruk dari tindakan mereka,” ungkap Djon ketika ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, pada hari Sabtu, 26 April 2025.
Jhon berjanji akan memberikan pelatihan tambahan bagi personel di satuan Kopassus. Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin, dia juga menunjukkan kewajiban etis dengan menyampaikan permohonan maaf secara publik.
“Kami yakin bakal ada pelatihan ulang yang lebih intensif. Kami pula melakukan refleksi bersama sebagai pemimpin, mungkin terdapat kelemahan pada penyampaian informasi mengenai kondisi yang sedang berlangsung,” ungkap Djon.
“Untuk semua perwira, sesama senior, teman-teman prajurit dari Korps Baret Merah, serta masyarakat umum yang telah mencintai dan menantikan banyak hal dari Kopassus, dengan ini saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebenar-benarnya,” tambahnya.
Danjen Kopassus Minta Maaf
Sangat luar biasa dampak yang ditimbulkan oleh Hercules Rosario Marshal. Danjen KopassUS Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djon Afriandi bahkan hingga mengungkapkan permohonan maafnya.
Iya, permohonan maaf ditujukan ke publik, terutama bagi keluarga besar Korps Baret Merah.
Permintaan maaf dari Danjen Kopassus itu pasti berhubungan pula dengan kasus Hercules.
Selama ini masyarakat telah menunjukkan minat terhadap figura Hercules.
Tokoh laki-laki yang dahulunya terkenal sebagai oknum geng
Hercules bahkan dapat disebut sebagai individu yang lumayan terkenal dan namanya masih ternama sampai sekarang.
Bermacam-masalah di pusat kota berubah menjadi kekuatan bagi seorang preman ternama.
Yang terkini, tokoh Danjen Kopassus tersebut diharapkan untuk meminta maaf pada publik.
Permohonan maaf atas penyebaran gambar beberapa prajurit Kopassus yang sedang pose dengan Ketua Umum DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshall.
Djon menyampaikan permohonan maaf tersebut sebagai bentuk pertanggunganjawaban terhadap perdebatan yang timbul di kalangan publik setelah seorang anggota Kopassus memposting foto bersama dengan Hercules.
“Untuk semua atasannya, para senior, teman-teman prajurit dari Korps Baret Merah, serta masyarakat umum yang telah memberikan kasih sayang dan memiliki harapan besar terhadap Kopassus, saya sebagai individu dan Panglima Jenderal KopassUS menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya,” ungkap Djon ketika ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur pada hari Sabtu, 26 April 2025.
Djon menjelaskan, momen anggotanya foto bersama Hercules berlangsung dalam sebuah acara internal yang bersifat kekeluargaan, yang dihadiri oleh seorang pejabat yang memiliki kedekatan emosional dengan Hercules.
Dia menyebutkan bahwa pada acara itu, sejumlah anggota Kopassus mengambil foto dengan sosok terkenal sebagai mantan preman di wilayah Tanah Abang.
“Peristiwa ini sungguh tak terduga. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata memiliki aspek kemanusiaan. Namun demikian, kemungkinannya para anggota tim pada waktu itu belum mempertimbangkan konsekuensi buruk dari tindakan mereka,” jelas Djon.
Meskipun begitu, Kopassus menganggap bahwa masalahnya tidak hanya terletak pada foto bersama, tetapi juga pada kapan dan dalam kondisi apa fotonya diambil.
Ternyata, prajurit itu terlihat memakai seragam militer komplet pada suatu acara yang dipandang berpotensi menciptakan polemik di hadapan khalayak ramah.
“Ternyata beberapa orang di kalangan masyarakat, bahkan dari keluarga besar Kopassus pun merasakan pengaruhnya dan belum mendapatkan apa yang mereka harapkan. Oleh karena itu, kami meminta maaf untuk kedua kali ini,” ungkap Djon.
Djon menggarisbawahi bahwa timnya akan segera menerapkan pendidikan tambahan untuk para tentara tersebut supaya bisa lebih memahami kepekaan masyarakat serta akibat dari perbuatan mereka dalam lingkungan umum.
“Kami yakin akan ada pelatihan ulang yang lebih mendalam. Kami juga melakukan refleksi pribadi sebagai pemimpin, mungkin ada kelemahan dalam menyampaikan informasi tentang kondisi yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Tokoh Hercules Si Preman yang Abadi dan Tidak Terkalahkan
Hercules menginstruksikan pengacaranya, Razman Nasution, untuk memberikan peringatan kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Peringatan tersebut diberikan untuk mencegah gangguan pada organisasi GRIB Jaya.
Razman Nasution dengan tegas mengatakan bahwa perintah itu berasal langsung dari Hercules Rosario Marshal, yang saat itu menempati posisi sebagai Ketua Umum DPP GRIB Jaya.
Hercules terkenal luas karena latar belakangnya sebagai seorang bekas penjahat yang sempat mengendalikan area Tanah Abang.
Setelah menerima hukuman 8 bulan kurungan karena perkara pengambilalihan tanah di Maret 2019, dia kemudian memutuskan untuk berpindah ke bidang usaha.
Menurut laporan dari Kompas.com, perjalanan kehidupan Hercules yang beragam mulai dari menghadapi nasib buruk sampai bergelut dalam dunia preman dan kemudian sukses sebagai seorang pengusaha terbilang cukup panjang.
Sebelum memulai kehidupannya di Jakarta, Hercules sempat menetap di Timor Timur.
Di tempat tersebut, dia aktif bekerja sebagai pendukung operasional tentara TNI.
Dia pergi terbang ke Jakarta untuk mengobati lukanya di tangan.
Pada waktu itu, Hercules dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Ternyata tangan yang cedera tersebut perlu diputuskan dari tubuhnya.
Merasa tidak tahan dirawat di RSPAD, Hercules akhirnya kabur dan hidup menjadi gelandangan di Tanah Abang.
Kehidupan preman pun dimulai.
Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman lain. Karena hal itulah ia selalu membawa golok panjang.
Hercules dan kelompoknya pun malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an. Pria berambut ikal ini sering kali lolos dari maut. Ia disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.
Pada program Kick Andy pada tahun 2007, Hercules menyatakan bahwa dia telah diserang dengan bacokan hingga 16 kali.
Namun demikian, dia berhasil bertahan hidup.
Setengah dari lengan kanan Hercules, yaitu yang berada di bawah siku, menggunakan tangan buatan.
Tidak hanya tangan buatannya, salah satu dari kedua matanya pun adalah buatan manusia.
Hercules sempat ditembaki di area matanya dan ternyata peluru itu keluar dari belakang kepalanya.
Karena serangkaian peristiwa itu, Hercules diberikan julukan sebagai figura gengster yang tak terkalahkan.
Setelah mendapatkan hukuman 8 bulan penjara terkait kasus pengambilalihan tanah, Hercules pun meninggalkan lingkungan kriminal yang sebelumnya telah membentuk reputasinya.
Setelah keluar dari penjara, dia mencoba mengatur kembali kehidupannya dengan memulai usaha sendiri.
Salah satu usaha yang dia geluti adalah bidang perikanan di Muara Baru, Jakarta Utara.
Hercules sekarang sudah menjadi lebih superior dan dihormati oleh banyak pihak.
Dia pun dipilih sebagai tenaga ahli oleh PD Pasar Jaya, yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Terbaru, dia mengemban posisi sebagai Ketua Umum DPP GRIB Jaya.
Diklaim Ultimatum Dedi Mulyadi
Diketahui, Razman Nasution menyatakan dirinya sebagai Jurutrima (Jubir) dari Ketua Umum Grib Jaya, Hercules.
Dari arahan Hercules, Razman Nasution memberikan ultimatum kepada Dedi Mulyadi yang dinilai mendiskreditkan citra Grib Jaya di mata publik.
Razman, yang ditemani oleh Ketua DPD Grib Jaya Sumut, Samsul Tarigan, menyampaikan hal itu saat konferensi pers yang dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara pada hari Selasa (22/4/2025).
Dedi Mulyadi sebelumnya melontarkan pernyataan dan rencana pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme di wilayah Jawa Barat.
Ormas GRIB Jaya Jabar merasa tersinggung dengan ucapan Dedi Mulyadi yang menyebutkan bahwa ormas hingga LSM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat.
Razman awalnya meluruskan pemberitaan negatif yang beredar terkait kasus yang menyeret kader DPC GRIB Jaya Kota Depok.
Pemberitaan negatif itu yang menurutnya sangat menyudutkan Grib Jaya itu berawal dari pernyataan Dedi Mulyadi.
Itu menurutnya melebihi batas untuk Dedi Mulyadi sebagai seorang pejabat publik.
“Saya berada di Medan guna memperjelas serta menyangkal informasi yang merugikan Ormas dan seolah-olah berkaitan dengan Grib Jaya,” tegas Razman, seperti dikutip dari akun Instagram Razman Nasional.
Dedi Mulyadi dianggap sangat tidak suka terhadap organisasi massa, terutama Grib Jaya.
Pemimpin Divisi Humas Grib Jaya tersebut juga berpendapat bahwa Dedi Mulyadi telah melebihi batasan wewenangnya sebagai seorang Gubernur Jawa Barat.
“Kita tidak mengkritik penangkapan tersebut. Namun, kami menyesali pernyataan kepala daerah yang tampaknya sangat bermusuhan terhadap Ormas,” ungkap Razman.
“Berdasar permintaan dari Ketua Umum, beliau mengharapkan Pak Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat agar melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sesuai tupoksi sebagai pamong praja,” lanjutnya.
“Perlu ditekankan bahwa wewenang mengurusi perkara hukum berada di tangan kepolisian. Apabila terjadi keributan atau masalah yang dilakukan oleh anggota Ormas termasuk Grib dan bila hal tersebut melanggar aturan, maka kami menganjurkan agar pihak berwenang menindaklanjutinya,” ungkapnya dengan tegas.
Razman menyatakan bahwa Grib Jaya Jabar akan sepenuhnya mendukung kepolisian dan tidak akan mencampuri urusan hukum yang melibatkan kader mereka itu.
Oleh karena itu, mengikuti instruksi dari Hercules, Razman memberikan ultimatum terakhir kepada Dedi Mulyadi.
“Kang Dedi, menurut instruksi dari Ketua Umum kita, kami belum pernah mengganggu Anda, organisasi lain pun demikian,” jelas Razman.
“Maka jangan mengganggu organisasi masyarakat kita! dan jangan pula menggangu kami!” katanya dengan tegas.
Razman menyebutkan alasannya untuk memberikan ultimatum adalah supaya Dedy Mulyadi tidak menjadi sumber gangguan atau ketidakstabilan yang akan timbul.
“Ini sekadar pemberitahuan untuk menghindari keributan yang disebabkan oleh Anda!” tegas Razman dengan nada keras.
“Sebab dengan perkataanmu, pastikan tidak menimbulkan potensi perselisihan!” katanya.
“Bicara soal Ketua Umum kita Pak Hercules, kami sudah mengerti betul. Jadi Kang Dedi, mohon untuk segera memberikan komentar tentang (Hercules),” terangnya.
Berikut adalah catatan perjalanan Hercules di Indonesia dengan nama penuh Hercules Rozario Marshall, mulai dari Timor Timur hingga Tanah Abang.
Buka Tambang Timah
Nama Rozario Marshal yang dikenal sebagai Hercules baru-baru ini membuat heboh penduduk di Babel.
Mantan preman Tanah Abang yang sukses pada dekade 1980 dilaporkan beralih ke industri penambangan timah khususnya di daerah Bangka Selatan.
Dia menjadi pendorong di balik pembentukan CV Timor Ramelau.
PT Timor Ramelau akan menjalankan operasi dengan menggunakan 20 unit pompa penyedot (PIP), yang merupakan jenis peralatan penambangan timah, dan kegiatan ini akan dilakukan di wilayah perairan Laut Merbau, Temayang Kecamatan Tanjung Ketapang serta desa Rias, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
Hercules juga terlihat hadir dalam acara sosialisasi mengenai rencana tambang yang diselenggarakan di aula Kantor Pengawasan Produksi (Wasprod) PT Timah Bangka Selatan pada hari Selasa tanggal 17 Mei 2022 kemarin.
Hercules mantan preman Tanah Abang yang sekarang berbisnis tambang timah di Bangka Belitung (Kolase Khusus/Tribun Manado)
Pria asal Timor Leste ini memang menjadi sosok legend yang diingat masyarakat.
Sempat menjadi preman yang ditakuti, hidup Hercules kini seolah berubah 360 derajat.
Bapak dari empat orang anak tersebut saat ini fokus pada pembangunan usaha dan juga menjadi aktivis dalam beberapa organisasi kemasyarakatan.
Dia pernah menyatakan keinginan untuk bisa mendukung masyarakat Indonesia yang sedang dilanda bencana.
Demikian
(AsahKreasi/Pitos Punjadi)