Skip to content

Dari Bukit Petra hingga Layar Lebar: Petualangan Max dan Fandy dalam Film Animasi Jumbo


jatim.AsahKreasi

, SURABAYA – Di belakang keberhasilan film animasi Jumbo yang telah meraup lebih dari dua juta penonton hanya dalam waktu sepuluh satu hari tayang, terdapat sumbangan dari putra-putri bangsa, termasuk dua lulusan Universitas Kristen Petra (PCU).

Mereka adalah Maximillian Serafino Suprapto, seorang alumnus IPDM atau International Program in Digital Media, serta Fandy Soegiarto yang merupakan lulusan DKV dari PCU.

Max, yang biasa dipanggil begitu, ikut serta sebagai animator di Ayena Studio, Bandung. Ia memulai kontribusinya pada proyek Jumbo ketika baru menjadi seorang mahasiswa magang.

\”Rasanya sangat senang dapat berpartisipasi sebagai salah satu animator dalam pembuatan film Jumbo, yang ternyata disambut dengan antusias oleh publik,\” jelas Max.

Max berperan dalam tugas blocking, animating, serta terlibat beberapa kali di fase clean-up. Menurut penjelasannya, proses animasi mencakup empat langkah pokok yakni layouting, blocking, animating, kemudian dilanjutkan dengan clean-up.

Walaupun pada waktu itu pengalamannya di bidang 3D masih terbatas, Max berhasil menunjukkan keahliannya dengan berkelanjutan mempelajari hal-hal baru serta mengadaptasi standar tinggi yang telah ditentukan oleh projek tersebut.

Robby UL Pratama dari CEO Ayena Studio menganggap Max memiliki kemampuan untuk dengan cepat beradaptasi serta mempertahankan mutu animasi sejalan dengan persyaratan film selama 102 menit tersebut.

Sementara itu, Project Manager di Caravan Studio Jakarta Fandy Soegiarto bersama timnya bertanggung jawab atas visual development film Jumbo, termasuk character design, key art, logo, set, hingga props design.

\”Perasaannya sangat bangga. Karya yang telah kita buat sejak akhir tahun 2020 ini akhirnya dapat diapresiasi oleh publik,\” kata Fandy.

Rangkaian proses yang berkelanjutan itu pun tercapai di awal tahun 2023. Alumni DKV PCU dari batch 2006, Fandy, turut serta dalam tahap perancangan aspek visual bersama dengan kelompoknya.

Ia memotivasi pemuda agar tetap berprestasi dan jangan menyerah dalam bidang animasi.

Film Jumbo merupakan bukti konkret bahwa karya animasi dalam negeri mampu berkompetisi di kancah internasional. Diciptakan oleh Visinema Pictures, proyek ini mengumpulkan lebih dari 420 seniman lokal dan proses pembuatannya berlangsung selama lima tahun lamanya.

Keberhasilan tersebut membawa harapan yang luas kepada kalangan pemuda agar tetap dapat berkontribusi dalam bidang industri kreatif dan sekaligus menggambarkan bahwa industri animasi di Indonesia masih memiliki kemampuan yang kuat, termasuk juga saat hadapi tantangan dari teknologi AI.

(mcr12/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *