Your cart is currently empty!
JAKARTA, AsahKreasi
Gubernur Dedi Mulyadi mengingatkan agar anak-anak tidak melakukan pemberontakan terhadap orang tua mereka.
Peringatan tersebut diungkapkan Dedi lewat video yang diunggah di media sosial Instagram miliknya pada Selasa, (6/5/2025).
Halo… Hayoo, siapa di antara kalian anak-anakku yang tidak ingin mandi? Siapakah dari kamu semua yang tak suka makan? Hayoo. Siapa yang ogah tidur? Dan siapa yang sulit untuk bangun? Hayoo. Siapa yang nggak mau pergi ke sekolah? Sementara itu ada juga yang hanya sibuk berjalan-jalan dan membeli camilan. Berhati-hatilah jika mulai menentang orang tua, menjadi tidak taat, selalu pingin belanjaan, kesulitan tidur, merasa susah saat harus bangun pagi, males mandi, kurang tertarik pada makanan, atau bahkan malu pergi ke sekolah. Waspadalah, karena Bapak Gubernur akan mengunjungi rumah mereka sendiri apabila hal tersebut terjadi,” ungkap Dedi lewat rekaman video ini.
“Habis itu, mau saya jemput sampai ke rumah atau Anda lebih suka menuruti kata-kata orang tua Anda? Cepat-cepatlah, nanti Pak Gubernur akan tiba jika tidak patuh. Nantinya kalau sudah datang, Gubernur ini yang akan kita ajak pergi lho. Waspadalah,” ujar Dedi.
Motif di balik peringatan yang disampaikan Dedi masih belum jelas. Sementara itu, tujuan Dedi dalam mengarahkan para remaja nakal ini pun tidak diketahui.
Video Dedi itu mendapat tanggapan bervariasi dari para orang tua. Beberapa sepakat dengan pendapatnya namun dengan syarat tertentu, sementara lainnya membalas komentar Dedi dengan banyak pertanyaan.
Andi, ayah dari dua remaja yang masih sekolah, melihat maksud baik di balik niat Dedi ingin menjemput anak-anak yang tidak taat aturan tersebut. Meski begitu, Andi merasa kebingungan tentang siapa sebenarnya sasaran serta ketentuan jelas terkait penjemputan anak itu sendiri seperti apa menurut Dedi.
“Bila ada pertanyaan tentang menjemput contohnya siswa SD yang malas bangun pagi, tidak suka memakan makanan bernutrisi tinggi dan lebih cenderung selalu jajan dengan kandungan MSG berlebih atau bumbu masak ekstra, menurut pendapatku itu baik-baik saja jika dijemput tetapi tujuannya kemana?” ujar Andi ketika diwawancara.
AsahKreasi
, Rabu (7/5/2025) malam.
“Siswa SD baru duduk di kelas 1 atau 2 biasanya belum mengerti tentang jenis-jenis makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Hanya siswa tingkat akhir seperti kelas 5 dan kelas 6 saja yang mulai memahami hal tersebut. Jadi jika membicarakan murid kelas awal hingga pra sekolah, orang tua bisa sedikit kesulitan dalam memberikan arahan soal konsumsi makanan kepada mereka. Untuk anak-anak dengan usia antara enam sampai dua belas tahun, kita perlu lebih teliti lagi saat menjemput mereka dari sekolah. Menurut pendapatku, baik juga kalau ada sistem penjemputan bagi para siswa. Namun, buat anak-anak yang sangat kecil tentunya akan merasa tidak nyaman bahkan cenderung rewel karena ketidaknyamanan mereka sendiri,” imbuh Andi.
Andi mengungkapkan bahwa dia malah sependap dengan anjuran Dedy untuk membawa remaja penyuka keributan ke barak tentara. Meski demikian, Andi tetap meragukan motif Dedy dalam hal ini terutama berkaitan dengan pemuda-pemudi yang kurang taat.
“Kalau anak umur 7-8 tahun, dibawa, mau dibawa ke mana? Kalau ditakutin pakai video ini (Dedi), nangis sih iya pasti,” tambah Dedi.
Anjar, warga Depok, mengatakan belum tahu maksud penjemputan yang dimaksud Dedi dalam videonya. Ia menilai penjemputan anak-anak yang tak patuh oleh Dedi tak terlalu mendesak.
“Minimal ada pembahasan dulu dengan orangtua sebelum penjemputan. Dan penjemputan harus dilakukan di rumah. Biar orangtua juga tau kenapa sang anak dijemput,” kata pria dengan anak yang bersekolah SD itu saat dihubungi
AsahKreasi
, Rabu (7/5/2025) malam.
Anjar setuju dengan niat Dedi untuk mengantarkan anak yang bandel ke rumah. Akan tetapi, dia menegaskan perlunya ada pembicaraan antara Dedi dan para orang tua tersebut.
Leave a Reply