Fabregas Berani Tolak Tawaran Tim-Tim Mapan untuk Melanjutkan Proyek Bersama Klub Milik Konglomerat Indonesia, Como 1907.
Eks pelatih Arsenal mungkin akan terseret dalam dampak dari pergantian kepemimpinan di Real Madrid musim panas ini.
Los Blancos akan kehilangan Carlo Ancelotti mulai tanggal 26 Mei mendatang.
Nakhoda dari kapal kakap yang berasal dari Italia akan meninggalkan posisinya demi melatih tim nasional Brasil.
Sebaliknya, Madrid tampaknya segera akan mengumumkan kehadiran Xabi Alonso secara resmi.
Pemain yang pernah menjadi anak asuhan Ancelotti itu diminati untuk menggantikan mentornya di Santiago Bernabeu.
Alonso pun telah terlebih dahulu menyampaikan pesan perpisahannya ke pada Bayer Leverkusen.
Klub yang finish di posisi runner-up Bundesliga pada tahun 2024-2025 akan mendapatkan seorang pelatih baru untuk melanjutkan pekerjaan sang juara bertahan dari musim lalu.
Di tempat ini, nama Cesc Fabregas muncul sebagai kandidat untuk menggantikan posisi Alonso di BayArena.
Leverkusen menilainya sebagai calon ideal untuk meneruskan proyek pasca era Alonso.
Fabregas tetap muda dan mengusung gaya bermain yang menarik dengan kecerdasannya dalam hal strategi.
Setelah beralih ke Leverkusen, lelaki berusia 38 tahun tersebut pun memiliki kesempatan untuk melatih tim yang bertarung di Liga Champions.
Hanya baru mereka dan Bayern Munich yang telah memastikan tempat lolos berdasarkan posisi di tabel Bundesliga hingga pekan ke-33.
Peluang untuk meningkatkan status dari sekadar klub baru promosi di Serie A menjadi pesaing dalam Liga Champions adalah sebuah kehormatan yang tidak semua pelatih dapat rasakan.
Selain di Bayer Leverkusen, Fabregas disebut juga menarik perhatian dari klub-klub elit Bundesliga seperti RB Leipzig serta dua tim besar asal Serie A Italy, yakni AS Roma dan AC Milan.
Akan tetapi, Fabregas bergeming.
Menurut kutipan dari AsahKreasi oleh Marca, gelandang serang tim nasional Spanyol tersebut telah menolak seluruh penawaran yang datang dari klub lain untuk tetap bermain di Como 1907.
“Klub dari daerah Lombardia yang menguasai saham bersama Fabregas tersebut sudah memastikan dia akan tetap berada dalam tim hingga musim 2025-2026,” demikian dilansir oleh Marca.
Cesar tetap menjadikan Como sebagai prioritas utama, hal ini telah ia sampaikan berulangkali di dalam wawancara maupun konferensi persnya.
“Kontraknya pun masih berlaku hingga Juni 2028,” tambahnya.
Pergerakan Fabregas di klub yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia, Hartono Brothers melalui grup Djarum tersebut sungguh menarik perhatian tim besar lainnya.
Sebagai tim promosi yang baru kembali ke Serie A setelah dua puluh tahun, Como melompat ke posisi 10 di tabel klasemen.
Saya Lariana telah menjamin ketentuan bertahan sejak beberapa minggu yang lalu.
Mengandalkan tim yang dipenuhi dengan pemain muda bermassa, Como saat ini tengah menjalani serangkaian kemenangan sebanyak enam kali berturut-turut di Serie A Italia.
Tim Nico Paz juga telah berhasil menumbangkan beberapa tim ternama seperti Atalanta, Roma, Fiorentina, hingga Napoli yang menjadi kandidat juara musim ini.
Jika Cesc Fabregas sudah sangat terpesona dengan skuad seperti AC Milan, bayangkan bagaimana ia akan bereaksi jika diberikan kesempatan bermain bersama para pemain elite di level yang bahkan lebih tinggi.
Walaupun banyak minat dari beberapa tim ternama, Fabregas masih setia menjalankan perananya sebagai pemimpin proyek di Como.
Alasan utama yang meyakinkan mereka untuk tetap setia adalah janji kenaikan gaji besar dalam proses peninjauan ulang perjanjian kerja masa depannya tersebut.
Yang terpenting, dia akan mendapatkan wewenang yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Alumni dari La Masia yang seumpama dengan Lionel Messi tersebut bakal memiliki dampak besar pada keputusan transfer untuk mendorong strategi mereka sepenuhnya.
Ini berarti Cesc dapat menentukan pilihan pemainnya sendiri sesuai dengan strategi taktikal yang dia butuhkan di lapangan tanpa adanya campur tangan dari struktur pengawas yang lebih tinggi di tim tersebut.
Wewenang lengkap itu adalah sesuatu yang tak akan ia peroleh bila berseragam tim-tim raksasa.
Selain itu, manajemen Como secara keseluruhan mendukung sepenuhnya keputusan Fabregas.
Mereka tidak ragu untuk memberikan hadiah berupa dana transfer hampir 100 juta euro kepada sang pelatih melalui pengeluaran anggaran pembelian pemain selama dua kali periode transaksi di musim ini.
Pengeluaran semacam itu bahkan melampaui anggaran banyak tim besar di Serie A yang sudah mapan.
Leave a Reply