Warren Buffett Mengumpulkan Dana Terbanyak, Ahli Bicara Soal Menabung versus Berinvestasi


AsahKreasi

– Warren Buffett, sang investasi legenda dan juga CEO dari Berkshire Hathaway, kini memiliki puncak jumlah dana tunai tertinggi dalam riwayat perusahaannya. Akan tetapi, pakar keuangan menekankan bahwa tindakan Buffett tidak semestinya dicontoh langsung oleh investor perseorangan.

Pada tahun 2024, Berkshire Hathaway dilaporkan memiliki dana tunai sebesar 334 miliar dolar Amerika Serikat. Namun, dalam surat yang ditujukan kepada para pemegang saham bulan Februari kemarin, Warren Buffett menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung untuk berinvestasi pada bisnis utama mereka daripada hanya mempertahankan aset likuid tersebut.

“Berkshire sama sekali tidak akan memilih memilikiaset berupa uang tunai dibandingkan dengan mengontrol bisnis yang berkualitas, entah itu penuh atau sebagian,” tulis Buffett.

Dalam situasi ketidaktentuan ekonomi, para pemain investasi sering kali tergiur untuk mengumpulkan jumlah uang tunai yang lebih besar. Menurut data dari Investment Company Institute, total aset di pasar uang meningkat menjadi sebesar 6,88 triliun dolar Amerika Serikat pada minggu hingga akhir bulan April 2025.

Namun, ahli keuangan menegaskan bahwa menyimpan terlalu banyak uang tunai bisa memberi dampak negatif secara jangka panjang.

Portofolio 60/40 Tetap Unggul

Menurut laporan CNBC, analisis JPMorgan Asset Management menyebutkan bahwa portofolio konvensional dengan komposisi 60% saham dan 40% obligasi secara konsisten lebih unggul daripada penyimpanan uang tunai dalam periode waktu yang lebih lama.

Jack Manley, pakar pasar global di JPMorgan, menyatakan bahwa berdasarkan data antara tahun 1995 sampai 2024, portofolio 60/40 berhasil melampaui performa kas sebesar kurang lebih 65% untuk periode satu bulan, 75% untuk enam bulan, serta 80% untuk setahun penuh. Selama rentang waktu dua belas tahun tersebut, portofolio ini secara konsisten memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kas.

Akan tetapi, keraguan di pasaran biasanya mendorong investor untuk lebih senang menimbun uang tunai.

Mengutip Manley, ketika para investor mengalami panic dan bertindak atas dasar emosi, umumnya mereka akan beralih ke bentuk aset yang lebih likuid seperti kas.

Membuat Rencana Simpanan dan Berinvestasi

Sepanjang reli saham pada tahun 2024, portofolio dengan rasio 60/40 mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 15%, berdasarkan laporan dari Morningstar. Di sisi lain, portofolio yang diinvestasikan dalam 11 jenis aset berbeda, termasuk saham negara berkembang, emas, serta properti, hanya bertambah sekitar 10%.

Pada tahun ini, portofolio dengan variasi yang lebih luas ternyata mampu bertahan terhadap goncangan pasar, utamanya disebabkan oleh peningkatan harga emas sebesar 32%. Selain itu, komoditas, surat hutang internasional, serta real estat juga memperlihatkan performa superior jika dibandingkan dengan indeks saham Amerika Serikat.

Menurut Amy Arnott, seorang pakar perencanaan portofolio dari Morningstar, di saat suku bungan naik, uang tunai malah menjadi instrumen diversifikasi portofolio yang lebih efektif dibandingkan dengan surat utang negara.

Meski demikian, Arnott menggarisbawahi bahwa lebih baik memfokuskan alokasi uang tunai pada dana darurat atau keperluan mendesak dalam rentang waktu dua tahun akan menjadi pilihan yang tepat. Untuk para pelepas kewajiban kerja, disarankan agar mereka menyimpan uang tunai senilai satu sampai dua tahun dari pengeluaran yang dibutuhkan untuk portofolionya.

Jangan Khawatir Ketika Memodifikasi Rencana Investasi Anda

Arnott menegaskan bahwa ketidaktentuan di pasaran tidak seharusnya menjadi alasan untuk membuat perubahan besar-besaran dalam penempatan aset.

“Jika alokasi aset Anda sudah sesuai dengan jangka waktu dan tujuan investasi, sebaiknya hindari perubahan besar hanya karena kondisi pasar saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Adrianna Adams, perencana keuangan bersertifikat di Domain Money, menambahkan bahwa memiliki posisi kas yang cukup membuat investor lebih percaya diri.

Namun, bagi mereka yang sudah memiliki dana darurat, uang ekstra sebaiknya diinvestasikan.

“Menyimpan uang tunai untuk tujuan jangka panjang bukanlah pilihan yang saya sarankan. Hanya jika dana tersebut akan digunakan dalam waktu dua tahun mendatang, maka lebih baik disimpan sebagai kas,” ungkap Adams.

Adams merekomendasikan untuk kondisi mendesak, gunakanlah akun tabungan bunganya tinggi. Bagi yang termasuk dalam kategori perpajakan tingkat tinggi, pertimbangkan juga investasi pada dana pasar uang yang didasarkan pada surat utang lokal sebagai alternatifnya.

municipal money market funds

) guna menurunkan tarif pajak terhadap bunga.

Artikel menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *