Skip to content

Guru Anggrek Anggraini: Ungkapannya Tentang Seragam Siswa SMP di Sragen dan Realitasnya Yang Belum Lulus Kuliah


AsahKreasi

Tokoh seorang guru wanita yang menjadi perbincangan umum karena memotong seragam muridnya di Sragen mendapat perhatian masyarakat.

Guru yang bernama Anggrek Anggara tersebut ternyata masih mengejar gelar sarjananya dan belum lulus sebagai seorang sarjana.

Sosok Anggrek jadi viral setelah dirinya memposting video saat sedang memotong seragam siswa kelas 9 SMP PGRI 5 Sukodono, Sragen.

Berdasarkan keterangan Anggrek Anggara, pemberi perintah untuk menggunting seragam adalahorang tua dari siswa tersebut.

Selanjutnya, dia mencatat pemasangan seragam tersebut sebagai bukti bagi orang tua dari si murid.

Tetapi, Anggrek malah mengunggahnya ke media sosial.

“Secara seharusnya itu tak perlu saya unggah, namun ini merupakan dokumen yang saya catat berdasarkan permintaan orangtua siswa untuk membuktikan bahwa hal tersebut telah dipotong sesuai arahan mereka.” Kata Anggrek seperti dilaporkan Kompas.com pada hari Kamis, 24 April 2025.

Anggrek mengatakan bahwa dia telah memohon izin kepada orangtua siswa tersebut.

Ia meminta izin untuk mengunggah video itu.

“Bisakah aku mengunggahnya? Aku juga telah mencetak screenshot tersebut, semuanya tersedia. Orang tuaku memberi izin, ya Bu,” terangnya kembali.

Anggrek menyatakan bahwa pakaian yang dipakai oleh siswa itu adalah berasal dari sekolah sebelumnya, dengan desain yang mencakup gambar serta teks yang dinilai tak layak.

“Gambarannya sedikit kabur. Menggambarkan beberapa geng yang mirip seperti itu, dengan kata-kata yang mengisyaratkan bahwa wanitalah yang salah. Terdapat tulisan-tulisan kecil pada celananya yaitu angka satu, serta belakangan baju juga terdapat tulisan. Semua ini tampak di bagian bawah gambar. Seragam tersebut merupakan seragam sekolah menengah pertama dahulu miliknya. Bukanlah seragam Sekolah Menengah Pertama PGRI; Ibu telah membelikan seragam SMP PGRI untuknya,” paparnya.

Penyampulan seragam dijalankan oleh Anggrek pada tanggal 17 Februari 2025, sesudah acara pengibaran bendera.

Video pemangkasan itu diunggah pada tanggal 19 April 2025 kira-kira pukul 07:00 WIB dan bertujuan untuk mendidik siswa-siswa yang dia ajari.

“Aku menguploadnya hanya untuk berbagi informasi dengan anak-anak ku. Sebab bukan cuma dirinya yang menjadi sorotan, tetapi juga beberapa anak lain. Masih dalam proses penanganan oleh guru BK,” jelas Anggrek.

Anggrek mengaku bahwa video yang diunggahnya telah dihapus 12 jam setelah diunggah, atas perintah komite sekolah.

“Saya diminta oleh ketua komite untuk menghapusnya dan saya lakukan penghapusan itu sekitar pukul 19:00 setelah sholat Isya. Hal tersebut langsung menjadi sorotan hingga saat ini,” jelasnya.

Sebaliknya, Kabag Bimbingan Guru dan Karyawan Pendidikan, Tri Giyarto, mengklaim bahwa perbuatan Anggrek sudah bertentangan dengan aturan perilaku guru.

Dinas Pendidikan akan mengirimkan surat peringatan dan kesangsian ke yayasan tersebut.

“Guru perlu bersikap professional. Hukuman tidak boleh dipublikasikan secara luas. Oleh karena itu, kita akan memberi nasihat serta peringatan,” jelasnya.

Walaupun demikian, menurut Tri, Anggrek diperbolehkan untuk tetap melanjuti kegiatannya sebagai guru meskipun telah terlibat dalam kasus penggiliran seragam murid yang menjadi sorotan publik tersebut.

Giyarto menyatakan bahwa kondisi di SMP PGRI 5 Sukodono mulai membaik setelah kejadian itu.

“Sekolah dinilai memiliki kondisi yang membaik sebab para siswa disebutkan telah lebih menghormati aturan berpakaian mereka. Melalui insiden tersebut, para pendidik menerima pelajaran penting sesuai dengan catatan akhir,” katanya.

Terkait dengan Anggrek Anggara, Giyarto mengungkapkan bahwa tindakan yang dijalankan sang guru itu tidak termasuk kategori serius.

“Bu Anggrek tetap diperbolehkan mengajar karena tindakan yang dilakukannya belum termasuk kategori serius,” jelas Giyarto.


Sosok Anggrek

Guru Kesiswaan di SMP PGRI 5 Sukodono, Sragen adalah Anggrek Anggara.

Bergabung sebagai guru di SMP, ternyata Anggrek belum menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.

Menurut Giryato, pada masa kini, Anggrek masih memiliki status sebagai guru magang.

Anggrek saat ini mengikuti program studi PKN pada tingkat semester 6 di Universitas Terbuka Surakarta.

“Beliau tersebut belum lulus sarjana. Saat ini dia masih berada di semester 6 perkuliahan. Oleh karena itu, dari segi peraturan kepegawaian, beliau belum memenuhi syarat untuk menjadi guru,” jelasnya.

Namun demikian, Anggrek Anggra ternyata telah mendidik di sekolah itu selama 12 tahun.

( AsahKreasi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *