Skip to content

Arca Raksasa di Semarang Jadi Korban Vandalisme, Kasus Diduga Berhubungan dengan Upacara Ritual


UNGARAN, AsahKreasi

Patung Ganesha Raya yang berada di area Sikunir, Kelurahan Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, jadi korban perusakan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

Diperkirakan, perbuatan vandalisme itu terjadi saat sedang berlangsungnya upacara adat.


Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang, Tri Subekso, menyatakan bahwa patung Ganesha tertinggi di Kabupaten Semarang tersebut ditepuk denganobot

صند

injet

, yakni larutan kapur putih.

“Liquid menetes di wajah dan tubuh patung tersebut. Tak jauh dari patung, para petugas menemukan sebuah botol yang berisikan liquid, diyakini digunakan untuk mempersiapkan campuran injeksinya,” katanya pada hari Rabu (16/4/2025).

Subekso menyatakan bahwa tuduhan pemakaian cairan injector dalam upacara itu timbul lantaran di area patung biasa digelar Ritual.

ngalab berkah

.

“Di area sekitarnya, patung tersebut diberi perlindungan khusus dan amat dipelihara. Karenanya, penduduk setempat sangat terganggu dengan peristiwa yang telah terjadi,” jelasnya.

“Data yang tersiar tersebut berkaitan dengan cat, namun usai diperiksa ternyata terbuat dari bahan kapur putih,” tambahnya.


Mencari saran dari Balai Pelestarian Kebudayaan

Sehubungan dengan prosedur pengelolaannya, mereka masih mengantongi persetujuan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X terlebih dahulu.

Wilayah di seputaran embung tersebut, meski tetap diberlakukan batasan.

Subekso menyatakan bahwa tak terdapat pantangan untuk melaksanakan upacara di wilayah itu.

Ternyata, di area yang sudah disebut sebagai Bangunan Cagar Budaya sejak 2022, ditemukan bebatuan candi yang diduga merupakan bagian dari situs upacara tersebut.

“Melakukan ritual sebenarnya merupakan hak pribadi. Hanya saja, yang menjadi permasalahan adalah apabila aktivitas tersebut memiliki potensi untuk merusak objek atau arca, termasuk tindakan intervensinya,” jelasnya.

“Kita sudah melaksanakan pemeriksaan bersama BPK wilayah X, mencakup Bhabinkamtibmas serta Babinsa. Tujuannya agar hal seperti ini tak berulang dan seluruh warga dapat melestarikan warisan budaya di tempat tersebut,” jelasnya.

Masalahnya, menurut Subekso, tidak sekadar tentang pembersihan patung dari gangguan tangan jahil, melainkan hal yang lebih utama adalah pemahaman publik dalam merawat patung tersebut sebagai bagian dari warisan budaya.

“Beri tahu bahwa itu bukan cat melainkan dariصند

injet

Mungkin dengan hujan lebat hal itu akan menghilang dan pudar. Intinya adalah untuk melindungi dan memelihara arca. Walaupun diduga motif pelakunya berkaitan dengan upacara, tetapi tetap saja tindakan tersebut tak dapat diterima,” demikian penjelasannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *