JAKARTA, AsahKreasi
– Implementasi sistem transaksi elektronik, kode QR standar Indonesia (QRIS), semakin berkembang dan menyebar luas walaupun pernah mendapat protes dari Amerika Serikat (AS).
Berikut ini informasi penting: Dalam Laporan Nasional Estimasi Perdagangan (National Trade Estimate/NTE) tahun 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri yang dirilis tanggal 31 Maret 2025, Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (Office of the United States Trade Representative/USTR) mencatat bahwa QRIS dan GPN menjadi hambatan bagi perdagangan digital dan elektronik mereka, dengan potensi dampak signifikan terhadap operasional perusahaan-perusahaan di AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta menyebutkan bahwa BI berencana untuk mengeraskan penerapan sistem pembayaran menggunakan QRIS di luar negeri agar transaksi lintas batasan dapat dilakukan hanya dengan pemindaian kode QR dan tidak lagi diperlukan konversi mata uang.
Saat ini, sistem pembayaran QRIS antar negara telah diterapkan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Tak lama lagi, QRIS juga bakal dapat digunakan di Jepang, India, serta Korea Selatan.
“Bagi yang telah mengantre, kami akan segera mengejar Jepang, India, serta Korea Selatan. Mungkin saja di masa depan melibatkan China dan juga Arab Saudi,” katanya pada konferensi pers, Rabu (23/4/2025).
Dengan peningkatan implementasi QRIS, jumlah pemakai sistem ini meningkat mencapai 56,3 juta pengguna di kuartal pertama tahun 2025.
Jumlah pedagang yang memanfaatkan sistem QRIS meningkat menjadi 38,1 juta pedagang, di antaranya kebanyakan adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Jumlah transaksinya telah menyentuh 2,6 miliar transaksi dengan nilai total sebesar Rp 262,1 triliun,” ujar Fili.
Bukan hanya itu saja, Bank Indonesia (BI) pun telah merilis fitur terbaru yaitu QRIS Tap pada tanggal 14 Maret kemarin. Fitur QRIS Tap ini bertujuan untuk mempermudah transaksi dalam membayar tiket beragam moda transportasi publik.
Pada saat ini, teknologi pembayaran dengan menggunakan Near Field Communication (NFC) sudah diterapkan di MRT Jakarta, Transjakarta, Damri, selain itu juga ada beberapa rumah sakit, gerai retail, dan area parkir yang menggunakannya.
Sampai tanggal 16 April 2025, QRIS Tap sudah diadopsi oleh 20,8 juta konsumen serta 1,44 juta pedagang. Jumlah total transaksinya adalah 42,9 juta dengan nilai keseluruhan senilai Rp 3,24 miliar.
“Ini memang proses berkelanjutan, di masa depan kami akan terus mengembangkan hal tersebut untuk semua jenis transportasi, termasuk Damri, MRT, LRT, serta KRL,” katanya.
Di kesempatan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyinggung bahwa sistem QRIS ini menganut standar internasional dan telah dijalankan pula oleh beberapa negara lainnya.
Bank Indonesia menciptakan sistem QRIS bersama sektor perbankan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, serta pengerjaannya disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada.
“Penerapan Standar Global European Master Visa inilah yang menjadi dasar bagi QR Indonesia Standard, lalu kami menambahkan beberapa kode khusus untuk Bahasa Indonesia sesuai dengan Standard Nasional. Inilah bahasanya standar QR yang digunakan di Indonesia,” terang Perry.
Kehadiran QRIS diharapkan bisa memperkuat inklusi keuangan bagi penduduk Indonesia sampai ke berbagai ujung negera bahkan luar negri.
” Sangat membantu dalam mengubah masyarakat menjadi lebih digital, terutama untuk mencakup perekonomian dengan tujuan efisiensi serta meningkatkan kesejahteraan orang banyak,” ungkap Perry.