Skip to content

Fedi Nuril: Menyuarakan Suara yang Tidak Dapat Berbicara Lewat Kritik di Media Sosial Pemerintah


JAKARTA, AsahKreasi

– Aktor berpengalaman Fedi Nuril kian kerap menghebohkan dunia maya. Ia dikenali melalui film

Bila Esok Ibu Tiada

Sekarang Fedi tidak lagi sungkan untuk mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap situasi sosio-politis di negeri ini, termasuk menyinggung sejumlah figur utama dalam pemerintahan.

“Saya tuh emang dari dulu tertarik sosial politik, tapi memang lebih pasif. Tapi sampai di satu titik akhirnya enggak bisa pasif lagi sih saya, saya merasa harus bersuara,” ujar Fedi Nuril saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025) mengutip

Kompas.com

.

Melalui akun X-nya, Fedi sering kali berdebat dengan politisi dan bahkan akademisi. Meski demikian, dia menyatakan bahwa tindakannya memiliki dasar. Menurut Fedi, tetap diam sudah tidak menjadi opsi lagi.


Kesedihan Fedi Nuril Bermula dari Kebijakan Rekonstruksi dan Keluarga Penguasa

Fedi mengatakan bahwa momen penting yang mendorong keberanian dirinya untuk berbicara terjadi saat presiden Joko Widodo menjabat untuk periode kedua.

Pada saat tersebut, ia berpendapat bahwa memasukkan musuh politik ke dalam kabinet merupakan sebuah cara melupakan masa lalu kelam negara.

“Bagi saya hal tersebut sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan terhadap keluarga para korban penculikan yang hingga kini masih hilang,” tegas Fedi.

Ketidakpuasannya mencapai puncak ketika Presiden Jokowi mendukung pencalonan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden. Pada titik tersebut, Fedi menganggap pentingnya menyuarakan pendapatnya semakin tidak tertahankan.

“Pada posisi itu, saya malah melihat adanya kesempatan untuk memenangkan pertarungan. Pada titik tersebut, saya ingin mulai berbicara dengan lantang,” tambahnya.


Fedi Nuril: Suaraku Untuk Mereka Yang Tidak Dapat Berkata

Saat ini, Fedi telah menjadi salah satu dari segelintir tokoh publik yang dengan konsisten membahas isu-isu kebijakan serta arah demokrasi Indonesia secara terbuka. Dia tidak gentar akan hilangnya popularitas sebab percaya bahwa langkahnya dalam menyampaikan fakta malahan beresonansi kuat di kalangan masyarakat luas.

“Sebagian besar mendukungku karena menurut mereka aku menggambarkan suara yang tidak dapat mereka ungkapkan sendiri akibat beragam alasan,” kata pemeran utama asli dari kalangan militer tersebut.

Menurut Fedi, beraninya merupakan ekspresi dari kewajiban etis sebagai citizen dan tokoh terbuka yang memiliki pengaruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *