Your cart is currently empty!
AsahKreasi, MAGELANG –
Duka menyelimuti Yayasan As-Syafi’iyah Magelang.
Sepuluh ustadzah terkenal yang berperan sebagai pendidik dan juga huffaz Qur’an tewas secara menyedihkan akibat suatu kecelakaan maut di Jalur Provinsi Magelang-Purworejo, lebih spesifik lagi di Desa Kalijambe, Distrik Bener, Kabupaten Purworejo pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2025 sore itu.
Mereka meninggal ketika menggunakan kendaraan desa (Kopada) yang ditabrak oleh truk pengangkut pasir dariarah Magelang.
Truk diduga mengalami rem blong saat melaju di jalan menurun dan langsung menghantam kendaraan yang ditumpangi rombongan guru.
“Lima di antara mereka adalah hafizah. Mereka guru Qur’an, mendidik anak-anak agar cinta dan hafal kalamullah. Saya sangat kehilangan,” kata Maftuhin, guru PAI di Yayasan tersebut.
Maftuhin tidak dapat memadamkan rasa sedih ketika mengingati kawan-kawannya yang dulu satu lembaga. Pada hari Rabu pagi, sebelum pergi untuk memberikan penghormatan ke Purworejo, mereka sempat bergurau santai di dalam ruangan guru.
“Si Ustazah dari kelas enam pernah bercanda dengan lelucon yang menggelikan. Kami tak mengetahui bahwa hal tersebut akan menjadi pembicaraan terakhir kita,” katanya pelan.
Pengajar Qur’an yang Ceria
Para ustadzah dikenal sebagai sosok yang ceria dan berdedikasi tinggi dalam mendidik murid-murid di unit TK dan SD Tahfidz As-Syafi’iyah.
Di luar pengajaran, mereka juga menuntun para siswa untuk menghafalkan Al-Qur’an dengan saksama setiap harinya.
“Menurut pengetahuan saya, mereka sungguh-sungguh dalam membimbing anak-anak. Ada juga yang bisa menghapalkan sekitar 15 hingga 30 juz. Mereka bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga menjadi panutan untuk para siswa,” kata Maftuhin.
Rabu pagi, otoritas sekolah mengambil keputusan untuk mengevakuasi para murid lebih cepat pada kira-kira jam 09.00 WIB.
Tim gabungan yang terdiri dari para guru, anggota komite sekolah, serta pengurus yayasan keberangkatan dengan lima kendaraan menuju Purworejo guna menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada salah seorang temannya yang ditinggalkan oleh keluarganya.
Akan tetapi, salah satu armada, yaitu sebuah angkutan desa, malah menjadi saksi bisu dari kejadian tersebut.
Berita sedih muncul di tengah hari: mobil itu tabrakan dengan truk dan terjatuh ke tebing.
“Ada total 13 ustadzah yang berada di dalam mobil tersebut. Dari jumlah itu, sepuluh orang meninggal dunia sementara lainnya mengalami cedera. Kita segera berkumpul di pendopo sekolah untuk melakukan sholawat bersama serta salat ghaib,” jelas Maftuhin.
Tangis di Rumah Duka
Para jenasah ulama wanita dikembalikan ke kediaman mereka sendiri. Salah satu dari mereka, Isna Hayati, dirawat sementara di TPQ Nurul Falah — tempat dia mengajarkan ibadah kepada anak-anak di sekitar rumahnya.
Air mata menyambut kehadiran jenazah tersebut. Suara doa tahlil bergabung dengan erangan warga sekitar. Sang ibu, Mutiah (55), tidak dapat menahan kesedihan.
“Pada pagi hari tersebut, ia bercerita tentang sebuah mimpi di mana saudaranya meninggal kemudian bangkit kembali. Namun, justru dirinya sendiri yang lebih dulu tiada,” ujar si ibu sembari mengalirkan air mata.
Mutiah menceritakan pula bahwa beberapa orang di sekitarnya pernah mendengar bunyi burung hantu sebelumnya, yang oleh sebagian penduduk setempat dipandang sebagai pertanda.
Kecelakaan di Kalijambe ini bukan kali pertama terjadi. Masyarakat setempat mengatakan bahwa area itu kerap menjadi tempat kejadian insiden semacam ini. Di luar fakta bahwa jalannya menurun dan berbelok, banyak pengemudi yang masih kurang paham dengan rute tersebut.
“Petunjuk telah tersedia, namun penjelasannya minim dan truk-sering kali mengalami masalah pada remnya atau kondisi jalan yang tidak layak,” ungkap seorang warga dengan inisial L, yang turut menyaksikan kecelakaan tersebut.
Kejadian tersebut meninggalkan kesedaran yang dalam, bukan saja untuk famili tetapi juga para pelajar serta masyarakat pengikut agama Islam di kota Magelang.
Guru-guru hafiz Al-Quran tersebut sudah meninggalkan kita, namun semangat mereka untuk menyebarkan cintanya kepada Al-Quran akan tetap bertahan di ingatan para siswa.
(*/rif/tro)
Leave a Reply