Your cart is currently empty!
Volvo Cars sedang menghadapi tantangan. Meskipun pada tahun lalu mereka meraih rekord penjualan dan laba, perusahaan otomotif asal Swedia tersebut sekarang harus menerapkan penghematan biaya agar dapat mempertahankan posisinya. Hal itu disebabkan oleh laporan hasil operasional kuartal pertama tahun ini yang menunjukkan performa kurang optimal.
Secara singkat, semua kondisi ini tergolong dalam kategori risiko tinggi ketika dibandingkan dengan masa serupa tahun sebelumnya. Penerimaan penghasilan mengalami penurunan 11,7%, sementara keuntungan operasional (tanpa mempertimbangkan investasi bersama dan perusahaan afiliasi) menurun sebesar 72%; demikian pula, keseluruhan laba operasional jatuh sebanyak 59%. Di lain pihak, volume penjualan mobil secara global juga menderita kemerosotan 6% menjadi angka 172.219 unit.
Untuk mencoba memperbaiki keadaan,
Volvo
mengimplementasikan pengurangan biaya yang signifikan senilai $1,87 miliar (SEK 18 miliar).
Penyusutan biaya ini bakal melibatkan pemberhentian karyawan serta penurunan investasi melebihi apa yang telah diplot sebelumnya.
Perusahaan pun sudah mengambil kembali pedoman finansial mereka untuk periode dua tahun mendatang seiring upaya mereka dalam menganalisis pengaruh perlambatan penjualan, tariff yang bakal hadir, serta perilisan model baru.
“Håkan Samuelsson, CEO, mengatakan bahwa industri otomotif saat ini berhadapan dengan masa sangat menantang dengan hambatan-hambatan yang tak pernah ada sebelumnya,” katanya.
Volvo
Cars.
Dalam beberapa pekan terakhir, saya berkolaborasi dengan tim manajemen serta karyawan lainnya guna merancang suatu skema yang bertujuan memperkuat posisi perusahaan. Walaupun arah strategis kita sudah ditentukan, masih dibutuhkan peningkatan pada aspek pencapaian hasil.
Volvo menyampaikan bahwa kebanyakan efek dari rencana tersebut bakal kelihatan pada tahun 2026. Walau begitu, pengurangan beban biaya tak melulu menjadi perubahan tunggal yang muncul. Perusahaan otomotif itu berencana untuk mereorganisasi aktivitasnya di Amerika Serikat dengan mendirikan area distribusi baru bernama Amerika, yang menjangkau AS, Kanada, serta pasaran di Amerika Latin.
Mike Cottone, pemegang jabatan kepala operasional Volvo untuk AS dan Kanada, akan pensiun usai lebih dari dua dekade berkontribusi pada perusahaan itu, sedangkan posisi tersebut bakal digantikan oleh Luis Rezende dalam menjabat pimpinan area Amerika yang telah dibentuk kembali.
Di samping itu, pabrikan otomotif dari Swedia ini mengurangi aktivitasnya di Eropa hingga menjadi yang terendah dalam hierarki prioritas, dengan penekanan utama berada di pasar Amerika Utara dan Greater China. Wilayah yang ditempatkan sebagai prioritas terakhir adalah Eropa serta RoW (Rest of the World).
Bicaralah tentang China, Volvo bercita-cita merilis varian plug-in hybrid dengan jangkauan panjang pertamanya di negara tersebut segera. Kendaraan ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Februari lalu saat perusahaan otomotif itu memaparkan rancangan produk mereka untuk tahun ini, termasuk EX30 Cross Country, ES90 serta versi terbaru dari S90.
Pekan lalu, Volvo Cars melepas jabatan CEO dari Jim Rowan dan mengganti posisinya dengan Håkan Samuelsson, orang yang sempat menduduki posisi tersebut sebelum Rowan. Samuelsson kembali membimbing perusahaan asal Swedia ini saat penggunaan Platform Scalable Product Architecture (SPA) dimulakan. Arsitektur ini telah menjadi fondasi untuk hampir setiap model Volvo dalam sepuluh tahun terakhir, mencakupi SUV XC90 dan XC60, serta sedan S60 dan S90.
Leave a Reply