AsahKreasi
,
Jakarta
– Mesir berencana merombak sejumlah aturan dalam wilayah tersebut.
Piramida
Giza
.
Satu dari tujuan wisata terkenal di Mesir sering dikunjungi oleh jutaan turis tiap tahunnya. Tetapi, banyak pengunjung merasakan kejadian kurang menyenangkan ketika mereka berkunjung ke tempat bersejarah UNESCO tersebut.
Ketidakseimbangan antara jumlah pengunjung dan operator tur yang cukup menjadi masalah. Malah, para operatormenampilkan sikap agresif terhadap wisatawan. Ditambah lagi dengan manajemen yang kurang baik serta adanya dugaan penelantaran atau kekerasan terhadap binatang.
Mesir
merencanakan untuk memperbaiki aturan dan manajemen menjadi lebih baik, dengan anggaran senilai USD51 juta atau kira-kira Rp 860 miliar.
Keluhan dari para penyedia jasa wisata berkelana dengan menggunakan kuda atau unta
Namun, upaya perbaungan itu memulai jalannya dengan cukup tertatih. Operator tur kuda dan unta menyuarakan ketidaksetujuan mereka dengan mencekal akses kendaraan, selama percobaan area masuk baru di Jalanan Fayoum Utama. Area masuk ini bertindak sebagai pengganti gerbang sejarah di samping Marriott Mena House, tempat kerap kali terjadi kemacetan serta padatnya arus lalu lintas.
Petugas wisata kuda dan unta menggelar protes atas perpindahan lokasi parkir ke daerah baru, dianggap terlalu jauh.
Jauh dari gerbang utama sehingga membuat para pengunjung kesulitan menemukan penumpangnya. Alasannya di relocasi adalah sering kali merampok serta kurang menghormati tamunya.
(Note: There seems to be an error in your original sentence as “penumpang” means passenger which doesn’t make sense when talking about tourists being rude too. I have assumed you meant ‘rob’ instead of using the word ‘pemerasan’ (extortion) since both actions were mentioned.)
Pendiri Orascom Telecom Holding dan Orascom Investment Holding, Naguib Sawiris, yang bertanggung jawab atas proyek renovasi Piramida Giza, merespons keluhan dari para operator wisata kuda dan unta lewat platform X.
Euronews
.
Peringatan untuk tidak menggunakan layanan wisata berbasis binatang
Jason Baker, wakil presiden dari PETA Asia, menyebut ada bukti bahwa perlakukan kekerasan seperti pemukulan, tendangan, pemasukan cambuk, serta biarkan kuda dan unta kelaparan sering dilakukan secara rutin di sekitar area piramida. Ia juga mendorong para pelancong agar tidak menggunakan layanan agen perjalanan yang melibatkan binatang tersebut.
Hewannya dikendarai sampai meninggal dunia dan setelah itu dibuang layaknya sampah di luar pagar. Piramida Giza harus mencerminkan kecantikan serta sejarah Mesir – tidak boleh menjadi tempat penyiksaaan binatang.
Yang tidak terkontrol. Pemerintah Mesir perlu mengambil tindakan untuk membebaskan hewan-hewan yang menderita tersebut dari Giza,” ujarnya.
10 Monumen Kuno Mesir Yang Menarik Perhatian, Bukan hanya Piramida Giza