Menakjubkan dan sarat dengan inspirasi! Lucy Guo, sang founder dari perusahaan teknologi Scale AI, kini telah tercatat menjadi wanita miliardder termuda global. Keberhasilannya mengantarkan kekayaan bersih hingga US$1,3 Miliar atau setara dengan kurang lebih Rp20,8 Triliun pada bulan April tahun 2025.
Tokoh Lucy dengan tegas menjadi inspirasi penting bagi kalangan muda, terutama wanita yang bercita-cita masuk ke industri teknologi dan bisnis. Bagaimana gambaran dari Lucy Guo itu? Ayo kita telisik melalui profilenya dalam artikel di bawah ini, Bela!
Lucy Guo tumbuh besar di Fremont, California
Lucy Guo dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1994 dan dibesarkan di Fremont, California, oleh kedua orang tuanya yang merupakan imigran Tiongkok dan bekerja sebagai insinyur listrik. Walaupun datang dari latar belakang keluarga berbasis teknik, orangtua Lucy sebenarnya tidak yakin tentang ketertarikan putri mereka tersebut ke arah industri teknologi karena mereka merasa dunia ini akan memberi banyak hambatan bagi wanita.
Akan tetapi, Lucy sejak muda telah mengungkapkan ketertarikan yang sangat besar pada teknologi serta pemrograman, sampai di tingkat sekolah menengah dia pun sudah mulai merancang proyek-teknologi pribadinya.
Pendidikan yang dijalani oleh Lucy Guo
Melansir dari
Forbes
, Lucy Guo melanjutkan studi lanjutnya di Carnegie Mellon University, yang merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di sektor teknologi dan rekayasa di Amerika Serikat. Dia mengambil jurusan ilmu komputer serta fokus pada interaksi antara manusia dengan mesin (human-computer interaction) mulai tahun 2012 sampai 2014.
Akan tetapi, di tahun 2014, Lucy memilih untuk meninggalkan perguruan tinggi sesudah ditunjuk sebagai penerimanya.
Thiel Fellowship
, merupakan suatu kesempatan istimewa yang menyediakan hibah senilai US$ 100.000 (setara dengan Rp1,6 miliar) bagi pemuda-pemudi terpilih berbakat untuk mendirikan usaha mereka sendiri tanpa perlu menuntaskan pendidikan formalnya. Saat masih menjadi mahasiswa, Lucy rajin turut serta dalam bermacam-macam kompetisi hackathon dan kerap berhasil meraih juara.
Pengalamannya ini semakin meneguhkan ketertarikannya terhadap bidang tersebut.
startup
Dan teknologinya. Pilihannya untuk meninggalkan jalur pendidikan formal guna merintis jalan dalam bidang wirausaha ternyata sangat bijak, seperti ditunjukkan oleh keberhasilan yang dia capai selanjutnya, termasuk pembentukan Scale AI serta beberapa bisnis teknologi lainnya.
Perjalanan karier Lucy Guo
Setelah lulus dari Universitas Carnegie Mellon pada tahun 2014 setelah menerima Fellatio Thiel, Lucy Guo mulai meniti karirnya melalui masa internship di Facebook. Kemudian dia bergabung dengan Snapchat sebagai desainer wanita pertamanya dan ikut serta mengembangkan fitur Snap Maps.
Berikutnya, Lucy menjadi bagian dari tim Quora dan disitulah dia berkenalan dengan Alexandr Wang. Hubungan mereka ini akhirnya menginspirasi pembentukan Scale AI. Tahun 2016, Lucy serta Alexandr membangun Scale AI, yaitu suatu perusahaan teknologi yang menawarkan jasa pengolahan data bagi pelatihan sistem kecerdasan buatan (AI).
Perusahaan ini mengalami pertumbuhan signifikan, khususnya disebabkan oleh peningkatan permintaan industri akan data bermutu tinggi guna melatih artificial intelligence. Tahun 2021 menjadi titik penting bagi Scale AI dengan nilai pengukuran mereka menyentuh angka USD7,3 miliar atau setara Rp123,17 triliun. Walaupun Lucy telah keluar dari bisnis tersebut pada tahun 2018, dia masih memiliki lebih sedikit dari 6% saham, menjadikannya salah satu wanita muda paling makmur dalam ranah teknologi.
Setelah meninggalkan Scale AI, Lucy meluncurkan Backend Capital di tahun 2019, perusahaan venture capital yang berfokus pada pendanaan putaran awal untuk startup.
startup
Melalui Backend Capital, Lucy menginvestasikan dana ke beberapa startup yang akhirnya berkembang menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar, seperti halnya Ramp dan Pave.
Di bulan April tahun 2022, dia merintis Passes, yaitu sebuah platfom Web3 yang menyatukan teknologi kecerdasan buatan demi membantu para pencipta dalam mengejar monetisasi kontennya lewat metode berlangganan, pesan terenkripsi, serta elemen interaksi tambahan. Di permulaan tahun 2024, Passes berhasil menggalang dana seri A sebesar US$40 juta atau setara dengan Rp674,92 miliar dari beberapa penanam modal besar semacam Bond Capital.
Keberhasilan serta kekayaan milik Lucy Guo
Lucy Guo merupakan salah satu individu muda dengan pengaruh luar biasa dalam bidang teknologi. Dia berhasil merintis jalannya menjadi seorang pebisnis dan pemodal ventura. Pada paruh pertama tiga puluhan, dia sudah menyusun harta kekayaan signifikan, utamanya melalui kepemilikan sahamnya di perusahaan Scale AI dan beberapa penempatan modal pada industri teknologi.
Di tahun 2022, Forbes mengestimasi bahwa kekayaannya melampaui angka USD400 juta (setara Rp6,75 triliun), dan pada tahun berikutnya dia menempati posisi ke-76 dalam daftar “Women’s Self-Made Wealthiest Americans” dengan aset bersih senilai USD360 juta (sekitar Rp6,07 triliun).
Lucy saat ini bertempat tinggal di Miami, Florida. Dia terkenal sebagai warganegara Amerika Serikat yang sukses mengembangkan kekayaannya sendiri dan mendapat peringkat ‘Self-Made’ 8 dari 10 menurut Forbes.
Pada bulan April 2025, puncak penghargaan atas pencapaian karirnya tiba saat majalah Forbes menunjukkan bahwa kekayaan bersih Lucy Guo telah meningkat menjadi sebesar USD1,3 miliar (setara dengan Rp20,8 triliun). Hal ini membuat dia dikenal sebagai salah satu milyarder termuda dan bahkan melewati posisi Taylor Swift untuk menjadi wanita termuda yang masuk dalam deretan orang-orang berpenghasilan sendiri secara independen di seluruh dunia. Meskipun demikian, sumbangan nyata Lucy bukan hanya dapat dinilai dari segi harta benda saja, tetapi juga bagaimana ia memengaruhi lingkungan teknologi serta industri pembuat konten digital.
Dengan Passes, suatu platform Web3 yang didirikannya, Lucy menggerakkan inovasi di bidang monetisasi konten serta penerapan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu para pembuat digital. Gaya kepemimpinannya yang maju dan visinya menjadikannya seorang pendobrak dalam merancang ekonomi digital yang lebih terbuka dan lestari.
Lucy Guo sering kali mengunggah aktivitasnya di Instagram dengan nama akun @guoforit
Lucy Guo terkenal karena keaktifannya di media sosial, khususnya lewat akun Instagram miliknya sendiri.
@guoforit.
Lucy menceritakan sejumlah kegiatan yang dia lakukan, meliputi pengalamannya sebagai pembicara dalam beberapa konferensi teknologi terkemuka, antara lain Hack the North di Universitas Waterloo, acara FORBES, serta Konferensi Perempuan Berpengaruh versi FORTUNE.
Figur yang ahli dalam menjadi DJ ini pun tampak bekerja sama dengan beberapa brand internasional, termasuk Louis Vuitton, Cartier, dan Gucci. Kehidupan Lucy yang seru, dapat dilihat melalui postingannya ketika dia mengunjungi sejumlah tempat wisata indah di seluruh dunia, seperti saat merasakan pesona pantainya atau naik pesawat jetsnya sendiri.
Itulah profil Lucy Guo yang menunjukkan bukti nyata bahwa impian besar dapat direalisasikan selama didukung oleh keberanian, pemikiran kreatif, serta usaha keras. Jika Anda memiliki informasi tambahan, jangan ragu untuk berbagi melalui kotak komentar ya, Bela!