Rhenald Kasali Mundur dari Presiden Komisaris PT Pos

AsahKreasi.CO.ID, JAKARTA – Profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Rhenald Kasali, telah mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Presiden Komisioner di PT Pos. Ia menjabat dalam posisi tersebut selama empat tahun terakhir.

“Sejak tanggal 20 April kemarin, saya telah menyudahi keterlibatan saya,” ungkap Rhenald saat memberikan pernyataan pers di Jakarta pada hari Minggu, 27 April 2025. Dalam konteks akademik dan profesional, Rhenald terkenal sebagai seorang ahli serta praktisi bidang bisnis.

Sepanjang masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rhenald telah menempati beberapa jabatan krusial dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia dikenal sebagai mantan presiden komisaris di PT Telkom serta PT Angkasa Pura 2. Ia menyatakan, “Empat tahun di BUMN seperti PT Pos sudah mencukupi. Akan ada tantangan baru setelahnya.” Komentar tersebut disampaikan olehnya saat berada di Rumah Perubahan.

Ia menyatakan pada kesempatan ini menerima tugas baru di bidang perdagangan global. Hal itu menjadi alasan utama dia berhenti dari PT Pos. “Saat ini kami sedang mengurus beberapa firma besar dengan skala luar biasa serta proyek-proyek penting, sehingga memerlukan fokus ekstra,” ungkap Rhenald.

Ketika Rhenald datang, PT Pos merasakan tekanan.

cash flow

, SDM

obselete,

Dan layanan pos telah ditinggalkan oleh para pelanggan. Saat ini, perusahaan tersebut telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan logistik dan sukses mencatatkan keuntungan. Akan tetapi, tantangannya sebagian besar tenaga kerja merupakan pegawai pos yang biasanya hanya menghabiskan waktu dengan melayani di counter-counter pos.

Karenanya, teknologi tersebut diciptakan beserta kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Menurutnya, di masa mendatang,

cash flow

Masih perlu mendapat perhatian, peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia yang belum optimal karena banyak pemimpin hanya memiliki pendidikan SMA namun mengelola para lulusan sarjana, hal ini pun harus cepat diperbaiki.

“Eksekutif perlu beroperasional melalui sistem meritokrasi,” tutupnya setelah diskusi. Di samping itu, pasti ada aspek branding dan pengelolaan yang penting,” kata Rhenald.

Artikel menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *