Skip to content

Katy Perry Terbang ke Luar Angkasa dengan Roket Amazon, Kembali Selamat dan Bersatu dengan Bumi


AsahKreasi

Penyuka musik pop dari Amerika Serikat, Katy Perry, telah mengakhiri petualangan ruang angkasanya yang singkat dengan memanfaatkan kapsul peluncur dari roket buatan Jeff Bezos, sang pemimpin Amazon dan juga founder perusahaan eksplorasi luar angkasa Blue Origin.

Perry terbang bersama lima wanita lainnya, yang meliputi calon istri Bezos, Lauren Sanchez, serta pembawa acara CBS Gayle King pada hari Senin (14 April 2025) di pagi hari berdasarkan waktu lokal.

Memakai kostum ruang angkasa warna biru gelap yang menjadi ciri khas Blue Origin, penyanyi lagu tersebut

Roar

Itu melaju menuju ruang angkasa dengan menggunakan roket New Shepard yang dimiliki oleh Blue Origin. Peluncurannya terjadi di situs peluncuran di Texas precisely pada jam 08:30 waktu lokal (14:30 BST).

Dengan waktu tempuh sekitar 11 menit, kapsul roket New Shepard berhasil mencapai ketinggian melebihi 100 kilometer (62 mil) di atas permukaan bumi.

Kapsul tersebut juga dinyatakan sukses melintasi garis Kármán, yang merupakan batasan secara internasional untuk mengenali permulaan ruang angkasa.


Selama beberapa menit dalam keadaan tanpa gravitasi, tim merasakan kesenangan terbang bebas di dalam kapsul tersebut. Tampaknya Perry bahkan sempat bernyanyi lagu “صند”;

الإلك

What a Wonderful World

Karya oleh Louis Armstrong, saat itu dijuluki sebagai momen “tidak terlupakan” menurut Gayle King.

Setelah kapsulnya mendarat dengan aman menggunakan parasut, Katy Perry turun sambil menyentuh tanah dan memegang bunga aster ke udara, tindakan simbolik bagi anak perempuannya yang bernama Daisy.

Penyanyi berusia 40 tahun tersebut menyebut pengalamannya sebagai “puncak kebahagiaan tertinggi”. Ia juga menyampaikan bahwa perjalanannya kali ini bukan hanya fisik, tetapi juga spiritual.

“Ini setara dengan meditasi,” ujar Perry. Dirinya turut menambahkan bahwa selama perjalanan ini, ia merasa sangat terhubung dengan dirinya sendiri dan energi feminin semesta.

Pada minggu sebelum keberangkatan pesawatnya, Perry menyatakan telah bersiap dengan cara mendengarkan audiobook “Cosmos” oleh Carl Sagan dan juga membaca berbagai sumber tentang teori string.

“Saya selalu tertarik pada astrofisika dan astronomi, astrologi, dan bintang-bintang,” ungkapnya kepada

Associated Press

sebagaimana dikutip

KompasTekno

dari

The Guardian,

Selasa (15/4/2025).

Perry menambahkan bahwa kami semua tersusun dari debu bintang dan semuanya berawal dari bintang.

Roket otonom

Dalam perjalanan pendek kali ini, hal yang mencolok adalah roket Blue Origin berjalan dengan sistem otonomi penuh, tanpa membutuhkan awak, dan dikelola secara otomatis dari bumi.

Dua anggota tim pendukung misi, yaitu Crew Member Seven, bertugas menyediakan arahan langsung serta komunikasi dari pusat kendali selama pelaksanaan misi.

Berikut fakta menarik: Penerbangan ruang angkasa pertama dan terakhir yang mempunyai awak sepenuhnya berisi wanita telah terjadi sekitar 60 tahun silam.

Pada saat tersebut, Kosmonaut Soviet Valentina Tereshkova menjadi wanita pertama yang melaksanakan penerbangan tunggal ke ruang angkasa menggunakan pesawat Vostok 6.

Setelah penerbangan itu, tidak terjadi lagi misi ruang angkasa yang keseluruhan awaknya adalah wanita, walaupun demikian, wanita sudah banyak menyumbangkan pengetahuan dan pengalaman mereka pada sektor luar angkasa.

Industri wisata luar angkasa dianggap masih muda, oleh karena itu setiap misi peluncuran yang berhasil sangat berarti dalam membuktikan bahwa perjalanan antariksa pendek bisa dilaksanakan secara selamat.

Blue Origin dengan tegas menyatakan bahwa sebelum melaksanakan penerbangan komersial, setiap anggota awak harus mengikuti pelatihan berdurasi dua hari guna mempelajari prosedur keadaan darurat serta bersosialisasi dengan kondisi zero gravity.

Untuk mengambil penerbangan pendek menuju ruang angkasa, para peserta diharuskan membayar uang muka sebesar 150.000 dolar AS (setara dengan kira-kira 2,5 miliar rupiah) terlebih dahulu.

Walaupun harga pastinya untuk setiap tempat duduk belum diumumkan dengan detail, jumlah uang muka yang harus dibayarkan menunjukkan seberapa elit dan bernilai tinggi pengalaman perjalanan ruang angkasa tersebut.

Mendapat kritikan

Di belakang kegembiraan atas kesuksesan seorang selebritis melintasi atmosfir langit, muncul berbagai kritikan. Sejumlah kritikus menyebut hal tersebut hanya sebagai perjalanan wisata ruang angkasa dan bukan misi penelitian ilmiah.

“Seorang bintang film tidaklah menjadi wakil bagi seluruh umat manusia; mereka menjelajahi ruang angkasa dengan motif pribadi masing-masing,” ungkap Dr. Kai-Uwe Schrogl, penasihat istimewa dalam bidang politik pada Badan Antariksa Eropa, kepada

BBC News

.

“Penerbangan ini sangat berarti dan mengundang rasa ingin tahu, namun sepertinya juga dapat memicu ketidaknyamanan bagi para ahli luar angkasa. Kami mendekati perjalanan ruang angkasa sebagai sarana untuk kemajuan ilmiah, pengembangan pengetahuan, serta manfaat umat manusia,” ungkap Schrogl.

Perjalanan ini mendapat respons bervariasi di media sosial, mulai dari pujian sampai ejekan. Beberapa orang menamainya “Versi Luar Angkasa dari Real Housewives”, sedangkan sebagian lainnya dengan antusias menyambut partisipasi wanita dalam tugas berbahaya tersebut.

Dinilai merusak lingkungan

Pertumbuhan dalam bidang penerbangan ruang angka komersial juga menimbulkan keprihatinan mengenai efek samping pada lingkungan, terlebih lagi terhadap kondisi iklim serta lapisan ozon planet kita.

Para ahli percaya bahwa pelunciran roket berkali-kali bisa menambah tekanan terhadap lapisan atmosfir. Gas hasil pembuangan dari mesin roket dikenal memiliki potensi untuk mengacaukan stabilitas iklim dan mungkin juga mempercepat proses pemasaran ozon di stratosfer.

Blue Origin, melalui halaman webnya yang berjudul “Menjaga Bumi”, menyatakan bahwa roket New Shepard memproduksi hanya asap air tanpa adanya emisi karbon selama proses pembakaran mesinnya.

Walaupun demikian, uap air tidak berarti tanpa risiko. Menurut Professor Kimia Eloise Marais dari University College London, uap air yang dikeluarkan ke bagian atas atmosfer masih dianggap sebagai gas rumah kaca.

Dia juga menyebutkan bahwa adanya benda tersebut dalam lapisan stratosfir dapat memengaruhi komposisi kimianya, melemahkan lapisan ozon, dan menciptakan awan yang memiliki dampak terhadap sistem iklim global.

“Perubahan ini mempengaruhi kimia di lapisan stratosfer, menyebabkan penebalan lapisan ozon berkurang, serta menciptakan awan yang dampaknya terasa pada iklim,” jelas Eloise Marais.

Ahli juga menekankan bahwa makin banyak peluncuran roket yang dijalani, akan meningkat pula bahaya kerusakan pada mekanisme pertahanan planet kita seperti kulit ozone.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *