Skip to content

Dari Dapur hingga Ruang Rapat: Kisah Nyata Amperawati, Bupati Perempuan Pertama Lumajang


LUMAJANG, AsahKreasi

– Dari dapur hingga ruang rapat, itulah deskripsi yang pas bagi figur Indah Amperawati, bupati wanita pertama di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Wanita yang lahir di Lumajang pada tanggal 6 Mei 1966 ini dikenal sebagai seorang istri yang penuh pengabdian, ibu rumah tangga yang luar biasa bagi putranya, kakek yang penuh kasih sayang, serta figur ibu bagi semua warga Lumajang.

Meski sibuk merencanakan kemajuan Kabupaten Lumajang serta bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi penduduknya, dia selalu ingat akan peranannya sebagai seorang istri dan ibu di dalam keluarga.

Tiap pagi, sesudah menunaikan salat subuh dan berendam di sumber air natural Selokambang, dia pasti masak bersama suami tersayangnya sebagai bekal sarapan.

Menurutnya, makan pagi bersama keluarga merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan walaupun telah memiliki banyak kegiatan.

Karena suasana hati dan pemikiran pada pagi hari yang relatif lebih tenang sangat sesuai untuk digunakan sebagai momen mengobrol santai serta merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sepanjang harinya.

“Di pagi hari, setelah shalat Subuh, saya biasanya berenang di Sungai Selokambang dan umumnya kembali pada pukul 6. Setelah itu, aku memasak untuk sarapan diriku sendiri serta suamiku,” jelas Indah dari Lumajang, Minggu (20/4/2025).

Setelah makan pagi bersama keluarganya, Indah kemudian mulai mengunjungi penduduk di Lumajang dan memecahkan setiap masalah yang ditemui.

Umumnya, dia mulai hari dengan menuju ke kantor yang terletak di depan tempat tinggal resmi miliknya guna mengecek dokumen-dokumen yang harus dikirimkannya tanda tangannya.

Apabila tak terdapat urusan penting dalam acara perjumpaan atau rapat, Indah kerap kali mendorong timnya untuk keluar dan bertemu langsung dengan penduduk di Lumajang.

Selama tak berada jauh dari kota, mantan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember tersebut senantiasa meluangkan waktu untuk kembali ke rumah dinasnya ketika terdengar call to prayer for dzuhur.

Hasil akhirnya, dia ingin melakukan salat berjamaah dengan suaminya serta mempersiapkan makan siang yang akan dinikmati bersama.

Oleh karena terbatasnya waktu pada periode istirahat makan siang, tak jarang Indah hanya mengolah sawi bayam bersama tahu Goreng saja.

Menurutnya, hal utama adalah tidak meninggalkan perannya sebagai seorang istri yang wajib terus merawat dan mengabdi kepada suaminya tanpa memandang kondisinya atau kegiatan yang sedang ditekuni.

“Meskipun bekerja sebagai wanita, jangan sekali-kali lupa akan tanggung jawab Anda sebagai ibu bagi anak-anak Anda dan istri bagi suami Anda,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *