Skip to content

Bagaimana Rasanya Hidup dengan Anxiety?

Pernahkah Anda merasa bahwa lingkungan sekeliling terus berputar pesat sedangkan di dalam hati Anda menyimpan ketidaknyamanan yang sukar diceritakan? Itulah kurang lebih pengalaman orang yang memiliki kecemasan. Saya pribadi, sebagai salah satu individu yang telah dan tetap menjalaninya, ingin menceritakan tentang hal-hal yang kerapkali saya alami serta cara-cara untuk bersikap damai dengan situasi tersebut.

1. Perasaan Khawatir yang Muncul Tanpa Alasan

Bayangkan Anda sedang berada dalam suatu ruangan yang sunyi, tak merasakan adanya ancaman apapun namun detak jantung Anda menjadi sangat kencang, napas pendek, serta otak penuh dengan gambaran-gambaran negatif yang absurd. Sama seperti pengalaman saya sendiri. Terkadang, perasaan khawatir ini muncul tiba-tiba tanpa ada penyebab spesifik. Seperti ada saklar tertentu di kepalaku yang memicu alarm padahal pada dasarnya situasi aman-aman saja.

2. Pikiran Berlebihan yang Melemahkan Tenaga

Menurut pendapatku, merenungi terlalu banyak merupakan hal biasa dalam keseharian. Sering kali aku membayangkan kembali obrolan ringannya, cemas apakah sudahkah kata-kata yang kuucapkan tepat. Bahkan pilihan sederhana semacam menentukan pakaianan apa untuk dikenakan atau harus membalas chat tersebut dapat menyebabkan keraguan serta ketakutan muncul. Gugus pikiran itu ibarat putaran tanpa akhir yang sangat melemahkan baik secara mental maupun fisikal.

3. Kekhawatiran Berlebihan terhadap Pengabaian

Saat rasa cemas melanda, hal-hal kecil semacam ekspresi wajah seseorang dapat terasa seperti celaan pedas. Terkadang saya merasa kurang mampu atau khawatir akan menyusahkan orang lain. Rasa takut ditolak atau gagal mencapai kesempurnaan membuat saya menjauh dari lingkungan sosial meskipun pada dasarnya saya benar-benar berkeinginan untuk bergabung.

4. Tanda-tanda Fisik yang Jelas

Kecemasan tak melulu berhubungan dengan pemikiran saja. Kondisi fisiknya pun dapat dirasakan secara signifikan: rasa tertekan di dada, telapak tangan basah oleh keringat, kepala pusing, serta kesulitan dalam bernafas kerapkali muncul. Terkadang, perasaan tersebut mirip dengan gejala serangan jantung, meski sebenarnya itu hanyalah serangan kecemasan. Saat tubuh dan otak tampak bertarung layaknya musuh, memusatkan perhatian pada hal lain menjadi suatu tantangan yang sungguh sulit.

5. Kehilangan Keberanian dalam Mencari Pertolongan

Dulunya, saya merasa sungguh canggung ketika harus menceritakan perasaan yang sedang dialami. Saat usaha itu dilakukan dan penjelasan disampaikan ke pihak lain, tanggapannya kerap menjadi seperti ini: “Lu piknik amat deh,” atau “Gampangkan, gausah mikirin.” Sebenarnya jika ada cara mudah untuk menghindari hal tersebut tentu telah dicobanya. Bantuan serta dukungan yang pas dari mereka-mereka di lingkaran sosial benar-benar membuat proses pembukaan diri lebih dapat dimengerti.

Bagaimana Saya Menyelaraskan Diri dengan Kecemasan


Mengatasi kecemasan tidak selalu jalan yang ringan, namun saya menyadari bahwa ini bukanlah penutup dari semua kesulitan. Inilah sejumlah cara yang membantu saya:

1.

2.

3.

4.

1. Melakukan Latihan Kesadaran: Usaha saya adalah dengan berfokus pada kejadian di sekarang. Metode bernapas yang mudah dapat mendukung saya dalam meredakan diri ketika serangan kecemasan melanda.

2. Mendiskusikan Dengan Pihak Yang Dipercayai: Saya mengambil langkah untuk tidak menahan segalanya sendirian. Menceritakan hal ini kepada sahabat, keluarga, atau psikolog membawa ketenangan pikiran.

3. Mengakui Keterbatasan Diri: Usaha saya adalah untuk memahami bahwa tak perlu segalanya mencapai kesempurnaan. Terkadang, melaksanakan dengan sebaik-baiknya saja sudah merupakan pencapaian yang besar.

4. Mengurangi Beban Pikiran: Menulis jurnal memungkinkan saya mengeluarkan semua hal dari dalam kepala. Ketika sudah tertulis, pemikiran tersebut tampak lebih rapi dan kurang menyeramkan.

Kecemasan tak akan lenyap begitu cepat. Ini merupakan proses panjang untuk mengetahui siapa kita sebenarnya dan bagaimana cara mengelolanya. Bila Anda juga mengalaminya, sadarilah bahwa Anda tidak sendirian. Sangat penting bagi Anda untuk memiliki ruang dan waktu guna berkembang, jangan sungkan pula mencari pertolongan apabila dibutuhkan. Kami semua tengah berperang melawan ini, dan itu wajar kalau terkadang rasanya kurang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *