Skip to content

Apakah Pikiranmu Teman Atau Lawan? Menjaga Kesehatan Mental dengan Bijak

Pernahkah Anda merasa bahwa pikiran Anda sendiri menjadi lawan Anda? Seperti adanya suara dalam benak yang selalu menyalahkan, membuat cemas, atau malahan menyudutkan diri Anda? Atau mungkin sebaliknya, pikiran Anda adalah teman setia, membantu memberikan dorongan dan kekuatan ketika sedang bermasalah? Ternyata kesejahteraan psikologis kita amat dipengaruhi oleh cara kita bersosialisasi dengan pemikiran pribadi kita. Ini lebih dari sekedar “berfikir optimis”, ini berkaitan dengan pembentukan ikatan yang baik serta harmonis antara pikiran kita.

Kami semua memiliki “hati nurani”—yaitu suatu arus pemikiran yang tak henti-hentinya bergerak, sesekali sunyi seperti senja, atau riuh layaknya pasar malam. Hati nurani ini dapat jadi teman setia kami, membimbing pada keputusan yang benar, menyuguhkan ide-ide segar, serta mendorong kami meraih cita-cita. Tetapi, hati nurani tersebut juga sanggup menjelma sebagai lawan sengit, mengirim serangan dalam bentuk pikiran-pikiran buruk, mendobrak ketenangan mental melalui rasa cemas, dan meruntuhkan keyakinan diri.

Mengenali Suara Batinmu

Pertama-tama dalam menangani kesehatan mental, penting untuk mendengarkan apa yang dikatakannya oleh pikiran Anda sendiri. Pikiran seperti apakah yang kerap timbul? Adalah mereka bersifat membangun dan menyemangati, atau justru meruntuhkan semangat? Cobalah amati rutinitas pemikiran Anda. Tendensi mana yang biasanya menjadi favorit: fokus pada skenario-skenario buruk, atau malah selalu melihat sisi baik dengan harapan-harapan baru?

Sebagai contoh, apabila Anda sedang menghadapi sebuah presentasi penting, suara hati yang positif mungkin akan berujar, “Saya telah bersusah payah mempersiapkannya dan saya yakin dapat melakukannya!” Di sisi lain, suara hati yang negatif kemungkinan besar akan menyuarakan, “Pasti saja saya akan gagal, semua orang bakal mencemooh presentasi saya.” Memahami perbedaan antara kedua hal tersebut merupakan langkah awal dalam pengendalian pemikiran kita.

Strategi Mengelola Pikiran Negatif


Ide-ide buruk mirip dengan gulma yang akan berkembang biak apabila tidak diurus. Di bawah ini adalah sejumlah cara untuk “menghilangkan” pemikiran tersebut serta menebalkan sudut pandangan yang lebih optimis:

1.

2.

3.

– Mengenali Pikiran Negatif: Tahap awal ialah memperhatikan adanya pemikiran yang negatif. Setelah merasakan kemunculan pikiran-pikiran tersebut, hindari untuk menolakkannya atau memberi penilaian padanya. Hanya perlu mengakui bahwa ia ada.

– Lawan Pikiran Negatif: Sesudah mengidentifikasi pemikiran-pemikiran negatif tersebut, cobalah untuk menantang kesesuaiannya. Adakah bukti yang mendukung bahwa hal ini didasarkan pada kenyataan, atau justru hanyalah dugaan serta penafsiran pribadi Anda saja? Sebagai contoh, apabila Anda memiliki pikiran “Saya pasti akan gagal”, pertanyakan kepada diri sendiri, “Dimana buktinya?”

– Ubah Pikiran Negatif Menjadi Positif: Sesudah mengkritisi pemikiran negatif, cobalah untuk merubahnya menjadi ide yang lebih positif dan rasional. Sebagai contoh, ubah ungkapan “Saya pasti akan gagal” menjadi “Saya telah berusaha semaksimal mungkin, dan saya akan memberikan performa terbaik.”

– Rutinitas Kesadaran Penuh: Kesadaran penuh memungkinkan kita untuk berkonsentrasi pada keadaan sekarang serta merespons pemikiran dan emosi dengan tidak menilainya. Melalui rutinitas kesadaran penuh, kita bisa mengendalikan dampak dari pikiran negatif terhadap suasana hati dan tindakan kita.

– Temui Pendukung: Mengobrol dengan sahabat, kerabat, atau konselor bisa memberi dorongan serta sudut pandang segar. Mereka mampu membantu Anda memandang keadaan secara berbeda dan merumuskan penyelesaian yang tepat.

Membangun Relasi Positif dengan Alam Bawah Sadarmu

Merawat kesejahteraan jiwa berarti membina ikatan yang baik dan stabil antara diri kita dengan pemikiran-pemikiran dalam benak kita. Hal ini tidak semata-mata bertujuan untuk melenyapkan seluruh aspek negativitas, tetapi justru fokus pada pembelajaran bagaimana pengendalian serta penerapan mereka secara bijaksana. Melalui kesadaran akan isi pikiran kita, penolakan terhadap sudut pandangan buruk tersebut, lalu digantikan oleh pola pikir yang positif, maka bisa merombak cara kerja otak kita dari lawan menjasi mitra setia yang mendampingi petualangan mencapai hidup yang lebih gembira dan bugar. Ingatlah bahwa Anda punya kuasa untuk mentransformasikan interaksi Anda dengan suara hatimu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *